*7*

532 70 2
                                    

Ersha memandang Levi yang kini duduk di sisinya dengan tatapan bingung. Merasa ditatap, Levi membalas tatapan itu.

"Apa?" tanya Levi datar.

"Apa Erwin Aniki merepotkanmu?" tanya Ersha pelan.

Levi melirik Erwin yang sedang bercengkrama dengan Masaomi dan Kuchel. Di sisi lain, Levi sebenarnya masih shock karena rekan bisnis sekaligus teman ayahnya adalah...

"Hahaha, itu bukan kerja kerasku selama tiga tahun terakhir ini Masaomi," kata kepala keluarga Kuroo.

Benar. Kuroo Yahirou, kepala keluarga sekaligus ayah dari Kuroo Tetsurou. Juga ayah tiri Kuroko Tetsuya. Sialan.

"Jadi, apa selama tiga tahun terakhir ini Tetsurou lah yang melakukannya? Kau tahu perusahaanmu berkembang begitu pesat akhir-akhir ini," komentar Masaomi kagum.

"Levi-san?" panggil Ersha, menyadarkan Levi.

"Huh? Tidak. Dia tidak merepotkanku sama sekali," jawab Levi.

"Huh. Itu aneh. Dia selalu mengeluh saat kau memarahinya dengan kata-kata bahwa dia merepotkanmu," gumam Ersha.

Ersha saat ini bisa merasakan aura gelap memancar dari diri Levi. Sebenarnya, aura itu sudah ada sejak tadi. Sejak awal sebelum Ersha dan Erwin datang. Bukan karena Ersha duduk di antaranya dan Erwin ok.

Jangan bertanya mengapa Ersha bisa terduduk di antara kedua lelaki yang akan segera menikah itu.

"Tunggu, apa keluarga Kuroo sudah mengenal keluarga Akashi? Lalu kenapa aku..."

"Kau banyak bicara," sela Levi.

Levi melirik Ersha yang hanya mencebikkan bibirnya kesal. Lalu, Ersha hampir mencubit pinggang Levi seandainya Levi tidak mengacak surai hitam anak itu.

"Sembunyikan saja apa yang kau ketahui. Aku juga baru tahu kenyataan bahwa keluargaku mengenal keluarga Kuroo," kata Levi.

Sekarang, Ersha paham. Alasan mengapa Levi begitu suram sejak awal. Dia pasti merasa ditipu.

"Apa kau tahu, kau melukai mereka berdua," lirih Ersha pelan.

"Kau ap..."

"Jadi Eru, kau sudah tumbuh besar ya? Terakhir aku melihatmu, kurasa kau masih berusia tiga tahun," sela Yahirou disertai senyumannya.

Ersha mengerjap kecil. Eh?

"Oh, apa Tetsuya belum pernah memberitahumu?" tanya Kuroko Emura dengan tatapan terkejut.

"Memberitahuku apa? Aniki?" tanya Ersha kebingungan.

Ersha menoleh menatap Erwin yang terkekeh geli. Kebingungan, Ersha memiringkan kepalanya.

"Maaf, aku lupa," celetuk Ersha penuh sesal.

"Itu bukan salahmu Ersha, lagipula itu sudah bertahun-tahun yang lalu," kata Emura lembut.

Perbincangan berlanjut hangat. Meski merasa ada yang aneh, Ersha tidak begitu ambil pusing.

Di sisi lain, Levi dan Tetsurou sedang bertatapan tajam. Aura mereka benar-benar bertolak belakang dan saling 'berperang'. Seolah mereka berdua sedang menyalahkan satu sama lain.

"Levi," bisik Erwin pelan.

"Huh? Apa?" tanya Levi, tanpa memutus pandangannya dari Tetsurou.

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Erwin.

"Tentu," jawab Levi akhirnya.

Namun, sebelum keduanya berdiri untuk membicarakan apa yang ingin dibicarakan Erwin, dua orang lelaki berbeda warna rambut datang dengan wajah yang berbeda. Yang satu berwajah kusam dan jelas sekali memiliki aura suram sementara yang lainnya terlihat datar dan dingin.

Cold Eyes [AkaKuro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang