7. ternyata

2.1K 271 3
                                    

Seketika Kiana dan Stefan membeku,
kenapa orang tua mereka saling mengenal!?








"Ayo sini duduk dulu,nak Stefan duduk sini ya." Mama Kiana menuntun Stefan duduk di sebelah Kiana.

"Langsung saja karena kemarin sudah kita bahas,apa kalian setuju jika kalian bertunangan?"

Baik Kiana maupun Stefan tidak ada yang menjawab. "Apa kalian mau ngobrol sebentar dulu biar ga kaku?"

"Boleh om kalau diizinkan."

"Panggil ayah aja,kalian bisa keluar sebentar."

"Baik a—yah."















"Kenapa waktu gue bilang bukan lo yang jadi tunangan gue lo ga bantah!?"

"Tau gitu gue ga bakal ke sini sama lo tadi,makin runyam dah ini urusan." Kiana menumpahkan kekesalannya di lorong.


"Gue mau pertunangan ini lanjut." Kiana langsung berbalik menatap Stefan.

"Apa lo punya maksud lain sama gue?iya?"

Stefan menggeleng,"Apapun yang bikin orang tua gue bahagia,gue akan lakuin."

Kiana mengusap wajah frustasi,jika sudah menyangkut orang tua pasti Kiana akan luluh.








"Oke,tapi nanti kita cari cara untuk batalin ini pertunangan. Deal?"

"Deal."






















"Kita mau kok pertunangan ini lanjut." Ucap Kiana kepada seluruh orang yang berada di dalam ruangan.

Tiba tiba Alex tertawa,"Sudah kubilang,Stefan itu akan mewarisi diriku. Tak bisa ditolak,hahaha."

"Ya ya terserah,kalau begitu kalian pakai cincin ini."

"Dipakai sekarang? Bukannya acaranya masih lama?"

"Ini sebagai bukti saja sayang,nanti pas acara kalian akan memakai cincin yang lain." Lalu Stefan mengambil kotak cincin tersebut dari mama Ale.






Mereka pun memakai cincin masing masing,"Nah kan adem liatnya,kalian mau tetap di sini atau mau jalan jalan dulu?"

"Disi—


Saya mau antar Kiana jalan jalan dulu ma,boleh?"





"Tentu saja Stefan,hati hati ya!" Lalu Kiana langsung ditarik pergi keluar.



































"Demi apa gue pertama kali denger lo ngomong sopan banget."

"Gue masih tau tata krama."

"Kenapa lo bawa gue keluar?"

"Gatau,pengen aja." Kiana ingin menampol Stefan rasanya.




Sementara itu di mobil mereka hanya diam saja,seperti tadi saat berangkat. "Lo bakal make ini ke sekolah?" Tanya Kiana sambil memperhatikan cincin yang sedang ia pakai.

"Mungkin,nanti kalau gue lepas copot takut ilang. Diomelin yang ada."



Kiana hanya diam tak membalas Stefan,ia hanya menatap kosong ke luar jendela.






Di tengah keheningan itu tiba tiba perut Kiana berbunyi,"Lo daritadi ga makan?"

"Gimana mau makan orang gue daritadi sibuk di butik." Lalu Stefan membelokkan setirnya ke drive thru Macdonald's.

MY FIANCE | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang