Wacana ≠ Realita

554 14 0
                                    

Siang hari di tanggal 24 Desember 2020, keluarga besar Crish menyewa satu unit mobil untuk membeli beberapa kebutuhan pokok untuk perayaan natal esok harinya. Tak lupa, Crish meminta kedua orangtuanya untuk mengajak Nicky turut serta. Kebetulan Mereka dan Nicky sama-sama Protestan dan satu gereja saat Keluarga Crish masih di Jakarta. jadi tidak ada perbedaan dalam merayakan natal.

" Bli... Nicky di ajak Crish belanja... Boleh ya.... " Nicky meminta izin kepadaku untuk pergi.

" Iya boleh... Jangan lupa pake Pampers, masker, hand sanitaizer... Oke " Aku mengijinkan Nicky untuk pergi bersama Crish, mengingat malam nanti dan keesokan paginya Nicky merayakan hari yang spesial untuknya dan umat Kristiani lainnya. Beberapa lembar uang aku berikan kepadanya untuk menjadi tambahan uang sakunya, awalnya dia menolak pemberianku, namun karena sedikit paksaan, dia akhirnya mau menerima uang dariku.

Nicky nampak begitu senang saat mobil keluarga Crish tiba dan terparkir di depan rumah kami, Nicky memeluk diriku erat-erat sambil berkata
" terimakasih Bli... Bli udah aku anggap Kakakku sendiri... Makasih udah gantiin kak Kevin di hidupku ini Bli...." Aku yang mendengar perkataannya hanya bisa terdiam dan membalas pelukan untuknya. Seumur hidupku, aku belum pernah merasakan memiliki adik ataupun kakak, sedih juga menjadi seorang anak tunggal yang hanya hidup bersama kedua orang tua tanpa seorang saudara yang bisa diajak bertukar cerita setiap saat. Dan aku kini merasakan Nicky bukan sekedar sepupuku semata melainkan sudah seperti adik kandungku sendiri. Nicky pun naik ke mobil dan melambaikan tangan kepadaku. Dari arah belakang, datang Anjani sembari bersandar di pundakku.

" Yang... Kamu baik banget... Meskipun kadang Nicky agak rewel makannya dan agak manja juga, tapi kamu sabar banget ngadepinnya... Memang udah cocok kamu jadi seorang Ayah... "  Aku tidak menjawab dan hanya tersenyum sembari mengelus rambut keriting Anjani lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah.

*****

Di dalam mobil, Nicky dan Crish tengah berbincang untuk merencanakan kegiatan mereka saat malam Natal, mereka banyak mengajukan ide namun dari banyaknya opsi yang mereka ajukan, akhirnya mereka berencana untuk mengadakan acara bakar-bakar dan mengajak Qintar turut serta. Raut wajah mereka sangat kegirangan dan tak sabar untuk segera melakukan acara itu.

" Wah pastinya seru... Kita bisa bakar-bakar, nyanyi sama apa ajalah... Seru pastinya... Gw jadi gak sabar.... " Ujar Crish dengan raut wajah antusias.

" Gw juga.... Oh iya... Kita bakarannya yang halal aja ya... Kasian Qintar, dia kan muslim.... " Ujar Nicky.

" Ah... Masalah itu gampang.... "

" Ehm... Kayaknya rencana kalian belum bisa deh...." Ujar Anita sembari sibuk memoles wajahnya dengan bedak.

" Loh... Emang kenapa Bu... Ibu gak suka ya kita bikin acara Bakaran...." Ujar Crish.

" Kamu masa gak liat... Penginapan Kita kan gak boleh ada acara gituan... Lagian mana ada halaman untuk acara kayak gitu nak.... " Jelas Anita.

" Oh kalau gitu di rumah Bli Tama aja Nick... Pasti Bli gak akan nolak.... " Ujar Crish dengan penuh harap.

" Hmm... Kayaknya gak bisa deh... Soalnya rumah Bli kan di komplek, mana ada halaman luas, halaman depan ada mobil, belakang ada kolam ikan sama taman... Kecil lagi.... "  Jelas Nicky. Ya memang benar apa kata Nicky. Rumahku sama sekali gak ada ruang terbuka untuk BBQ an, gak seperti rumah kami di Bandung, carport depan sudah terparkir mobil dan motor, sementara di belakang hanya ada kolam ikan dan taman kecil yang tak menyisakan ruang untuk berkumpul. Adapula roof top tapi disana kami jadikan pura kecil untuk kami beribadah dan tidak sembarang orang yang boleh masuk ke sana.

Karena bingung, mereka pun hanya diam hingga acara belanja kebutuhan natal selesai. Setibanya di penginapan Crish, Nicky memiliki ide untuk berkunjung ke rumah Qintar untuk memastikan keadaan rumahnya cocok atau tidak untuk di jadikan tempat pesta.

Mereka berdua pun akhirnya berjalan kaki dari penginapan hingga ke rumah Qintar yang jaraknya sekitar 200 meteran. Saat tiba di rumah Qintar, mereka melihat Qintar tengah membantu ayahnya yang tengah mencuci mobil di depan rumah. Qintar yang tersadar dua sahabatnya datang berkunjung langsung menghentikan kegiatannya dan langsung menyambut Mereka dengan ramah.

" Kalian kok gak bilang kalau mau datang ke tempat gw.... " Ucap Qintar. Sembari menyuguhkan minuman dingin kepada dua sekawan itu.

" Iya bro... Dadakan soalnya.... " Ujar Crish sembari terengah-engah karena lelah.

" Kenapa-kenapa, any problem.... " ujar Qintar yang berlagak sok Inggris.

" Kami ada rencana untuk bikin acara bakar-bakar buat malam Natal, soalnya garing bro cuman kumpul sama keluarga doang... Nah masalahnya, gak ada tempatnya bro.... " Jelas Nicky

" Lalu.... "

" Nah... Rumah loe bisa gak Klo bikin acara kayak gituan.... "

" Wah... Sorry bro... Kayaknya gak bisa, soalnya ada tetangga yang sakit, takut asepnya ganggu.... " Ujar Qintar.

" Yah.... Masa iya harus batal... kita udah belanja bahannya lagi.... " Ujar Nicky

" Ya gimana lagi... Orang gak ada tempatnya.... " Ucap Crish sembari mencoba untuk tabah.

Hanya beberapa menit mereka berdua berbincang dengan Qintar, mereka pun akhirnya pulang dengan tangan kosong. Raut wajah sedih tak bisa mereka halau lagi, rencana membuat acara yang bisa membuat hubungan persahabatan menjadi lebih erat harus batal hanya tidak ada tempat yang cocok.

" All is well.... Pasti ada jalan keluarnya.... " Ujar Crish.

" Amen... " Ujar Nicky

.
.
.
.
.
Bersambung





Nicky 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang