--oOo--Selamat membaca♥️
Arvin natap jam tangannya yang menunjukkan pukul 12 malam. Tadi sekitar jam 10 ada operasi mendadak makannya Arvin pulangnya telat.
Sekarang cowok itu lagi diperjalanan pulang sambil gak berhenti nguap karna sebenernya dia udah cape banget. Tadi pagi pun hampir gak sempet sarapan karna tiba-tiba dapat telpon dari rumah sakit kalau ada pasien yang harus dioperasi lah, ini lah itu lah.
Gapapa lah, Arvin seneng liat pasiennya bisa sembuh.
Pas mobilnya udah masuk kearea komplek rumah mereka, Arvin mengerjapkan matanya saat ngeliat ada seorang bapak-bapak yang lagi berdiri didepan gerbang rumahnya sambil liat kedalem rumah. Arvin memberhentikan mobilnya tepat disamping orang itu dan turun.
"Cari siapa ya pak?" Tanya Arvin sopan sambil tersenyum. Bapak-bapak itu menoleh. "Hanya mau liat rumah." Jawab bapak-bapak itu sambil mundur beberapa langkah. "Maaf kalau saya menghalangi."
Arvin masih tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan. "Oh, gak apa-apa pak. Tapi kenapa jam segini bapak masih diluar? Bahaya loh pak."
Bapak-bapak itu menunduk dan menggeleng pelan. "Saya gak punya rumah."
Arvin mematung ditempatnya, menatap pria tua didepannya yang sedang menunduk lalu tiba-tiba berjalan pergi.
Arvin kira dia salah ngomong. "E-eh! Pak! Mau kemana?"
Bapak itu menoleh dan menggelengkan kepalanya. "Saya permisi dulu, maaf mengganggu malam-malam begini."
Arvin jadi makin gak enak lalu sekali lagi memanggil pria tua itu.
"Pak!"
"Iya nak?"
Arvin menatap pria tua didepannya ini yang hanya mengenakan kaos oblong abu-abu yang sudah lusuh, celana pendek yang sudah sobek-sobek, sendal jepit yang beda sebelah sambil menenteng karung. Mungkin dia pemulung.
Arvin merogoh sakunya, mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan.
"Ini buat bapak."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] 𝐇𝐎𝐔𝐒𝐄𝐇𝐎𝐋𝐃 -𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝒐𝒇 𝑭𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅𝒛𝒐𝒏𝒆- (✓)
Teen Fiction𝐁𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐞𝐛𝐚𝐤 𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞. "𝐀𝐤𝐮 𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐛𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮." "𝐋𝐨 𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡...