𝑫𝒖𝒂 𝒑𝒖𝒍𝒖𝒉 𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕

452 82 18
                                    


--oOo--

Selamat membaca♥️⚠️warning: yg uwuphobia jauh-jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca♥️
⚠️warning: yg uwuphobia jauh-jauh. Bahaya buat kesehatan jantung🤣✌️⚠️








































































Chelsea menatap Arvin diam. Dari tadi cewek itu sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan Arvin tapi cowok itu hanya diam dan menatap Chelsea datar. Bukan sinis, tapi emang tatapan datar aja gitu.

"V-Vin... Kamu udah makan?" Tanya Chelsea memecah keheningan sambil berharap kali ini Arvin akan menjawabnya.

Arvin yang lagi main hp noleh dan hanya ngangguk sekilas terus dia matiin hp dan taro hp nya disebelah dia.

"Gue mau nanya deh.."

Entah kenapa Chelsea langsung degdegan banget sambil natap Arvin yang lagi natap dia juga dengan tatapan datarnya. Sama sekali gak ada kehangatan di tatapan itu, dan itu bener-bener buat Chelsea pengen nangis.

Dari tadi sebenernya dia udah mau nangis tapi mati-matian dia tahan.

"Lo siapanya gue? Mama? Tante? Atau?"

Chelsea tercekat. Rasanya begitu sakit saat orang yang kita sayang melupakan kita. Apalagi status Arvin adalah suaminya, dan Arvin sama sekali tidak mengingatnya. Mama? Tante? Astaga memangnya muka Chelsea setua itu?

Mata Chelsea berkaca-kaca sekarang dan ia menggeleng kuat. "Aku istri kamu..." Jawabnya pelan sambil mengepalkan tangannya kuat karna berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata namun sayangnya air mata gadis itu keluar begitu saja dan membasahi pipi Chelsea. Ah sial. Kenapa sakit banget?

Chelsea menatap Arvin yang sedang menatapnya datar. Masih datar, tidak berubah.

"Terus ceritanya lo lagi ngandung anak gue?"

Mendengar Arvin yang berbicara dengan kata 'lo-gue' saja sudah lebih dari cukup untuk membuat Chelsea terisak. Bahu gadis itu bergetar, namun ia harus kuat. Ini bukan salah Arvin, mungkin ini memang jalan Tuhan. Gapapa Chel, gapapa.

Chelsea mengangguk tanpa berbicara dengan berurai air mata. Ia tidak mampu menatap Arvin. Rasanya ingin berteriak tapi saat ini untuk berbicara pun dia tidak bisa.

Arvin masih diam sambil melirik kearah pintu dimana ada Anggi dan teman-temannya sedang menatap kearahnya.

Arvin menghela napasnya.

[2] 𝐇𝐎𝐔𝐒𝐄𝐇𝐎𝐋𝐃 -𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝒐𝒇  𝑭𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅𝒛𝒐𝒏𝒆- (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang