Welcome To Bali

2K 26 3
                                    

Pagi itu, Aku dan Anjani bersiap untuk pergi ke Bandara I gusti ngurah rai untuk menjemput Nicky yang hendak berlibur akhir tahun di Bali.

Ya, entah kenapa Nicky sangat ngebet ingin sekali berlibur di Bali, padahal situasi sekarang masih terkekang oleh wabah covid 19. Selain itu juga Kedua orangtua Nicky tengah ada kunjungan kerja ke Singapura yang membuat dirinya tinggal sendirian di Jakarta. Dengan bermodalkan secarik surat keterangan hasil PCR, Nicky berhasil menginjakan kaki di Tanah kelahiranku ini.

" Bli... Aduh udah lama juga ya kita gak ketemu... Kak Anjani mana... ? " Ucap Nicky yang baru saja keluar dari terminal kedatangan domestik.

" Oh... Anjani lagi nunggu di mobil... Kasian klo sampe turun... Aku takut dia ketularan covid... Ayo lah kita langsung ke rumah.... " aku pun langsung membantu nicky membawakan kopernya.

" Wah... Keren ya...  Bli udah punya rumah.... " ucap Nicky.

" ah... Rumah sewa itu.... "

" loh... Bukannya Om Yas punya rumah disini.... "

" Iya... Bukan di denpasar sih... Tapi di Negara... Agak jauh dari Denpasar... Aku sama Anjani disini kan kuliah...."

" Oh gitu ya Bli.... "

" Iya... Gitu.... " Tak butuh waktu lama, Kami pun tiba di tempat dimana mobilku parkir. Disana sudah ada anjani yang tengah asyik nonton film di head unit yang terpasang rapi di dashboard mobilku.

" Yang... Tolong bukain... ! "

" Eh... Nicky... Apa kabar.... " sapa Anjani sambil menjabat tangan kepada Nicky.

" Baik kak... Aku gak nyangka kakak bisa nikah sama Bli Tama.... "

" Ya... Yang namanya jodoh itu gak kemana... Aku gimana... Udah punya pacar.... " mendengar perkataan Anjani, wajah Nicky menjadi merah dan dia terlihat seperti malu.

" Ah... Udah masuk yuk... Panas... Abis ini kita mampir dulu ke resto langganan kami... Pork Star... Beh... Kamu harus nyobain menu disana... Pasti ketagihan.... "

" Oh ya... Bener tuh Nick... Kamu belum pernah kesana kan... Ayolah... Udah lapar juga nih.... " Ucap Anjani sambil masuk kedalam BMW E90 kesayanganku. Diikuti Nicky yang duduk sendirian di baris belakang.

Setibanya di resto Pork star, kami langsung memesan menu favorit kami dan menrekomendasikanya kepada Nicky. Nicky tampak suka saat hidangan yang kami pesan sudah siap disajikan. Tak butuh waktu lama, hidangan yang kami makan habis dan hanya menyisakan piringnya saja.

" Beh... Enak betul nih.... " ucap Nicky sambil membersihkan sisa bumbu yang melekat di bibirnya.

" iya dong... Kami sering sekali makanan di sini.... "

" mas Timo juga ya.... " mendengar perkataan Nicky, aku mendadak mengenang kebersamaanku dengan Timo, terutama saat aku dan dia tengah challenge popok di tempat yang sama. Itu merupakan moment paling memoriabel dalam hidupku.

" Hmm Iya.... " aku Menjawabnya lemas.

" udah... Kita pulang yuk... Bentar lagi ujan kayaknya.... " Ujar Anjani sembari membereskan tas bawaannya.

Kami pun melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah kami di Denpasar. Setibanya di rumah, aku mengarahkan Nicky untuk Tidur di kamar mendiang Timo, karena memang kamar itu  akan tak lagi ditempati oleh Timo dan mubazir bila tidak di gunakan.

" Bli... Aku takut bli.... " ujar Nicky yang ragu menempati kamar timo.

" Takut apa sih.... "

" Takut.... "

" Timo... Dia kan sahabat kamu juga Nick... Mana mungkin dia nakutin kamu... Dia malah seneng kamu ada di situ... Kamu jangan takut Nick... doain dia... Rawat barang dia... Biar dia nambah seneng.... "

" Iya Bli.... " Dengan sedikit bujukanku, Nicky akhirnya mau menempati kamar Timo untuk beberapa bulan kedepan.

Kedatangan Nicky ke tempatku seolah menjadi obat rinduku pada Timo. apalagi saat hari Natal seperti ini, Aku bisa menunaikan janjiku memainkan Piano dan mengiringi Nicky bernyanyi lagu rohani seperti First Noel, Holly night, dan lain sebagainya. Ya walaupun aku dan Anjani seorang penganut hindu, tapi aku senang bila Timo dan Nicky bisa merayakan Natal walau jauh dari keluarga.

Walau karakteristik Nicky dan Timo berbeda, setidaknya ada teman duet bernyanyi dan bermain musik bersama. Jujur saja, hobby aku dan Timo selain pake popok seharian penuh, kami juga sering bernyanyi bersama. Namun semenjak Timo pergi, tak ada lagi musik semangat yang aku mainkan, dan tak ada lagi lagu gembira yang aku nyanyikan. Melainkan hanya musik dan lagu duka kehilangan saja. Sampai tak terasa setiap nyanyian yang ku Nyanyikan selalu ada air mata yang mengalir di pipiku.

.
.
.
.
.

Bersambung



Nicky 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang