Vote & Comment
...................
.
.
" Mula dari awal perjalanan kehidupan, kita yang tentukan dan kita pula yang jalani. Dengan niat, dan izin Allah "
~Alwi Manras Abraham~
**
Setelah keluar dari dalam lift tatapan dan sikap hormat dari para karyawan tetap Alwi dapatkan. Alwi hanya menghela napas pelan melihatnya, dan beranjak menuju meja kerja Virsal sahabatnya." Sal, jangan lupa sebentar ada kajian yah " Ucap Alwi memberitahu. Virsal yang tengah berkutat dengan komputer yang ada di depannya tergelak dengan kedatangan Alwi, ia sontak berdiri dan menundukkan kepalanya.
" Sal, apa yang kamu lakukan " Ucap Alwi yang sontak kaget juga melihat apa yang dilakukan oleh sahabatnya.
" Di kantor dan di luar kantor beda Al " Ucap Virsal berbisik pada Alwi. Alwi hanya menghela napas pelan.
" Ya udah terserah deh " Ucap Alwi pasrah, sepertinya ia tidak bisa merubah apapun bahkan pada sahabatnya. " Aku tunggu di cafe Turki yang biasa yah " Tambah Alwi yang kemudian berlalu meninggalkan meja Virsal menuju basement.
**
Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang, setelah shalat dzuhur dan kemudian mengikuti kajian, Alwi dan Virsal kembali ke cafe Turki. Mereka berdua menuju lantai dua cafe yang menampakkan suasana kampus yang berada tak jauh dari tempat itu.
" Ini cafe bagus yah Al " Ucap Virsal membuka pembicaraan terlebih dahulu.
" Ini cafe rekomendasi dari ayahku, katanya dia sering datang ke cafe ini dengan temannya, katanya sih sahabat ayahku " Ucap Alwi menjelaskan, Virsal yang mendengarkan hanya mengangguk paham. " Itu kampus Naufal dan itu juga kampus ayahku dulu "
" Oh iya.. " Ucap Virsal sambil memandang kampus dari lantai 2 cafe.
" Sal, kamu tunggu disini dulu yah. Aku mau jemput Naufal dulu, soalnya dia lagi gak bawa mobil " Ucap Alwi dan akan berdiri dari duduknya.
" Iya tuan " Ucap Virsal.
Brukkk... Alwi langsung memukul meja cafe, Virsal sontak kaget dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya, beberapa pengunjung cafe memberikan tatapan bingung ke arah mereka.
" Terlalu kuat yah ? " Ucap Alwi dengan suara yang pelan, dengan sedikit kekehannya.
" Kamu apa-apaan Al, pakai pukul-pukul meja segala ? " Tanya Virsal bingung.
" Kamu sih, tuan, tuan. Tuan apaan " Jawab Alwi, Virsal pun hanya bisa terkekeh pelan. Beginilah jika mereka berdua diluar kantor, tapi saat berada di kantor Virsal begitu menghormati Alwi.
" Ya udah, aku pergi.. " Ucap Alwi kemudian beranjak keluar cafe menuju kampus untuk menjemput adiknya.
**
Lima menit Alwi menunggu di parkiran kampus, hingga yang ditunggu akhirnya datang. Kampus terlihat ramai dengan banyaknya mahasiswa-mahasiswi yang saling berbincang satu sama lain ada juga yang saling bercanda, sebagaimana kehidupan kampus tak lupa pula mahasiswa ataupun mahasiswi yang tengah belajar di taman kampus maupun di perpustakaan.
Melihat suasana kampus, Alwi jadi mengingat suasana semasa ia kuliah dulu di Istanbul. Iya, putra pertama Abi Fahreza Abraham ini kuliah di Istanbul menyelesaikam studi strata-1 & 2 nya di Istanbul, Turki.
" Udah lama Kak nunggunya ? " Tanya Naufal saat sudah berada di dalam mobil dan duduk di kursi samping kemudi.
" Baru 5 menit, hari ini Kakak jadi sopir kamu yah " Ucap Alwi kemudian menjalankan mobilnya keluar kampus menuju cafe tempat Virsal menunggu, Naufal hanya terkekeh pelan mendengar ucapan Alwi. " Udah makan ? " Tambah Alwi bertanya.
" Belum Kak, laper nih "
" Ok "
Mobil Alwi terparkir kembali di halaman cafe. Alwi begitu sangat menyayangi adiknya, memang begitu sewajarnya Kakak beradik harus saling menyayangi dan terkadang berselisih paham tapi tak berselang lama.
Alwi dan Naufal kini berjalan masuk ke dalam cafe tepatnya di lantai dua, nampak Virsal yang tengah menyesap cappuchino sembari memainkan ponselnya dengan kebab turki yang sudah ada di atas meja yang baru saja ia pesan, dua cappuchino juga sudah tersedia buat dua orang yang akan datang.
" Assalamu'alaikum, Kak Virsal " Ucap Naufal kemudian duduk di salah satu kursi.
" Wa'alaikumussalam. Masya Allah tuan muda satu lagi udah datang " Ucap Virsal sambil tersenyum tipis dengan sedikit kekehannya. Naufal mendengar ucapan Virsal hanya mengkerutkan keningnya bingung kemudian beralih menatap Kakaknya yang berada di kursi sebelah. Alwi yang mendapat tatapan bingung dari adiknya hanya mengedikkan bahunya seolah berkata hiraukan saja.
Naufal yang sudah sejak tadi merasa lapar langsung menyantap kebab turki yang sudah tersedia diatas meja dengan sesekali menyesap cappuchino nya.
"Nih lapar atau doyan sih Fal ? " Tanya Virsal.
" Dua-duanya Kak " Jawab Naufal dengan sedikit kekehannya. Alwi yang melihat tingkah adiknya itu hanya tersenyum tipis, apakah adiknya itu bisa memimpin perusahaan ?, pertanyaan itu yang sedari tadi ada di kepala Alwi saat tengah duduk memandangi adiknya yang sedang makan. Hal yang harus ia lakukan adalah percaya dengan kemampuan adiknya dengan cara mengajarkan beberapa hal pada adiknya.
" Aku rencananya pekan depan mau ke luar negeri, mau cari-cari inspirasi " Ucap Alwi, keduanya langsung beralih menatap Alwi. " Kamu mau ikut Sal ?, kamu jadi sekretaris aku " Tambah Alwi.
" Sekretaris apaan lagi nih Al ?, aku masih sibuk kerja di kantor pekan depan " Ucap Virsal sambil menyesap kembali cappuchino nya.
" Kakak ngapain diluar negeri ? " Tanya Naufal yang masih asik menyantap kebab turki.
" Hm. Kakak mau melakukan perjalanan Fal " Jawab Alwi.
" Perjalanan apa Kak ? terus yang pimpin perusahaan gantikan ayah siapa ? " Tanya Naufal.
" Kamu Fal " Ucap Alwi santai sembari menyesap cappuchino miliknya yang terlihat masih hangat dengan asap yang mengepul diatasnya.
" Uhukk, uhukk " Naufal langsung terbatuk mendengar ucapan Kakaknya yang terdengar santai tapi terasa berat di telinganya. Begitu juga dengan Virsal yang hampir menumpahkan minumannya karena terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Alwi.
"Al, kamu yang benar aja. Naufal belum tau apa-apa soal pimpin-memimpin perusahaan " Ucap Virsal tidak menduga apa yang dikatakan oleh sahabatnya.
" Iya Kak, kenapa jadi Naufal sih. Naufal gak mau " Ucap Naufal menyudahi makannya dan mengakhirinya dengan menyesap cappuchino nya.
" Nanti Kakak bakalan ajarin kamu sebelum Kakak pergi " Ucap Alwi. Naufal dan Virsal hanya menghela nafas tidak mengerti dengan apa yang ada dalam pikiran Alwi.
.
.
✏ ✏ ✏
Assalamu'alaikum. Alreaders.
Alhamdulillah. Bab 2.~^_^~
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Dekap Purnama (ON GOING)
SpiritualMenolak untuk menjadi pewaris perusahaan sang ayah, Alwi Manras Abraham berkeinginan untuk menikmati sesuatu dari usahanya sendiri dan merintisnya dari nol. Hingga akhirnya ia bertemu seorang wanita yang menjadi pendamping hidupnya Afrana Cynthia Al...