Tetsuya, yang kini sedang berhadapan dengan Kagami Taiga, melipat kedua tangannya di depan dada. Bibirnya mencebik kesal dengan pipi memerah yang sangat imut. Oh Tuhan, cobaan apa yang Engkau berikan pada Taiga. Mengapa ada makhluk semanis dan seimut ini?
"Rambut bedhead itu memintaku menjagamu," jata Taiga dengan tatapan gemas.
"Rambut apa?" tanya Tetsuya bingung.
"Kuroo memintaku untuk menjagamu. Mari kita lihat," decak Taiga.
Taiga mengeluarkan sebuah buku kecil dari sakunya dengan label 'Penjagaan Ketat untuk Tetsuya'. Hal itu tentu saja membuat Tetsuya meringis. Kenapa kakaknya semakin posesif belakangan ini.
"Kenapa kau mau melakukannya? Aku bukan anak kecil," kata Tetsuya.
"Kenapa ya? Kurasa karena kau baru saja membahayakan nyawamu semalam hanya karena seekor anak anjing," kata Taiga sehingga membuat Tetsuya tersentak.
Dehaman kecil terdengar. Tetsuya malu. Pipi gembilnya memerah. Selamat, hal itu membuat Taiga gemas.
"A-aku hanya tidak tega," ujar Tetsuya dengan bibir mencebik imut.
"Tidak tega?! Kau bahkan pernah mendorongku..."
"Kagami-kun, kau masih bisa berjalan dengan baik dan benar," sela Tetsuya datar.
Taiga meringis mendengar ucapan Tetsuya. Iblis kecil, batinnya geram. Sesaat, ia menyesal telah meganggap Tetsuya menggemaskan. Meski kenyataannya demikian, tapi sifatnya sungguh menyebalkan.
"Oi, Kuroko, kau... HUH?!" pekik Taiga saat menyadari Tetsuya sudah lepas dari pengawasannya saat dia melamun.
Sementara Taiga kelimpungan mencari Tetsuya, Tetsuya menyembunyikan dirinya di balik pohon besar. Padahal, tanpa bersembunyi pun ia yakin kehadirannya tidak begitu disadari oleh Taiga. Itu sudah terjadi sejak mereka masih berada dalam Seirin.
"Kenapa kalian sangat cemas?" gumam Tetsuya.
Tetsuya melangkahkan kakinya dengan santai menuju ke gerbang kampus. Bukannya dia berniat meninggalkan Taiga, namun dia harus meninggalkan lelaki posesif itu jika ingin bebas berkeliaran.
"Kurasa aku harus membawa Nigou kemana-mana sekarang," monolog Tetsuya.
Tetsuya menatap kosong pada langit yang begitu cerah.
"Kapan aku bisa menikmati langit ini bersamamu lagi?" gumam Tetsuya.
Sejak ia tahu bahwa Seishuro adalah Seijuro, sedikit harapan bahwa ia bisa kembali bersama Seishuro meningkat. Setidaknya, bila mereka berjodoh, mereka akan kembali bersama. Benar bukan?
"Oh, aku harus pulang dan bersiap ke kantor," kata Tetsuya cepat saat menyadari jam.
Sebelum ia melangkah, ponselnya berdering. Tetsuya melihat namanya, lalu mengangkatnya enggan.
"Aniki, apa ada sesuatu?" tanya Tetsuya.
<Apa kau sudah merasa lebih baik sekarang? Papa berusaha menghubungimu kau tahu> kata Tetsurou.
Tetsuya menggerutu dalam hati. Dia tidak suka pembahasan ini.
"Aku tahu. Dan aku tidak ingin diganggu," kata Tetsuya, terdengar sendu.
<Aku harus pergi ke Korea untuk urusan bisnis lusa. Kumohon, jangan temui Akashi tanpa sepenge...>
"Kenapa? Kenapa tidak hentikan saja perjodohan ini jika Aniki sebegini khawatirnya? Apa sekarang aku tidak boleh bekerja di AKL lagi?" sela Tetsuya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Eyes [AkaKuro]
FanfictionAll Kuroko no Basket, Haikyuu, and Attack on Titan Characters are belongs to their creator. Sementara storyline "Cold Eyes" murni dari hasil pemikiran Ao. Tiga tahun setelah kepergiannya, Tetsuya tidak lagi mengenal dirinya sendiri. Pribadi yang ber...