Bab 15. Desiran Rasa Yang Aneh

5 3 0
                                    

Vote & Comment

.....................

.

.

" Entah perasaan apa yang terpatri dihatiku saat ini, desiran rasa yang sungguh aneh, meminta petunjuk pada sang maha yang membolak-balikkan hatilah keputusan yang sangat tepat. Tak ingin terjebak dalam perasaan aneh ini yang membuatku teramat bingung "

~Alwi Manras Abraham~

**

Sepulangnya dari Aya Sofya, Alwi merebahkan tubuhnya di kasur penginapan, perasaan aneh yang tiba-tiba muncul yang membuatnya bingung beriringan dengan perasaan kecewa. Kecewa karena tidak mengetahui namanya, Alwi sadar ini semua salah karena ia memikirkan seseorang yang bukan mahramnya, tapi desiran-desiran perasaan aneh itu yang membuatnya bingung disaat yang sama.

Alwi sontak menggeleng-gelengkan kepalanya pelan dan bangkit dari kasur menuju meja yang tak jauh dari tempat tidurnya, menarik kursi dan duduk didepan meja itu sembari membuka ide-ide yang telah ia tuliskan dibuku catatannya itu.

Keputusan untukku menjadi penulis sudah mantap, sepertinya buku pertama adalah kisahku sendiri, batin Alwi tersenyum sambil membuka setiap ide yang didapatkannya di Aya Sofya tadi.

Apa kita bakal ketemu lagi ? sepertinya tidak, pertemuan-pertemuan itu hanya sebuah kebetulan yang tak disengaja, batin Alwi lagi.

Tok..tok..tok..

Seseorang mengetuk pintu kamar inap Alwi, ia pun berdiri dari duduknya membuka pintu kamar. Ternyata seorang pelayan penginapan yang membawa makanan pesanan Alwi, ia memutuskan untuk makan di penginapan saja siang ini, karena ingin menyusun kerangka ide yang telah di perolehnya.

" Terimakasih atas makanannya, " ucap Alwi dalam bahasa Turki, dengan kembali belajar bahasa Turki Alwi kembali menguasai bahasa itu walaupun belum lancar seperti saat ia kuliah disini.

" Terimakasih kembali tuan, " balas pelayan pria itu.

Belum sempat beranjak dari depan pintu kamar, pandangan Alwi tertuju pada seorang perempuan berjilbab yang seperti kebingungan dilorong penginapan.

" Perempuan itu kenapa Mas ? " Tanya Alwi pada pelayan yang ada didepannya itu.

" Saya tidak tuan, saya tidak mengerti bahasa perempuan itu dan sepertinya dia juga begitu, " jelas pelayan itu.

Alwi penasaran bahasa apa yang digunakan perempuan itu. " Maaf, anda mencari apa nona ? " Tanya Alwi dalam bahasa Turki yang sedikit fasih ketika perempuan itu berjarak tak jauh dari mereka. Bukannya menjawab perempuan malah kelihatan bingung mau menjawab apa karena tidak mengetahui apa yang sedang ditanyakan Alwi. Pelayan pria yang berada di sebelah Alwi hanya mengangkat bahunya dan berpamitan pada Alwi untuk segera beranjak dari sana, dengan cepat Alwi langsung menarik baju pelayan itu.

" Ada apa tuan, ada yang anda perlukan lagi ? " Tanya pelayan itu terkejut karena bajunya ditarik oleh Alwi.

" Tidak ada, disini saja dulu sebentar, " jawab Alwi, pelayan itu hanya mengangguk menuruti. Yang membuat Alwi menahan pelayan itu karena perempuan yang kebingungan itu kini berjalan ke arah mereka, dan bisa-bisanya pelayan itu ingin meninggalkan mereka yang nantinya tinggal berdua.

Perempuan itu tak juga membuka suara, karena mungkin ia tidak tau untuk berucap seperti apa. Alwi pun berinisiatif meminjamkan ponselnya kepada perempuan itu dengan aplikasi  yang beberapa waktu lalu digunakannya untuk men-translate bahasa. Perempuan itu pun menerima dengan senang hati dan mengerti dengan maksud Alwi yaitu berbicara melalui aplikasi.

Di Dekap Purnama (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang