31. meledak ledak

1.4K 207 70
                                    

Sudah seminggu sejak video itu tersebar. Perhatian orang orang terhadap Kiana sudah tidak terlalu parah seperti sebelumnya. Kiana lega, karena ternyata dunianya tidak runtuh begitu saja setelah video itu dilihat banyak orang.

Namanya gosip, pasti akan lekang oleh waktu. Ketenaran Kiana lambat laun mulai surut digantikan gosip gosip fresh from the oven yang lebih menarik untuk dibahas. Tapi tetap, Kiana masih kepikiran soal orang orang yang jadi memusuhinya gara gara gosip itu.

Kalian bisa mengatakan jika Kiana adalah people pleaser. Walaupun ia terlihat cuek dengan opini orang orang tentang dirinya, tidak mungkin ia akan tenang jika ada rumor rumor aneh yang melibatkan dirinya.

Susah payah ia membangun imagenya yang sekarang, usaha yang ia keluarkan selama ini seketika menjadi sia sia karena video viral itu. Secara gamblang, bisa saja Kiana tetap memegang teguh prinsip just be yourself sampai akhir. Tapi kata papa Jordan, dalam hidup kamu harus mencoba menyenangkan orang lain. Mau itu demi keuntunganmu, atau sekedar menambah kawan. Terbukti dari petuah itu Kiana jadi memiliki teman dari berbagai kalangan. Mulai dari anak osis macam Hilal, sampai Tio si cowok lembek yang kebanyakan berteman sama perempuan. Yah, itu semua terjadi saat Kiana tidak tau jika mereka berdua sudah berteman dekat.

Sekarang, dirinya sudah tidak peduli. Mau dunia jungkir balik memuntahkan segala isinya, Kiana akan bertahan. Oke itu berlebihan, dirinya tidak sekuat itu plis.

"Kalau ada yang ganggu lo, buruan kasih tau gue." Titah Stefan saat mereka berada di parkiran.

"Iya bawel."

"Gue cuman memastikan."

Pagi pagi udah ngeju aja, tapi Kiana tidak risih. Ia malah menyukai sisi Stefan yang seperti ini. "Tapi lo udah bilang ini berkali kali, lo kira gue anak kecil hah?"

"Lah emangnya bukan?"

"IH!"

"Buktinya aja lo cuma segede ini." Ejeknya seraya memegangi kepala Kiana yang hanya setinggi lehernya sana.

"Gausah diingetin lagi."

"Bercanda." Stefan lalu merapikan jas almamaternya dan pergi meninggalkan Kiana dalam keadaan jengkel luar biasa.

Kejengkelan Kiana ini bukannya tidak berdasar, ia ini bukanlah gadis mungil yang bisa seenaknya diejek seperti itu. Dengan tinggi seratus enam puluh lima sentimeter, Kiana akan lebih mudah terlihat diantara lautan siswi sma Pradipta. Dengan tinggi segitu, Kiana masuk jajaran bodygoals seenggaknya.

Cuman ya gitu, ada aja situasi dimana tinggi badannya tidak bisa membantunya dalam kehidupan sehari hari.

Ingat saat Kiana dan Stefan saling bertaruh saat mereka pulang dari gerobak bubur mang Budi? Kiana sempat menyesal mengiyakannya. Seharian penuh dirinya dan Stefan melakukan berbagai hal yang sama sekali belum mereka lakukan layaknya tunangan pada umumnya.

"Minggir, lo ga eneg nempelin gue mulu?"

Stefan yang sedang tiduran di pangkuan Kiana itu membuka matanya perlahan,"Enggak."

"Masalahnya gue yang eneg, bodoh." Didoronglah kepala Stefan menjauh darinya.

Stefan mengelus kepalanya sakit, mungkin beberapa helai rambutnya rontok sedikit. "Ga bisa banget lo menjiwai taruhan kita kali ini."

"Bodo amat." Cewek itu kemudian berjalan ke arah lemari. Dibukalah lemari itu dan terpampang koleksi pakaiannya yang jarang ia gunakan.

Percuma dibelikan baju dengan berbagai macam model dan merek, Kiana hanya suka memakai pakaian yang itu itu saja.

MY FIANCE | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang