I'm fine

541 82 23
                                    

Akhir atau awal

Sepeninggalan Hyuk, Suzy hanya duduk dilantai sembari menopang dagu pada tangan yang berada di atas kedua lutut. netra'nya yang sayu masih setia memandang ke arah pintu yang membawa Hyuk pergi dari rumah kecilnya.

Wanita itu tak pernah menduga ia bisa berakhir seperti saat ini. Hanya karena mengetahui kabar pernikahan seorang pria yang bahkan tak pernah hadir walau dalam mimpinya.

'Kau sungguh sudah tidak tertolong lagi. Sekarang apa yang bisa kau lakukan. Pria itu, dia bukan milikmu. Berhentilah memikirkannya! Sadarlah, ku mohon!' batinnya. Kini keseluruhan wajah wanita itu_ia sembunyikan dibalik telapak tangan. Suzy menangis sejadinya. Entah kenapa ia merasa tak rela_sekali lagi harus kehilangan orang yang dirinya kasihi.

Sang ibu yang ternyata sudah kembali akhirnya hanya bisa menyembunyikan diri, wanita itu hanya mengintip dari celah jendela dapur yang terhubung ke ruang kamar. Sooyoung mengusap dada dan turut berurai airmata. Ia sangat menyesalkan apa yang terjadi pada kehidupan percintaan putrinya. Berharap putrinya bisa menemukan kebahagiaan.

Sooyoung yang sangat mengenal watak Suzy, tahu_ mungkin putrinya takkan bisa lagi kembali bersama Joohyuk. Bukan karena wanita itu tak ingin. Ini karena putrinya merasa tak pantas lagi untuk kembali.

Pada akhirnya Sooyoung hanya menangkupkan tangan_berdoa dengan mata terpejam. Tetesan airmata jatuh di pipi keriputnya. Sooyoung berharap akan terjadi keajaiban untuk hubungan sang putri dengan menantunya.

Bila berharap Suzy yang berusaha, mungkin itu akan sulit. Sebab putrinya pasti akan memilih menyudahi. Menganggap dirinya tak layak untuk pemuda sebaik Joohyuk. 'Hanya, semoga saja ada keajaiban. Pria itulah yang akan kembali mendatangi putrinya dan memintanya untuk kembali bersama.' Bila Hyuk memang sangat mencintai Suzy, maka hal seperti itu bukanlah hal yang mustahil terjadi. Bukankah begitu?

Setelah beberapa saat duduk di kursi rotan besar berwujud meja_ yang terletak diluar rumah, akhirnya Sooyoung memutuskan memasuki rumah kecil itu. Ibu satu putri ini mencoba bersikap wajar. Seolah tak mengetahui apa yang telah ia ketahui.

"Apakah dia sudah pergi?"

"Eoh, Eomma. Aku akan siap-siap untuk berangkat kerja." Terlihat gelisah, Suzy menghindari bertatapan dengan sang ibu, takut wanita itu tahu dirinya menangis. Mengambil cermin kecil yang terselip disela lemari kecil tempat menyimpan pakaian, Suzy melihat pantulan dirinya.

Dirasa ada yang janggal, wanita muda itu memoleskan sedikit Compact powder untuk menutupi wajahnya yang kusam.

"Apa tak masalah kau masuk kerja pada jam ini? Kenapa tidak istirahat saja?"

"Aku sudah baikan, bu. Kalau terus berada di rumah, yang ada nantinya penyakitku malah bertambah!" Kelakarnya. "Aku pergi."

"Eoh, hati-hati dijalan!"

Sepeninggalan Suzy, Sooyoung menghela nafas berat. Hari ini ia bahkan mengambil cuti libur agar bisa menemani putrinya. Namun, nyatanya..

_

Bukannya kembali ke perusahaan, Joohyuk malah mengemudikan mobil menuju rumah yang sempat ia huni bersama Suzy. Pria itu berprilaku seperti bukan dirinya, terlihat frustasi. Hyuk bahkan mengeledah barang-barang miliknya hanya untuk menemukan surat perjanjian yang dulu sempat ia buat bersama Suzy.

Pria itu ingat dulu ia menyimpannya di ruang kerja. Tapi kenapa sekarang malah tak ditemukan. Kemana perginya surat itu. Hyuk merasa tak pernah menyingkirkannya. 'Surat cerai, apakah aku harus benar-benar mengurusnya?' tampak kesal, pria itu menyingkirkan semua berkas yang ada diruang kerjanya.

I'm fine [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang