Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah sempat vacuum dari dunia kafein beserta susu, hari ini akhirnya Kiana menginjakkan kakinya di Starbucks. Rasanya seperti reuni dengan teman lama, karena mau bagaimanapun, kopi akan selalu menjadi temannya saat dirinya dilanda kegundahan akan huru hara kehidupannya.
Karena sama sama penggemar kopi, tentu hal ini membuat hubungan Kiana dan Javier makin nempel kaya Tom and Jerry. Kalau satunya hilang dicari cari, kalau udah ketemu bakalan saling mengejar karena ribut masalah sepele. Kaya keadaan mereka sekarang.
"Pokoknya gue mau Americano."
"Mending lo cobain yang lain deh, jauh jauh dateng ke sini masa beli Americano doang."
"SUKA SUKA GUE LAH."
"TAPI KAN GUE YANG BAYARIN."
"Gue kan bisa bayar sendiri!"
"Kita ke sini buat ngehibur lo, bukan biar lo keluar duit."
"Gue maunya itu."
"Kenapa ngotot sih, beb?"
"Americano itu mungkin terlihat terlalu sederhana buat lo, tapi yang sederhana itu, biasanya yang paling membekas di ingatan. Iya nggak, Mas?" Tiba tiba Kiana menanyakan pendapat mas mas barista yang kebetulan lagi nganggur dan menjadi saksi pergeludan mereka.
"Iya. Sesuatu yang sederhana itu biasnya yang paling memorable."
"GUE KAGAK NANYA ELO JAVIERR!!" Gara gara itu mereka menjadi tontonan beberapa pengunjung yang dari awal sudah salah fokus terhadap tampang mereka yang diatas rata rata, lalu makin diliatin karena mereka berdebat hal yang tidak masuk akal.
Mungkin Kiana bisa nyolot karena pertanyaannya malah dijawab Javier, bukan barista yang ia harapkan. Tapi sang barista pun tau, ada kesungguhan dalam kalimat yang Javier lontarkan tadi.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
