27. Deep talk

1.4K 195 69
                                    

Dalam hitungan jam video perdebatan Kiana dan Karina menjadi trendind topic di grup angkatan. Semua siswa sibuk membicarakan keduanya. Bahkan kabar itu sudah tersebar hingga ke sekolah tetangga,Dekara. Tau darimana Kiana? Notif jebol dari hapenya memberi tau segalanya.

"Sekarang beneran jadi artis lo,
gimana rasanya?" Kiano berniat mengejek saudaranya dan meminta kompensasi. Ia kaget melihat Kiana yang sedang menjewer telinga Javier sambil menyumpah serapahi cowok itu keras keras.

Padahal semua siswa sedang terang terangan membicarakannya karena mereka melihatnya bertengkar dengan Karina di atap. Kiano yang sedikit mendengar itu bergegas membawa spesies yang sedarah dengannya itu pulang. Bisa bisa Kiana dikerubungi massa yang haus akan gosip. Saudaranya ini benar benar tuli atau bagaimana sih!? Bukannya bersembunyi agar tidak ketahuan orang banyak, ia malah sibuk memarahi temannya sendiri.

Atau setidaknya pakai jaket, apaun untuk menutupi wajahnya. Ia jadi harus repot mencoba menghalangi pandangan orang orang yang berusaha melihat Kiana.

"Kalau gue terkenal gara gara gelud sama Karina mah gue ogah." Keluh Kiana sambil mengompres pipinya menggunakan buntalan es batu.

"Bawa Javier kek jadiin tameng, punya otot tuh dipake bukannya dibuat tebar pesona!" Kiana tergelak, sekarang saudaranya ini menyalahkan orang lain. Sungguh kekanak kanakan.

Kiano seketika terbayang kesimpulan yang memalukan, "Jangan bilang lo kalah dari dia?"

Kiana mendelik,"ENAK AJA! Udah gue tampar sama tendang balik sih,
kayanya memarnya tahan sampai seminggu."

"Kirain, malu maluin kalau sampai kalah." Kiano tak peduli mau Kiana salah atau benar, yang penting waktu berantem Kiana yang menang itu sudah cukup. Logika cowok sama logika cewek memang berbeda.

"Ngapain gue kalah? Harusnya tadi gue ajak baku hantam beneran."

"Tapi harus banget lo kena gampar? Ga ada cara yang lebih baik gitu?" Bagaimanapun Kiano ngeri sendiri ngelihat saudaranya ini ngompres pipi sambil naikin satu kakinya, kaya bekas rasa sakit cekikan sama tamparannya itu seolah tak pernah ada. Kiano paling kaget saat melihat leher adiknya sedikit memar, tapi adiknya ini malah santai misuh misuh disini.

"Tadinya ada, cuman gue terlalu bodoh buat ngikutin rencananya Javier seratus persen."

"OH JADI INI GARA GARA SI KODOMO!?" Kurang ajar, kalau gini caranya Javier harus dicekek juga. Ia bangkit sambil mulai menekuk lengan sweater abu abunya.

"Udah gausah berlagak jadi kakak yang bertanggung jawab, itu anak nanti bakal gue tebas pake sapu lidi."

Kiano yang sudah mencoba menjadi keren itu mengerjap takut,"S-sapu lidi?"

Mendengar suara kembarannya yang bergetar, Kiana mendongak seraya tersenyum evil. "Lo mau gue tebas juga?"

"ENGGAK USAH MAKASIH!" Setelah itu Kiano langsung ngibrit keluar dari kamar Kiana. Sampai sampai mengakibatkan bunyi gedubrakan yang keras karena Kiano buru buru menyelamatkan diri.

"Kaya gitu mau ngehajar Javier, lenyeh lo."

Di sela sela lamunannya, Kiana sempat meringis saat memegang lehernya. "Awas aja, ntar bakal gue bales."

"Stefan sekarang lagi ngapain ya?" Tanyanya pada diri sendiri. Awalnya karena di dalam rencana Javier melibatkan Stefan, Kiana langsung menolak keras keras. Meskipun sudah memaafkan cowok itu, rasanya Kiana belum puas. Belum rasa canggung yang naik berlipat lipat karena mereka sudah lama tidak berinteraksi. Kiana baru melihat Stefan lagi di rooftop tadi, itupun tidak lama karena setelahnya ia memutuskan pergi dari sana. Melihat Karina ada di sana juga membuat otaknya teringat pemandangan menjijikan yang tidam seharusnya ia lihat.

MY FIANCE | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang