Qintar Come back

891 18 7
                                    

" Eh... Bli... Perasaan aku kenal dia deh.... "

" siapa.... " Nicky tak menjawab namun dia berterik memanggil pemuda yang mengendarai motor itu.

" hey... Qintar... Qintar tunggu.... " ucap Nicky sambil tertatih-tatih mengejar Pemuda itu.

pengendara motor itu pun menghentikan motornya dan menoleh ke arah Nicky seraya menunjuk tangan kearah dirinya. Dari kejauhan mereka tampak berbincang dengan akrab seolah sudah lama saling kenal. Tak lama mereka menghampiriku.

" Nah Qintar, kenalin ini kakak sepupuku...."

" Hello sir, my name is Qintar, and you. "

" bonjour, je m'appelle Tama. Je suis le frère de Nicky.... "

" Waduh... Sodara loe orang prancis Nick.... "

" Hehe... Sorry sorry... Bercanda... Aku orang Bali kok.... "

" Iya Tar... Bli Tama ini keterunan Portugal... Makanya bentukan dia kayak gini.... "

" Iya... Gak kayak loe.... "

" Ih... Kayak gw dong... Sama-sama ganteng... Ya gak Bli.... " mendengar perkataan Nicky aku hanya terkekeh sembari mencoba menyalakan motor motorku yang mati.

" Loe tinggal di mana Nick... Kok loe ada disini... Gak ngabarin lagi.... "

" Gw tinggal sama Bli Tama di Block G... Nah loe rumahnya dimana sih gw lupa.... "

" Oh... Gw tinggal di kompleks sebelah, ni gw baru beli sarapan. " ucap Qintar sambil menunjukan bungkusan berisi bubur ayam.

" Ya udah, gw balik dulu ya... Nanti sore gw main... Oh ya nanti share lok ya.... " sambung Qintar sambil berlalu meninggalkan kami.

***

Kami pun memutuskan untuk pulang karena nampaknya kaki Nicky terluka akibat jatuh dari motor. Setibnya di rumah, aku memperlakukan Nicky layaknya seorang kakak kepada adiknya. Aku menggendong Nicky yang kakinya terluka dan agak kesulitan berjalan.

" Anjani... Tolong ambilin P3K.... " teriakku dari luar rumah. Aku pun mendudukan Nicky di kursi ruang tamu.

" Sakit Ya.... "

" Sedikit sih Bli.... "

Dari arah kamar, muncul Anjani dengan perasaan panik melihat kondisi lutut nicky yang lecet. " Tuh kan... Berdarah... Kamu sih... Kenapa nekat mau ngajarin Nicky naik motor, udah tau motor kamu tinggi...." Anjani pun mengobati luka di lutut Nicky dengan penuh kasih layaknya  seorang Ibu kepada anaknya.

"  Wah... Udah cocok jadi Ibu nih.... " Ucapku dalam benak.

Anjani pun berhasil menunaikan tugasnya mengobati luka di lutut Nicky. Memang cocok sekali Anjani menjadi seorang dokter, dia memiliki kelembutan hati dan kasih sayang. Ya setidaknya dikala aku sakit, aku sudah memiliki dokter pribadi yang setia mendampingiku siang dan malam.

*****

Sore harinya, Nicky memberitahuku kalau Qintar sebentar lagi akan datang. Nicky menceritakan padaku kalo Qintar juga suka mengenakan popok dan selalu ngompol malam hari. Aku pun memiliki ide untuk mengajak mereka untuk bermain challenge popok yang merupakan tradisi aku dan Timo dikala waktu senggang.

(Ting tong) Bel rumahku berbunyi tanda ada orang yang datang. Nicky pun langsung berlari kedepan untuk menemui orang yang menekan tombol bel di depan pagar.

Orang yang menekan bel itu tak lain adalah Qintar, sahabat baru Nicky yang asalanya adalah musuh bebuyutan Nicky saat bermain Basket. Persahabatan mereka terjalain karena ikatan kerjasama bisnis antara the Giovany dan keluarga Qintar. Selain itu Popok juga yang mempersatukan musuh bebuyutan menjadi sahabat dekat.

" Om Swastiastu Bli, Gek...  Punapi Gatra.... " Sapa Qintar kepada Aku dan Anjani.

" Swastiastu... Becik-becik... Suksma... " kataku sambil melakukan sikap hormat 🙏

" Wah... Ini temennya Nicky Ya... Ganteng juga...  Bisa bahasa Bali juga lagi.... " ujar Anjani sambil mengusap pundak Qintar.

" Ah... Sedikit demi sedikit Gek... Belajar... Aku kan sering tinggal di Bali, jadi harus bisa bahasa Bali.... "

" Iya bener... Jangan kalah sama bule yang malah jago bahasa bali.... " kataku sambil mengisyaratkan Qintar untuk duduk.

" Hehe... Iya... Bli tama juga kan...."

" Ah... Si Tama itu Bule KW... Masa iya Bahasa leluhurnya portugal gak bisa.... " ujar Anjani sambil menyajikan minuman dingin dan beberapa bungkus kripik kentang.

" Hmm... Aku orang Indonesia Sayang... Ngapain juga aku harus bisa Portuguesa... Mending belajar bahasa Indonesia dan bahasa daerannya yang unik... Lebih keren tau.... "

" Iya deh... You're always ngeyel eh right maksudnya.... " mendengar ocehan Anjani kami pun tertawa lepas bersama.

" Oh iya Nicky, Qintar... Aku sama Anjani mau sembahyang dulu ya... Kalian ngobrol aja dulu disini, klo main PS, tinggal buka aja Lacinya, disana ada stick sama yang lainnya. Oke.... " kataku sambil berlalu ke arah belakang rumah, karena memang kami selalu rutin setiap tiga kali sehari melakukan Sembahyang Tri Sandya sebagai kewajiban seorang hindu bali. Sementara itu Nicky dan Qintar tengah asyik Bermain PS3 dan saling berbicang satu sama lain. Ya dengan adanya mereka, suasana rumah menjadi ramai dan hangat lagi setalah dingin tanpa kehidupan pasca berpulangnya Timo ke Sang Hyang Widhi Wasa.

" Tim, kamu pasti lihat, suasana rumah kita rame lagi. Kamarmu sekarang ditempatin sama Nicky Tim, Ya semoga Nicky gak ngerusak koleksi hot wheel kamu ya... Hehe. Kamu pasti seneng kalau Kami bernyanyi bersama, dan aku yakin kamu disana lagi nyanyi bareng kami juga... Ya walau suaramu lebih bagus dari Nicky. Tapi lumayanlah... Udah lama juga aku gak ada temen duet... Males kalau duet sama Anjani... Cempreng... Selamat Tidur Timo... I miss you. "

.


.
.
.
.
Bersambung

Kalau kalian suka sama ceritaku, Vote dan komen ya... Biar aku semangat nulis cerita yang lebih seru lagi....

See you Tommorow...

Nicky 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang