6. happy tapi-

2K 265 5
                                    

Kiana kembali ke kelas dengan perasaan senang luar biasa. Walaupun ia lahir dari keluarga berkecukupan,keluarganya tidak benar benar bepergian jauh untuk liburan. Alih alih mereka memilih  ke luar negri sebagai pilihan.

"Sumpah Cia gue seneng banget!"

"Kenapa lo?"

"Gue bakal ke sumba yey!"

"Hah ngapain?"

"Lo tau kan sekolah selalu bikin iklan setiap tahun?"

"Iya sih—lo jadi bintang iklannya ya!?" Kiana mengangguk.

"Yaampun akhirnya temen gue debut juga nanti di layar kaca!!"

"Eh lebay lo ah." Ujar Kiana diakhiri kekehan.

"Kan gue dah bilang,lo itu cocok banget di depan kamera. Walaupun cuma iklan sekolah,bisa lah ya gak?"

"Pokonya gue seneng huaaa." Kiana memeluk Cia sebagai tanda senang.





















"Eh Cia? Gue duluan ya?"

"Iya deh,calon bintang."

"Apaan sih,udah ah." Kiana langsung keluar kelas menuju parkiran mobil,ia akan diantar Sunghoon hari ini.


Kiana langsung masuk ke mobil saat tidak ada orang yang melihat,bisa ribet urusannya kalau ada yang lihat.

"Lo kenapa? Kesurupan?"

Lamunan Kiana soal Sumba langsung buyar,"Ih ganggu aja lo,ayo jalan. Nanti gue telat."

"Jawab dulu baru jalan." Kiana berdecak.

"Gue bakal ke Sumba buat syuting iklan."

"Oh." Kiana makin kesal,tau gitu gausah cerita sekalian.








Diperjalanan tidak ada pembicaraan,hanya suara radio yang terdengar. "Eh mampir ke butik dulu,gue disuruh ambil dress."

"Dimana?"

"Di Flower Shower, nanti lo tunggu aja di mobil."











Mobil Sunghoon sudah terparkir,saat Kiana keluar tiba tiba Sunghoon ikut keluar dari mobil.

"Lo ngapain keluar? Tunggu di dalem aja elah."

"Gue ada urusan di sini." Kiana ber oh ria.

Tingg

"Selamat datang,ada yang bisa saya bantu?" Ucap pelayan butik.

"Mau ambil pesenan atas nama Ale kim dong mbak."

"Silahkan ikuti saya."

Kiana mengikuti pelayan tersebut dan mengambil dressnya,saat akan masuk ke bilik tiba tiba—

"Eh Kiana,aduh lama tante ga liat kamu."

"Tante Fia? Iya tan udah lama hehe."

"Ini baju tante bikin khusus buat kamu loh."

"Makasih tante,Kiana coba dulu kalau gitu."





Setelah Kiana memakai dress dan keluar dari bilik,"Kiana jadi anggun banget,iya gak?" Tanya Tante Fia kepada salah satu pegawainya.

"Eh engga juga tante,Kiana mah gabisa anggun."

"Oke kalau gitu tinggal riasannya aja sama rambut,Kiana ikutin mbak nya ke ruang rias ya?" Kiana ingin menolak tapi tante Fia sudah pergi,sepertinya ini juga rencana mamanya.

Kiana lalu berkaca sebentar lalu menengok dan melihat Sunghoon terbalut sebuah jas yang warnanya senada dengan miliknya.

Kiana mendekat dan berbisik,"Lo ngapain sih!?"

"Disuruh bunda make ini juga."

"Oh yaudah,tapi tunggu gue ya? Gue mau dirias katanya." Nada Kiana diakhir terlihat sekali jika ia tak senang.

"Hm."










Untung Kiana meminta riasan yang tidak tebal dan model rambut yang sederhana,jadi tidak memakan waktu lama. "Yuk,sorry kalau lama."

Lalu mereka keluar dari butik dan masuk ke mobil,dengan tas mereka yang ditaruh di jok belakang.

"Eh lupa!" Sunghoon yang baru saja menginjak gas langsung mengerem lagi.

"Gue belum bilang mama gue kalau pergi sama lo! Duh bentar."

Kiana langsung menelpon mamanya,
kalau di chat pasti tidak dibaca.

"Halo,ma?"

"Kenapa sayang?" Kiana bingung,ini sudah hampir malam tapi kenapa mamanya santai sekali?

"Kiana minta maaf deh ga bilang mama,Kiana lagi dianter sama temen Kiana sekarang. Mama gausah kuatir."

"Yaudah,jangan telat tapi. Mama tunggu di sana."

"Oke ma."

"Selamat gue,yuk jalan."

















Mereka sudah sampai di tempat,"Makasih udah nganterin gue." Sunghoon mengangguk.

Mereka keluar dari mobil bersama,lalu mendatangi resepsionis.

"Mbak ruangan atas nama Ale Kim." Resepsionis lalu memberikan nomor lantai dan ruangan pada Kiana.

"Gue duluan." Kiana langsung pergi.

"Masnya?" Tanya resepsionis saat sadar Sunghoon tidak mengikuti Kiana.

"Atas nama Alex Park."






Kiana baru saja memasuki lift dan hendak menutupnya,tapi Sunghoon tiba tiba masuk membuat mereka me jadi satu lift.

Kiana lalu memencet angka 3,lantai tempat ruangan dipesan. Tapi Sunghoon hanya diam saja. Kiana masa bodo dan tidak peduli,setelah ini kemungkinan ia akan bertunangan sungguhan jadi ia tak ada waktu memikirkan hal sepele itu.


Mereka keluar dari lift bersama sama,rupanya ruangan mereka bersebelahan. Untungnya mereka berpisah di pintu ruangan masing masing.















Sunghoon/Stefan pov

Gue membuka pintu dan melihat ayah dan bunda gue lagi ngobrol sama orang asing,
Dilihat dari raut mukanya sih kayanya hal serius.

Gue langsung mendekat dan membungkuk sedikit,"Nah dia Stefan,anakku." Gue tersenyum sedikit menanggapi.

Lelaki di depan ayah gue tersenyum,"Baiklah,nanti kita bicarakan lagi." Lalu lelaki itu pergi.

"Gimana nak? Udah siap ketemu calon kamu?"

"Siap bun."

"Yaudah,habis ini kita ke tempatnya."








Kiana pov

Kiana membuka pintu takut takut calon tunangannya sudah datang,ia masih geli membayangkan jika yang datang adalah om om aneh seperti prediksinya. Untungnya,baru keluarganya yang sudah datang.

"Lo lama banget sih ngambil baju doang." Ujar Kiano sambil bermain game.

"Biarin."

"Kamu deg deg kan gak?" Tanya mamanya Kiana.

"Pasti lah ma,aku juga ga kenal siapa yang mau tunangan sama aku."

"Mama ga milih om om kan?" Mama dan papa Kiana tertawa.

"Enggaklah sayang,kamu liat aja nanti."

Tiba tiba pintu terbuka,"Maaf ya Dan tadi ada klien urusan dikit."





















//

MY FIANCE | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang