25. The truth

1.2K 183 60
                                    

Setelah midnight kemarin nangis bombay soal bastard's sidenya Stefan,
Kiana perlu kembali beraktivitas seperti biasa. Dalam artian,seakan kejadian second room and fencing room tidak pernah ia lihat. Ditahan sekuat apapun tetep akhirnya mewek. Kalau sekarang diingat lagi nanti ujung ujungnya Kiana malah ngamuk di depan kantin.

Javier selaku pihak yang bertanggung jawab tentu langsung mendatangi Kiana. Bukan mau nanyain keadaanya,
tapi mau uji coba jurus gombalnya yang baru. Javier mau mepet adek kelas soalnya,jadi perlu persiapan matang. Mau Kiana tolak tapi gaenak karena gara gara dia,Kiana jadi tau kebenaran dari musuh dalam selimut dan—soal Karina yang tentu masih membekas di hatinya.

Kalau Kiana mau,bisa saja ia melabrak Karina sekarang juga sekaligus go public-in statusnya sama Stefan. Biar ga ada curut kegatelan yang berusaha menel menel. Tapi sebagai model iklan sekolah,Kiana harus jaga wibawa dong. Setidaknya,ia akan membuat Karina kapok,tunggu saja.

There's no kindly Kiana now.























Pagi ini Kiana diantar Kiano ke sekolah,gausah nanya alasannya. Selain masih belum siap mental dan hati buat bertemu,kalau mereka ada dalam satu lingkup ruangan yang sama bisa bisa Kiana mempertanyakan eksistensi seorang Karina dalam hidup mereka. Mau Kiana distract lewat kegiatan apapun,akhirnya ia tetap kepikiran.

Disuruh ngisi air di alat penyiram tanaman malah diisi air got,disuruh ngunci pintu pagar malah gemboknya hilang,disuruh masak nasi di rice cooker malah engga ditancepin colokannya. Mamanya kan jadi kesel pengen nggigit. Mau ngehibur anaknya tapi dilarang sama papa Jordan. Katanya harus nunggu sampai anaknya yang cerita sendiri,kalau enggak berarti masalah masih bisa terurus. "Jangan berusaha melindungi anakmu jika ia sedang mencoba melindungi dirinya sendiri."

Bijak banget,sayangnya dulu pernah salah pakai helm hello kitty buat ngejemput Kiana sekolah waktu SD. Jadi hilang aura bijaknya.

"Lo hari ini ada rencana kemana?"

"Engga ada,langsung pulang. Kenapa?"

"Gue cuma nanya,kata Evan gue gaboleh pergi sendiri mulai sekarang. Gue gatau alasannya tapi gue iyain aja."

Kiana berpikir,pasti masalah kak Jinyoung."Lo turutin aja,emang ada benernya. Sekarang penculikan makin marak tau,bahaya."

Di tengah tengah obrolan mereka,
seseorang memanggilnya. "Kak Kian!"

Kiana menoleh ke luar kelas,rupanya Nashwa."Ngapain ke sini Nash? Ada latihan?"

"Engga,kak Satya manggil kakak."

Kiana bingung,yang ia tau semua keperluannya dengan Satya sudah selesai. "Oh yaudah,bentar coy gue ke ruang padus dulu."

"Gue ikut deh,sekalian ngapel." Kiana berdecak,dasar bucin.

Mereka bertiga pun pergi ke ruang padus. Hari masih terhitung pagi,sehingga belum banyak siswa yang terlihat berlalu lalang.

Ruang padus terletak di dekat kelasnya Stefan,otomatis mereka bisa melihat anak kelasan yang lagi keluar masuk kelas. Walaupun enggan bertemu,Kiana masih khawatir sedikit. Jadi matanya ngintip sambil memastikan apakah Stefan sudah datang atau belum.

Voila! Kiana melihat Stefan lagi terperangkap di bangkunya karena dikerubungi Jinan dan Jayden yang sedang sibuk berbicara. Entah apa yang mereka bicarakan,tapi Kiana merasa lega. Setidaknya cowok itu baik baik saja.

Baru saja Kiana menarik napas lega,ia melihat seorang siswi yang terlihat mencolok karena tinggi badannya yang masuk ke kelas Stefan. Kiana tau siapa itu,setaunya anak itu masih satu tingkat dibawahnya,apa yang ia lakukan di sini?

MY FIANCE | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang