34. Regret

1.6K 210 26
                                    

Sekarang mereka sudah berada di salah satu Mall. Mau ngapain? Hajatan.

Ga ndeng.

Seharian ini Stefan mau ngetreat Kiana sebaik mungkin. Biar dia tau, kalau dirinya punya sisi yang menyenangkan juga.

"Kampret, gue kurang tinggi atau ringnya yang ketinggian!?" Omelnya saat tidak bisa memasukkan satu bola pun pada ring.

Stefan yang sedang bermain permainan yang sama di sebelahnya tertawa geli, "Percuma tinggi, kalau ga ada skill."

Lalu ia melempar bolanya asal ke dalam ring.

MASHOOK SODARA!

"Kalau lo sama nyebelinnya sih, perjanjian tadi ngga ada gunanya."

"Gausah ngambek."

Kemudian pinggangnya diangkat agar dirinya bisa leluasa memasukkan bola. "EH KENAPA GUE DIANGKAT!??"

"Katanya mau masukin, buruan."

"Gitu dong." Puji Kiana sambil memasukkan bola ke dalam ring terus menerus.






















***





















Di dekat Timezone, ada sebuah bioskop yang berhasil membuat mereka betah berlama lama di dalam Mall. Stefan tergerak ingin mengajak Kiana nonton. Tapi masalahnya.. film apa yang cewek itu suka?

"Bioskopnya nggak rame ternyata."

"Heem." Jawab Kiana sambil melihat rundown jadwal film. Kebetulan, ada salah satu film animasi yang sempat ingin ia tonton bersama Kiano. Tapi karena ia terlanjur ke sini sama Stefan, apa sama Stefan saja?

"Kalau misal nonton itu gimana?" Usulnya sambil menunjuk film yang ia maksud.

"Yang itu? Tumben. Yakin?"

Kiana mengangguk semangat, "Yakin. Lo buruan pesen deh, gue yang beli popcorn."

"Okay, Boo."

Terus yaudah, Stefan yang ngantri beli tiket. Hanya ada beberapa orang yang mengantri, jadi ia bisa dengan cepat memesan. Dan ternyata, jumlah kursi penonton dari filmnya juga tersisa banyak. Refleks mbak pegawainya menyarankan. "Datang sendiri atau bagaimana kak?"

"Sama tunangan saya, mbak."

"Oh gitu." Mbaknya auto senyam senyum. Asik memuji dalam hati betapa cakepnya manusia yang menjadi customernya hari ini.

"Kalau gitu apa mau book yang rada atas saja, Kak?"

"Boleh."

Dipesanlah dua buah tiket film yang akan diputar sepuluh menit lagi. "Terima kasih."

Begitu Stefan selesai memesan tiket, ia bergegas mencari Kiana. Rupanya cewek itu memutuskan untuk duduk di dekat studio tiga. Pas sekali dengan studio tempat film mereka akan diputar.

"Kamu yakin mau nonton ini?"

Kiana yang sudah mulai mencemili popcornnya itu menoleh, "Kenapa sih? Nggak papa dong gue nonton film kayak gitu."


























Ternyata Stefan menanyakannya terus karena ada alasannya. "Kenapa kita jadi nonton film horor?!"

"Tadi kamu yang bilang sendiri mau nonton itu."

"Maksud gue film animasi anjir, bukan sebelahnya."

Oke, sepertinya ada kesalah pahaman disini.

MY FIANCE | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang