Mabuk

490 15 14
                                    

Pagi harinya, aku terbangun dari tidurku dan kemudian membangunkan Anjani yang masih terbaring di seat baris kedua yang direbahkan horizontal sehingga menjadi sejajar dengan kursi baris tiga dan menjadi kasur baginya.

Kami bangun karena mendapat notifikasi telpon dari Om Rifqi yang mengabarkan kondisi Nicky yang memburuk. Karena panik, kami langsung bergegas ke kamar rawat Nicky. Saat kami tiba, disana Hanya ada Qintar, Fathir dan neneknya saja. Kondisi Fathir sudah pulih dan tengah di ganti popok oleh neneknya.

" Dimana Nicky...? "

" Nicky di bawa ke ruang ICU Bli...." Mendengar itu aku langsung berlari ke ruang ICU yang dimaksud oleh Qintar.

" yang.. kamu disini aja sama yang lain... " Ujarku sambil berlari meninggalkan Anjani dan yang lain.

Setibanya di ruang ICU, aku melihat Om Rifqi dan kedua orangtua Nicky tengah memandangi jendela ruang ICU dengan wajah panik.

" Ada apa Ini.... " Mereka tak menjawab apapun.

" Tuhan selamat anak saya Tuhan.... " Ucap Tante Diana sambil menangis tersedu-sedu.

Aku melihat Nicky tengah mendapatkan penanganan, Dokter dan perawat tengah berjibaku menempelkan segala jenis alat medis ke tubuh seorang Nicky. Mereka semua panik, begitu pula Semua orang yang tengah melihat proses genting itu. Denyut jantung Nicky terus melemah, terlihat dari monitor pendeteksi yang berjalan lamabat dengan angka denyutan yang rendah.

Tante Diana terus menangis sembari memeluk sang suami. Tak lama kemudian Frida sang guru privat sekaligus baby sitter Nicky datang, dirinya juga panik seusai dikabari oleh Tante Diana perihal kondisi Nicky yang di ujung tanduk.

" Nicky kenapa Tan... Nicky kenapa.... " Ucap Frida dengan air mata menetes di pipinya.

" Gak tau Nak... Tante gak tau apa-apa, Tante baru datang dan Nicky tiba-tiba gini.... "

Tiba-tiba terdengar suara desingan dari alat pendeteksi detak jantung yang terpasang di tubuh Nicky,  dokter kemudian memasang alat pacu jantung untuk melakukan tindakan penyelamatan.

Beberapa kali percobaan, namun detak jantung Nicky tak kunjung berdetak, suasana semakin haru saat dokter keluar ruangan dan mengabarkan berita yang tidak ingin di dengar oleh siapapun.

" Maafkan kami, anak Ibu, bapak tidak bisa di selamatkan, Saudara Nicky sudah meninggal dunia.... "

Tante Diana langsung histeris mendengar ini, dia kemudian pingsan akibat tak kuasa menerima pernyataan dokter. Om Rexy juga marah besar akibat tak percaya dengan perkataan dokter yang dia anggap semua ini hanya candaan.

" Anda jangan asal bilang anak saya mati... Anak saya gak mungkin mati... Dia masih hidup... Dia masih hidup.... " Ucap Om Rexy histeris.

" Sabar Rexy... Kamu harus tabah..." Ucap Om Rifqi sambil membopong tubuh om Rifqi untuk duduk di bangku.

" Alat anda salah... Anak saya gak mungkin mati.... " Ucap Om Rexy sembari menarik jas dokter yang menangani Qintar.

" Kami sudah berusaha semaksimal mungkin pak... Mau bagaimana lagi....." Ucap dokter itu, kemudian om Rifqi membantu melepaskan cengkraman tangan om Rexy dari kerah jas dokter itu, kemudian dokter itu pun kembali masuk ke ruangan untuk membantu melepaskan alat medis dari tubuh Nicky yang malang.

Om Rifqi pun membantu Tante Diana yang pingsan untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara itu aku diminta untuk menenangkan hati seorang Rexy yang masih menangis sembari menyebut-nyebut nama Nicky.

" Om... Sadar.... Om...."

" Nicky gak mungkin mati, anakku gak mungkin mati... " Om Rexy terus saja menyebutkan kata itu. Tak berapa lama, om Rexy kemudian terdiam seribu bahasa. Dia menatapku dengan mata yang sembab dan berkaca-kaca.

" Tam... Ayok antar Om.... " Ujarnya sambil berlalu ke arah pintu keluar.

Aku kemudian mengikuti langkahnya dari belakang hingga ke parkiran tempat mobil dirinya terparkir. Om Rexy kemudian memberikan kunci mobil Mercy C200 keluaran tahun 2018 itu padaku.

" Bawa om pulang ke rumah.... " Ucapnya sayu.

Aku menuruti kemauannya untuk pulang. Aku menyetir mobil itu dengan pelan, dan disampingku om Rexy tengah melamun dan menatap kosong ke arah jendela samping kiri mobil. Setibanya di kediaman Giovanni, aku memarkirkan mobil mahal itu di garasi.

Om Rexy kemudian masuk ke dalam rumah dan aku pun tak lupa mengikutinya, takut diri melakukan hal yang tidak diinginkan. Dia kemudian menuju ke arah dapur dan mengambil sesuatu dari dalamnya. Ternyata om Rexy mengambil dua botol Minuman ber alkohol dan meminumnya. Dia juga menuangkan minuman itu ke gelas beer dan diberikannya padaku.

Aku merasakan minuman itu, rasanya lebih tajam dari anggur merah, bahkan lebih tajam dari arak Bali. Saat aku lihat, minuman itu adalah miras asli Tomohon yang terkenal memiliki kadar alkohol tinggi. Om Rexy terus menenggak miras itu dari botolnya hingga mabuk, dia juga terus menerus meracau tak karuan dan sesekali memanggil nama Kevin dan Nicky untuk ikut minum bersamanya.

" Ayo Kevin... Nicky... Kita minum bareng... Kalian udah gede...jadi boleh minum ini.... Tama kamu juga harus minum... Kita nikmati peserta ini.... "

" Om... sadar om.... " Om Rexy tak menjawab dan lanjut menenggak minuman keras yang ada di tangannya.

Entah apa yang merasuki diriku, aku refleks menampar pipi om Rexy dengan keras.

" Sadar Rexy.... Kalau kamu gini terus... Gimana nasib Kevin sama Nicky melihat papanya mabok kayak gini.... " Ucapku dengan nada membentak saat aku menamparnya. Om Rexy terdiam saat aku tampar dan bentak.

" Ma...maaf Om... Aku gak bermaksud...."

" Aku pantes dapat tamparan kamu Tam... Mungkin mereka gak nganggap aku papanya... Aku gagal tam... Aku gagal jadi papa yang baik untuk mereka... Pertama Kevin, sekarang Nicky.... " Ucap Om Rexy kembali menangis tersedu-sedu.

Aku langsung memeluk Om Rexy, sedih rasanya melihat dirinya tenggelam dalam haru seperti ini. Aku pernah merasakan hal yang sama, dan melakukan hal yang sama dengan menenggak miras sebagai pelampiasan kesedihan ditinggalkan seorang yang aku sayangi.

" aku yakin mereka sayang Om... Apalagi Nicky... Dia sangat sayang sekali sama Om sebagai papanya.... Aku tau ini semua sangat menyakitkan, tapi Tuhan terlalu sayang ke Nicky... Biarkan dia kembali ketuhanannya... Kembali ke tempat yang lebih baik untuk dia...."

" Ya Tuhan Yesus... Berikanlah mukzijatmu pada kami Tuhan... Kembalikan Nicky kepangkuan kami Ya Tuhan Yesus.... Engkau yang maha mengasihani hambanya... Bawa kembali Nicky padaku ya Tuhan... Tuhanku Raja Yang maha kuasa... Tunjukkanlah kuasamu....dengan nama Tuhan Yesus, aku berdoa dan memohon kepadamu "

.
.
.
.
.
Bersambung

Maaf telat ya Friends, kebetulan WIFi rumah mati, alhasil seharian gak bisa Online, dan baru nyala lagi tepat jam sembilan WITA tadi.

Oke, maaf kalau ceritanya jadi gak karuan gini ya... Tapi tetap aku ingetin ke kalian, untuk vote selalu cerita ini agar kalian bisa bermimpi indah.... See you tomorrow, and happy Mid night guys...

Nicky 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang