𝑫𝒖𝒂 𝒑𝒖𝒍𝒖𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏

516 78 8
                                    


--oOo--

Selamat membaca♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca♥️













































































Arvin menatap jam dinding di kamarnya. Sudah jam 9 pagi. Untung aja sekarang dia lagi cuti jadi mau bangun siang pun gak masalah.

Cowok itu mengusap matanya dan menatap sekelilingnya. Dia sendiri di kamar dan kecium wangi masakan. Pasti Chelsea lagi didapur.

Setelah cuci muka, cowok itu langsung turun kebawah dengan muka bantalnya dan menemukan Chelsea yang sedang berkutat dengan bahan masakan tapi daritadi gak liat Alrey dan Austin.

Arvin berjalan kearah Chelsea dan memeluk gadis yang tengah menggoreng perkedel tahu itu dari belakang serta mencium wajahnya. "Pagi sayang..."

Chelsea menoleh sekilas dan tersenyum. "Pagi juga."

Arvin celingak celinguk mencari keberadaan kedua putranya. Biasanya pagi-pagi suara mereka udah memenuhi rumah. Entah itu Austin yang nangis karna dijahilin sama Alrey atau Alrey yang teriak karna dijambak, dicubit atau bahkan jarinya digigit Austin.

Atau paling suara Austin yang merengek karna lapar, terus nanti Alrey ikut-ikutan nangis terus mereka berdua jadi adu siapa yang paling gede nangisnya. Nanti kalau Alrey suaranya kenceng, Austin makin kencengin juga suara nangis dia.

"Btw abang sama si botak mana?"

"Lagi ke warung, aku suruh beli santan sama gula."

Arvin nganggukin kepalanya dan menyembunyikan wajah di leher Chelsea. "Baguslah, bisa berduaan." Gumamnya. Chelsea hanya menutar bola mata malas dan tetep lanjut masak.

"Lepasin dulu dong, aku susah nih mau masaknya.." rengek Chelsea sambil berusaha ngelepasin lingkaran tangan Arvin di perutnya.

"Gamau."

"Pah..."

"Gamau bund."

"Ish! Aku potong nih tangan kamu!" Chelsea mulai ngambil ancang-ancang buat motong tangan Arvin pake piso, tapi bukannya takut cowok itu malah semakin mempererat pelukannya dan mengusap-usap hidungnya di leher Chelsea.

"Vin, jangan mulai ya..." Gumam Chelsea sambil tetap berusaha melepaskan pelukan Chelsea.

"Mulai apa?" Bisik cowok itu pelan ditelinga Chelsea. Ah kan! Chelsea jadi merah pipinya.

[2] 𝐇𝐎𝐔𝐒𝐄𝐇𝐎𝐋𝐃 -𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝒐𝒇  𝑭𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅𝒛𝒐𝒏𝒆- (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang