𝑳𝒊𝒎𝒂 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒔

421 71 7
                                    


--oOo--

Selamat membaca♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca♥️























































Sudah keempat kalinya seorang ibu pingsan. Beberapa perawat terlihat kewalahan tiap kali ibu itu bangun, histeris lalu pingsan. Selalu seperti itu.

Sedangkan seorang dokter kini hanya bisa terdiam didepan ruang operasi sambil menunduk. Wanita disampingnya hanya bisa menepuk pundak dokter itu pelan.

"Bukan salah dokter, kematian itu gak ada yang tau, Tuhan yang atur itu semua." Ujarnya berusaha menenangkan.

Dokter itu menoleh dan tersenyum tipis kemudian mengangguk.

"Vin!"

Andrew terlihat berlari kearahnya dengan baju santai. Iya, Andrew cuti hari ini, tapi pas denger kabar kalau Julian, pasiennya Arvin sudah meninggal beberapa jam yang lalu, cowok itu segera bergegas ke rumah sakit.

Andrew prihatin melihat wajah Arvin. Pasti cowok itu merasa putus asa sekarang.

"Turut berduka ya.." ujar Andrew.

Julian ya?

Dia jadi inget gimana antusiasnya anak itu kalau dikunjungin sama Arvin, gimana anak itu berubah jadi anak yang penurut dan patuh ketika ada Arvin disampingnya, dan bagaimana gadis itu tetap tersenyum walau sedang disuntik sama Arvin.

Julian itu punya kelainan jantung yang ngebuat jantungnya bocor dan mengalami penurunan fungsi jantung bahkan sampai 50%. Tapi gadis itu punya semangat hidup yang luar biasa dan itu semua karna Arvin.

Arvin dulu cerita, kalau dia dapat pasien yang kondisinya bisa dibilang sangat memprihatinkan dan sedikit susah diatur. Julian namanya. Anaknya cantik, pintar, dan baik. Tapi karna kondisi kesehatannya, dia harus putus sekolah untuk menjalani perawatan di rumah sakit.

Julian sedikit keras kepala dan paling benci sama yang namanya dokter. Dia bilang dia gak suka sakit, karna itu dia gak mau liat dokter, karna kalau dia liat dokter tandanya ada yang sakit. Dan lebih benci lagi kalau dokternya datang ke dia dan bilang kalau dia harus minum obat lah, ini lah, itu lah.

Andrew ingat, pertama kali Arvin ketemu Julian, anak itu katanya sampai histeris banget ketemu Arvin seakan-akan Arvin ini setan.

Julian bahkan hampir membalikan kasur rumah sakit saking marahnya ketika tau ada dokter yang masuk ke ruangannya.

Mamanya Julian udah jelasin ke Arvin tentang kenapa Julian bersikap kasar kalau ketemu dokter dan akhirnya Arvin buat cara lain untuk bantu Julian sembuh.

[2] 𝐇𝐎𝐔𝐒𝐄𝐇𝐎𝐋𝐃 -𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝒐𝒇  𝑭𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅𝒛𝒐𝒏𝒆- (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang