𝑫𝒆𝒍𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒔

473 74 13
                                    


--oOo--

Selamat membaca♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca♥️










































































Keheningan menyapa kamar tidur Arvin dan Chelsea. Cowok itu terdiam ditempatnya dengan beberapa kaleng minuman bersoda yang seharusnya tidak ia minum.

Padahal Arvin tidak terlalu suka minuman bersoda, tapi dari pada minum alkohol lebih baik minum soda.

Sama-sama gak sehat padahal mah:)

Dengan ponsel yang layarnya menyala dan menampilkan panggilan yang sedang berlangsung dengan sahabatnya, Arvin terdiam menatap kasurnya yang kosong.

Dia gagal membujuk Chelsea pulang. Gadis itu benar-benar mengacuhkannya bahkan sempat membentaknya dan mengusirnya. Bukannya apa, tapi Chelsea benar-benar kecewa dengan sikap Arvin.

Jika memang Arvin ada masalah, seharusnya ia cerita. Dan tentang Alrey, harusnya Arvin bertanya dulu, bukannya malah menjauhi Chelsea dan menuduhnya yang tidak-tidak. Lagi-lagi Arvin merasa gagal menjadi seorang pelindung bagi wanitanya.

Arvin menyesal, tapi rasanya itu tidak ada gunanya lagi. Arvin bahkan gak tau, Chelsea mau memaafkan perbuatan bodoh dan kekanak-kanakkannya apa tidak.

Arvin sendiri ragu apakah Chelsea mau kembali bersamanya apa tidak.

Melihat tatapan kebencian Chelsea padanya barusan benar-benar membuatnya sakit. Arvin sendiri yang sudah merubah tatapan lembut itu menjadi begitu sinis. Ini memang salahnya. Arvin memang bodoh. Dia tidak pantas untuk Chelsea. Chelsea yang sabar sangat tidak cocok dengan Arvin yang emosional.

Rasanya Arvin mau mati saja.

"Heh dokter gila! Masih minum pembersih toilet lo?" Teriak Andrew dari telepon.

Andrew sempet marahin Arvin tadi karna terlalu gila beli minuman bersoda sampe 20 kaleng. Ini orang mau mati muda apa gimana?

"Masih.." jawab Arvin parau.

Terdengar suara helaan napas dari sebrang sana.

"Harusnya lo berdoa, minta sama Tuhan biar ngilangin kegoblokan yang masih melekat di otak lo itu! Bukannya melakukan percobaan bunuh diri kayak gini! Gue jamin besok lu cuci darah anjir!" Andrew daritadi masih gak berhenti marah-marah ke Arvin yang melampiaskan keluh kesahnya ke minuman bersoda yang kini sisa lima botol. Tandanya Arvin udah ngabisin lima belas botol.

[2] 𝐇𝐎𝐔𝐒𝐄𝐇𝐎𝐋𝐃 -𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝒐𝒇  𝑭𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅𝒛𝒐𝒏𝒆- (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang