*3*

814 101 21
                                    

"Apa kau bahkan..."

"Apa tidak ada orang di sini?!" seru seseorang yang mereka yakini sebagai pelanggan.

"Ah, ada pelanggan lain. Bisa kau urus ini dulu Nii-san? Aku akan melayaninya," kata Ersha cepat.

Tetsuya menaikkan sebelah alisnya.

"Dimana yang lainnya?" tanya Tetsuya.

"Kurasa... ada urusan," jawab Ersha lalu segera keluar.

Tetsuya sekarang kebingungan. Bagaimana bisa semua pegawai memiliki urusan di hari yang sama dan bersamaan?

Tetsuya segera menyelesaikan bungkusan itu dan melirik ke sekelilingnya. Orang-orang yang sibuk mengemasi makanan.

"Apa yang kalian sembunyikan dariku?" gumam Tetsuya pelan.

Tetsuya membawa nampan berisi dua botol soda, sebuah hamburger dan sepotong strawberry shortcake keluar dari dapur.

"Kau merawat tempat ini dengan sangat baik," ujar seseorang.

Tetsuya yang baru keluar dari pintu dapur. Seketika, mata bulat biru itu bertemu pandang dengan mata hijau yang terlapisi sepasang kacamata. Kerutan muncul di keningnya melihat sosok tinggi hijau itu. Dia seperti pernah melihatnya.

Untuk sesaat, tatapan mereka bertemu. Tetsuya bisa merasakan mata hijau itu bergetar saat melihatnya. Bibirnya terbuka berniat mengatakan sesuatu, namun kembali tertutup saat melihat tatapan lelaki itu kembali tertuju pada Ersha.

"Tempat ini menjadi sangat hidup sekarang," kata lelaki itu.

Lelaki itu melihat ke restoran seolah meneliti restoran itu. Tetsuya melangkah maju mebdekati Ersha dan lelaki itu, namun langkahnya terhenti saat melihat Tetsurou bertatapan tajam dengan Eren dan Zeke sementara Kei menikmati pertunjukan itu.

"Aku yakin, dia akan sangat berterima kasih untuk ini," kata lelaki itu. "Aku pergi sekarang."

Tetsuya tidak lagi mendengar percakapan mereka. Selain menurutnya tidak baik menguping, ia juga harus menghentikan Tetsurou menghancurkan tempat ini.

Saat mata cerulean bulatnya melihat Tetsurou dan Eren saling mencengkram kerah baju mereka satu sama lain, tangan kecil Tetsuya meraih botol soda yang ada di nampannya. Ia membukanya dengan gigi, lalu menumpahkan minuman itu di kepala Tetsurou.

"Maaf, minumannya tergelincir karena gugup dilihat terlalu banyak orang," ujar Tetsuya datar.

"Alasan macam apa itu?" komentar Zeke sambil menyesap rokoknya.

Tetsuya melirik Zeke sekilas sebelum kembali melihat Tetsurou.

"Apa kepalamu sudah dingin sekarang Aniki?" tanya Tetsuya datar.

"Ini lengket, OCHIBI-NI!!!" teriak Tetsurou kesal.

Tetsuya mendangak saat Tetsurou menatapnya tajam.

"Kau tidak boleh bekerja lagi di sini!" tukasnya.

"Apa?" tanya Tetsuya bingung.

"Kedua orang ini adalah kakak dari manager restoran ini. Dan itu artinya kau akan berurusan dengan mereka. Dan aku tidak setuju," kata Tetsurou.

Tetsuya menukikkan alisnya tajam. Dia berniat protes saat tawa kecil terdengar.

"Ada apa Kuroo-san? Takut rahasia kecilmu terbongkar?" sindir Eren.

"Eren," cegah Zeke.

Tetsurou mendesis kesal. Ditatapnya Eren dan Zeke dengan mata kucingnya yang terlihat licik.

Cold Eyes [AkaKuro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang