Bab 11. Bersabar di Atas Musibah

11 3 0
                                    

Vote & Comment

.....................

.

.

" Insiden yang datang kepada kita, tak pernah kita ketahui. Tapi, itu semua sudah tercatat di lauh Mahfuz-Nya, kita hanya perlu tawakal tentang apa yang menimpa kita "

~Afrana Cynthia Alziz~

**

Dalam sebuah keputusan yang di ambil, menolak bukan berarti tidak suka, dimana menolak bisa jadi perumpaan karena ketidaksiapan untuk menjalaninya. 

Sama halnya dengan Afra. Sebagai seorang putri dari pengusaha, dirinya kini mengemban tanggung jawab untuk meneruskan perusahaan yang telah di bangun oleh Ayahnya. Di satu sisi, ketika sebuah pilihan kini dihadapkan padanya, pilihan yang memiliki tanggung jawab lainnya untuk ia laksanakan. Dimana pilihan itu adalah menjadi seorang istri, tanggung jawab yang harus ia laksanakan untuk berbakti kepada suaminya kelak.

Itulah yang menjadi alasan mengapa Afra menolak perjodohan yang di tawarkan oleh kedua orang tuanya, karena jika ia sudah mengemban tanggung jawab itu ia akan fokus, dan tidak ingin fokusnya itu terpecah belah, karena fokus kepada tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan mencintai suaminya karena Allah serta berbakti kepada suaminya untuk menggapai ridho Allah dan mencapai surga-Nya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, " Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka. " (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Afra sangat mengetahui hal itu, hingga melalui pertimbangan yang sangat berat ia pun memutuskan untuk menolak perjodohan itu.

Kini Afra duduk di bangku cafe ditemani dengan secangkir cappuchino, yang telihat begitu hangat nampak dari asap yang mengepul dari cangkir itu.

Walaupun saat dirinya tidak ingin sibuk dengan urusan pekerjaan namun, pesan serta notifikasi chat whatsapp terus masuk dari sekretarisnya Sarah. Meskipun ia menyerahkan tugas kantor pada sekretarisnya itu, tidak menutup kemungkinan dirinya ternyata masih sangat di perlukan untuk beberapa hal. 

Afra pun membalas satu persatu chat dari sekretarisnya, terpaksa hari ini dirinya untuk mencari ketenangan sejenak terusik.

Belum lama duduk di bangku cafe, Afra memutuskan untuk berlalu dari tempat itu sebelum itu meneguk cappuchino yang di pesannya tadi hingga tandas. Sepertinya mencari ketenangan hari ini bukanlah saat yang tepat untuk Afra.

Bangkit dari duduknya kemudian menuju kasir untuk membayar minuman yang di pesannya tadi.

" Toplamda ne kadar ? " Ucap Afra, seorang yang berada di meja kasir pun menyebutkan total pesanan Afra, kemudian Afra pun mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar. Usai membayar, Afra pun berlalu dari cafe itu.

" 'Afwan " Ucap seseorang dari belakang Afra.

Afra pun berbalik kemudian tergelak karena yang memanggilnya adalah seorang pria, ia pun menjauhkan jaraknya setelah itu. 

" Maaf sebelumnya, aku hanya ingin mengembalikan barang kamu yang ketinggalan di parkiran bandara semalam " Ucap Pria dihadapannya yang sedang berbicara dengan ponselnya. Ternyata, pria dihadapannya ini adalah orang Indonesia, namun, wajah itu terasa tidak asing bagi Afra, tapi dimana dan kapan ia melihat pria itu ? selain bertemu saat di bandara semalam.

Di Dekap Purnama (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang