*12*

422 66 3
                                    

Aku bersumpah dengan darahku sendiri, aku akan selalu mencintaimu. Aku akan selalu mencintaimu detik ini, menit berikutnya, esok, bahkan hingga ke kehidupan kita selanjutnya. Aku bersumpah aku akan selalu mencintaimu, Tetsuya.

Tetsuya menolehkan kepalanya ke arah Seijuro saat ia mendengar suara itu. Suara Seijuro. Tapi, kenapa... mencintainya?

"Kau mengenal Mike?" tanya Seijuro dengan sebelah alis terangkat.

Di apartemen itu hanya terdapat Tetsuya dan Seijuro untuk sekarang. Mike hanya meletakkan barang-barang Seijuro dan segera pergi. Bahkan menghindari mata Tetsuya. Hanya saja, Tetsuya ingat dengan jelas bahwa Mike adalah lelaki yang sama yang...

"Tetsuya, kau mengenal Mike?" tanya Seijuro sekali lagi.

Tetsuya segera memandang Seijuro kaget. Ia mengedip beberapa kali mengingat keberadaan Seijuro.

"A-ah, Mike..." gumam Tetsuya pelan.

Tetsuya memandang jari-jarinya. Hembusan nafas pelan ia keluarkan.

"Dia dulu atasanku, sebelum aku bekerja dengan Ersha," kata Tetsuya ragu.

Tetsuya tidak tahu mengapa bibirnya bisa dengan mudah memberikan kejujuran itu pada Seijuro. Bahkan, Tetsuya tidak pernah mengatakan itu pada Taiga.

"Lalu, kenapa dia terlihat menghindari tatapan matamu?" tanya Seijuro, menuntut.

Ah. Nada menuntut. Apa itu yang membuat Tetsuya mengatakan semuanya?

"Ki-kita belum menyelesaikan bersih-bersihnya," elak Tetsuya cepat.

Tetsuya berniat menjauhi Seijuro, namun lelaki itu menahan tangannya. Detik berikutnya, Seijuro sudah menindihnya di atas sofa. Mata Seijuro terlihat berkilat, menuntut Tetsuya untuk mengatakan semuanya.

"Dia bawahan keluarga Smith..." gumam Tetsuya akhirnya.

Tetsuya memalingkan wajahnya, tidak kuat bila harus terus memandang mata intens itu. Hidungnya, dari jarak sedekat ini, bisa mencium aroma mint bercampur citrus dari tubuh Seijuro.

"Aku tidak pernah mengenalnya dengan jelas. Hingga hari dimana ia memecatku tanpa alasan yang jelas," tutur Tetsuya.

"Dan?" sekali lagi, Seijuro menuntut jawaban dari Tetsuya.

Tetsuya hanya bisa diam. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Ini bukan masalah yang bisa dibicarakannya dengan mudah di depan Seijuro.

"Tetsuya, kau bisa berbicara bukan?" desis Seijuro.

"Dia meracuni..."

"Meracunimu?" tanya Seijuro, jelas terlihat matanya berkilat marah entah karena apa.

Tetsuya menggeleng, "bukan. Bukan aku".

Saat itu, kilatan marah di mata Seijuro menghilang. Seijuro terlihat lebih tenang, namun itu sungguh membuat Tetsuya terlalu gugup untuk berucap.

"Lalu?" tanya Seijuro sekali lagi.

Tetsuya melirik Seijuro. Bagaimana ia bisa mengatakannya? Mike berusaha meracuni seseorang karena...

"Akashi-kun, dia berusaha meracuni Akashi-kun karena..."

"Seishuro?" geram Seijuro.

Tetsuya sebenarnya ingin mengatakan hal terakhir yang ingin dipercayanya. Setelah mengetahui kebenarannya, hal itu sungguh masuk akal. Namun, Seijuro sepertinya sudah terlanjur marah sekarang.

Cold Eyes [AkaKuro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang