Vote & Comment
.....................
.
.
" Entah mengapa, di dalam hati seakan ada perasaan yang begitu aneh, apakah itu yang dinamakan dengan kekecewaan ? "
~Alwi Manras Abraham~
**
Angin malam kota Istanbul terasa dingin menyentuh dikulit, masuk melalui jendela penginapan Alwi. Perasaan sendu yang mengandung kekecewaan disana, yang dirasakan oleh Alwi sejak sore tadi. Mendapat info dari Ayahnya tadi sore mengenai batalnya perjodohan, antara dia dan anak teman Ayahnya, lebih tepatnya wanita yang akan dijodohkan dengannya menolak perjodohan itu, seperti itu penjelasan sang Ayah yang masih terekam di kepala Alwi hingga saat ini.
Alwi hanya menghembuskan napas pelan, sembari berjalan menuju balkon kamar penginapannya. Perlahan udara dingin itu menerpa wajah tampannya, dengan rambutnya yang di usik oleh anging.
Kekecewaan yang dirasakannya saat ini mungkin tidak sebanding dengan kekecewaan putri teman-teman ayahnya yang berapa kali akan di jodohkan dengannya namun ia menolaknya dengan alasan belum siap, dan pada akhirnya kini Alwi merasakan bagaimana menelan kekecewaan itu dalam-dalam. Alwi hanya berspekulasi bahwa mereka belum berjodoh, hingga Allah tidak mempertemukan mereka.
Alwi terhanyut dalam lamunannya memandangi kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang dari atas balkon kamar penginapan. Lamunannya pun buyar ketika mendengar dering ponselnya dengan nama yang tertera disana BIDADARI TANPA SAYAPKU.
" Assalamu'alaikum Bunda " Ucap Alwi.
" Wa'alaikumussalam putra Bunda. Bagaimana kabarnya nak ? " Tanya Bunda Alwi dari seberang sana.
" Alhamdulillah Alwi baik Bunda, baru juga tadi sore nanyain kabar, udah nanya lagi " Alwi terkekeh pelan.
" Sore ?, disini tadi masih siang sayang, sekarang ini baru sore. Jadi, Bunda tidak bisa nanyain kabar putranya Bunda nih ? "
" Maksudnya disini sore Bun. Ya boleh dong Bundaku sayang. Kalau Bunda ngambek, Alwi OTW Indonesia nih " Ucap Alwi terkekeh kembali. Terdengar juga tawa dari Bundanya di seberang sana.
" Oh iya, kamu tidak mau balik ke Indonesia dulu nak ? "
" Nanti Alwi lihat dulu yah Bun, Alwi mau flashback kan dengan kota ini dulu "
" Kamu ini ada-ada aja, flashback kan kok sama kota, sama perjodohan kamu dong yang berapa kali batal " Ucap Bunda dengan tawanya.
Mendengar ucapan Bundanya, Alwi hanya mengerucutkan bibirnya. " Bunda mah gitu. Itu namanya bukan jodoh Bun, jodoh di tangan Allah. Alwi hanya perlu memperbaiki diri, sampai jodoh Alwi datang kami sudah pantas untuk bersanding "
" Iya, iya deh putra Bunda. Udah dulu yah nak, Abi kamu bentar lagi pulang, Bunda mau masak dulu. Kamu yang sabar yah. Assalamu'alaikum "
" Iya Bunda, salam ke Abi Bun. Wa'alaikumussalam "
Sambung telpon pun terputus setelahnya. Alwi yang bermaksud datang ke negeri Al-fatih ini untuk melakukan perjodohan, berubah menjadi traveling seorang diri.
**
Pukul 08.30 PM
Afra kini tengah berkutat dengan laptopnya di ruang keluarga, mengurus urusan perusahaan. Karena beberapa berkas yang dikirim oleh sekretasrinya, berhubung dirinya tidak masuk kantor tadi, jadi ia meminta sekretarisnya Sarah untuk meng-handle semuanya dan mengirimkan kepadanya setelah itu.
Bram yang sedang menonton acara televisi, melihat putrinya yang tengah sibuk dengan berkas-berkas perusahaan ia hanya mengulas senyum.
" Udah cekatan yah urus perusahaannya " Ucap Bram yang masih melihat ke acara TV. Afra yang mengetahui Abinya berbicara kepadanya, ia pun tersenyum menanggapi.
" Iya dong Bi, putri siapa dulu "
Bram pun tertawa mendengar ucapan putrinya itu.
" Abi " Panggil Afra, kemudian meletakkan laptopnya di atas sofa dan mendekat duduk disebelah Abinya.
" Hm " Bram hanya bergumam mendengar panggilan dari putrinya.
" Jadi gimana tuh Bi, teman Abi marah yah Afra nolak perjodohan itu ? "
" Gak apa-apa, teman Abi gak marah. Teman Abi hanya prihatin sama putranya, selalunya nolak perjodohan, eh pas dia terima perjodohan malah dapat penolakan dari kamu "
" Kok bisa gitu sih Bi "
" Yah bisa, sekarang "
" Iya Bi, maksud Afra... "
" Maksud kamu apa, mau terima perjodohan itu yah ? " ledek Bram pada putrinya.
" Abi ih, nggak. Lagian, Afra belum siap Bi untuk mengemban dua tanggung jawab sekaligus. Tanggung jawab pada perusahaan dan tanggung jawab Afra sebagai istri pada suami nanti " Jelas Afra dengan nadanya yang pelan.
" Gak apa-apa, Abi dan Umi paham. Tapi, kalau ada laki-laki yang berani lamar kamu di depan Abi, akan Abi terima. Itu berarti dia siap mengemban tanggung jawab "
" Ok Bi, siap " Ucap Afra, kemudian memeluk Abinya. "
Afra pun kembali berkutat dengan berkas-berkas dari email-nya. Entah kenapa, kini pikirannya terpaut pada seorang yang ditemuinya tadi di depan cafe sebelum itu bertemu di bandara, Afra seakan tidak asing dengan pria yang ditemuinya itu, tapi siapa ? dan dimana ? itu yang masih tanda tanya di kepala Afra.
Sementara dilain tempat, setelah bergelut dengan perasaannya yang sedikit kecewa itu, Alwi pun memutuskan untuk mengalihkan pikirannya dengan kembali mempelajari bahasa Turki, agar nantinya ia tidak akan kesulitan, berhubung ia akan menetap disini sementara waktu untuk traveling seorang diri di negeri Al-fatih ini.
Karena ia sudah menetapkan keputusan untuk menjadi seorang penulis, Alwi akan mencoba memulainya dari awal, menikmati proses yang akan dilaluinya nanti.
.
.
✏ ✏ ✏
Assalamu'alaikum. Alreaders.
Alhamdulillah. Bab 12.
~^_^~
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Dekap Purnama (ON GOING)
EspiritualMenolak untuk menjadi pewaris perusahaan sang ayah, Alwi Manras Abraham berkeinginan untuk menikmati sesuatu dari usahanya sendiri dan merintisnya dari nol. Hingga akhirnya ia bertemu seorang wanita yang menjadi pendamping hidupnya Afrana Cynthia Al...