I'm fine

635 80 11
                                    

Jangan menyerah, sebab kau memiliki_ku.

Seminggu telah berlalu semenjak peristiwa kecelakaan itu terjadi. Namun, dalam waktu satu Minggu itu pula Suzy belum siuman.
Gadis malang itu masih setia memejamkan mata. Beberapa luka pada bagian kulit tubuhnya bahkan sudah semakin samar. Tapi mengapa netra gadis itu masih enggan membuka?

Dengan raut wajah lesu, Joohyuk duduk disamping ranjang Suzy. Sudah dua hari ini, gadis Bae dipindahkan ke rumah sakit Seoul. Sebab keterbatasan waktu, Hyuk terpaksa melakukannya. Selain harus menjenguk Suzy, dia juga harus tetap bekerja. Memastikan perusahaan dalam keadaan baik agar sang Ayah tidak berang.

Pria tua kurus itu sudah tahu bahwa putra tunggalnya lah yang membiayai  perawatan yang sedang dijalani Suzy. Ia juga tahu putranya setiap hari menyempatkan waktu mendatangi rumah sakit.

Byungchul memilih menutup sebelah mata, sebab kini hanya ini yang bisa dirinya lakukan. Putra tunggalnya membuat perjanjian yang menyebutkan ia akan tetap bekerja di perusahaan dan memastikan perusahaan dalam keadaan baik asal, sang Ayah tidak mencampuri lagi urusan pribadinya.

"Wanita jahat. Bagaimana bisa kau tidur dengan wajah damai seperti ini. Kau tahu karenamu berapa banyak yang sudah ku korbankan!?" Netranya yang lesu menatap wajah Suzy yang terlelap.

Entah wanita itu bisa mendengarnya atau tidak, Hyuk hanya tidak suka suasana di ruangan yang begitu sunyi. "Kau harus segera membuka mata. Jangan hanya tidur seperti ini.. Apa kau mendengarnya?"

Saat merasakan adanya pergerakan pada jari tangan Suzy, segera pria itu menyentuh tangan tersebut. Sungguh ia tidak menduga, mungkinkah Suzy sungguh mendengar apa yang dirinya katakan?

Perlahan ia melihat gadis itu membuka kelopak mata. Ada perasaan was-was pada diri Joohyuk. Gadis itu akan segera tahu kondisi yang sebenarnya.

"Kenapa semuanya gelap? Nyalakan lampu.. ku mohon! Aku tidak bisa melihat." Pekiknya.

"Suzy_ah.. tenanglah.. dengarkan aku. Sebentar, aku akan memanggil dokter."

Seperti sedang mencari sesuatu, Suzy mencoba menggapai apapun yang bisa dijangkau olehnya. Sayangnya ia tidak mendapatkan apapun. Gadis itu kelihatan sedikit linglung saat ini. Memegangi kepala yang masih berbalut perban. Suzy berusaha mengingat kembali apa yang telah terjadi.

Perlahan ingatan yang telah berlalu itu kembali berputar dalam pikiran. Kejadian naas itu, Suzy masih mengingatnya dengan jelas. Perlahan cairan bening mengalir dari sudut matanya. Gadis itu juga menyentuh permukaan perut.

Pada saat itu pula, Dokter yang selama ini menangani pengobatan nya datang untuk memeriksa.

Usai memastikan denyut nadi pasien bekerja dengan normal, Dokter mulai memeriksa netra gadis itu. Meminta Suzy membuka lebar mata sembari menyinari netra gadis itu dengan menggunakan senter kecil.

Usai menyinari bola mata pasien, dokter meminta pasien memberikan tanggapan. Sayangnya tidak ada tanggapan yang bisa diberikan Suzy. Meski demikian, dokter'pun sudah bisa memastikan hasil. Bola mata Suzy sama sekali tidak bergerak saat sinar terang itu menyinari matanya. Bukankah dengan hal sepele ini saja bisa ditarik kesimpulan, gadis itu tidak bisa melihat.

Menggelengkan kepala, pria berprofesi sebagai tenaga kesehatan itu sadar betul ini bukan hasil yang diharapkan pasien.

"Bagaimana, dok?"

"Nyonya, karena benturan keras yang nyonya alami..

Dokter mulai menjelaskan bagaimana perincian hal yang menimpa pada Suzy. Diakhir kalimat, Dokter meminta Suzy untuk tidak patah semangat. Sebab pengobatan yang baik akan membawa hasil yang baik pula. Terutama tekad dari pasien sendiri untuk membuat dirinya sembuh.

I'm fine [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang