*14*

388 59 17
                                    

Bila pada akhirnya kita berpisah, aku yakin waktu akan mengembalikan semua kepada tempatnya masing masing. Aku mencintaimu dengan hatiku, bukan hanya dengan kata yang terucap.

Perlahan, mata Tetsuya terbuka. Kelembutan terpancar dari mata biru cerah itu saat melihat wajah tampan yang masih tertidur. Tetsuya nemandang wajah itu sendu. Kenapa harus Seijuro?

"Sei-kun," lirihnya pelan.

Saat ia melirik ke balik selimut, tatapannya terpaku. Seijuro tidak mengenakan sehelai benang pun. Lelaki itu telanjang. Benar-benar telanjang bulat.

Wajah Tetsuya segera memerah mengingat kejadian semalam. Tidak bermimpi. Dia tidak bermimpi! Ya Tuhan, dia benar-benar mendesah di bawah Seijuro semalam?

"Orang-orang selalu berkata aku ini mengerikan. Apa kau juga berpikir demikian, Tetsuya?" suara Seijuro segera membuat Tetsuya tersentak.

Tetsuya memandang Seijuro yang mulai membuka matanya. Memberikan tatapan dingin yang tidak ingin Tetsuya lihat lagi seumur hidupnya.

Dia mengingatnya. Dia mengingat semuanya. Dan sekarang, pertanyaan mengenai perasaan aneh yang muncul saat ia bersama Seijuro sudah terjawab. Apa Seijuro tidak mengingatnya?

Tetsuya mengulurkan tangannya menyentuh pipi Seijuro. Saat Tetsuya kembali menatap Seijuro, rupanya lelaki itu juga sedang menatapnya. Dua pasang mata itu bertemu. Yang satu begitu dingin sementara yang lain sudah dipenuhi kehangatan.

"Aku tidak..."

"Bersiaplah dan jangan lupa memakai pakaian hangat. Kita harus pergi ke kantor," kata Seijuro sebelum Tetsuya berhasil menjawab.

Seijuro menyingkirkan tangan Tetsuya perlahan. Tetsuya mengerutkan keningnya. Seijuro tidak mengingatnya? Dia tidak mengingat kehidupan mereka sebelumnya?

Atau... dia hanya berpura-pura?

"Tunggu, Sei-kun," tahan Tetsuya cepat.

Tetsuya ingin mendengarkan kata cinta dari Seijuro. Seijuro, lelaki yang selalu ia inginkan. Bukan...

"Hm?" jawab Seijuro dingin.

Tetsuya segera menjauhkan dirinya. Kepalanya pun tertunduk merasa menyesal. Apa yang ia pikirkan?

"Apa kau... tidak mengingat apa pun...?" bisik Tetsuya.

"Mengingat? Mengingat apa? Rasa tubuhmu?" kekeh Seijuro.

Semburat merah menghiasi wajah Tetsuya. Tetsuya memalingkan wajahnya, malu. Dia malu sekali.

"Berhenti membual, ayo berganti pakaian Tetsuya," kata Seijuro.

"Ah, baik," jawab Tetsuya kaku.

Tetsuya menahan sakit di antara kakinya untuk meraih pakaiannya. Tubuhnya terasa lengket karena aktifitas mereka semalam, namun ia ragu untuk mandi.

"Kenapa cuaca hari ini dingin sekali?" gumam Tetsuya.

Sret

"Pakailah. Jangan merepotkanku dengan membuat dirimu jatuh sakit," kata Seijuro sambil melingkarkan sebuah long coat tebal ke tubuh Tetsuya.

Sedikit rasa hangat dari Seijuro memenuhi Tetsuya. Hatinya menghangat dan ia mengeratkan pakaian yang diberikan Seijuro.

Kenangan mengenai Seishuro segera melintas dalam pikiran Tetsuya. Ingatan indahnya mengenai Seishuro terus berputar, membuatnya menampilkan senyuman lembut miliknya.

Cold Eyes [AkaKuro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang