I'm fine

831 93 22
                                    

Dia hadir pada saat tak terduga

Suzy tampak duduk berhadapan dengan meja rias, setelah sebelumnya mendapat panggilan telepon dari Joohyuk. Pria jangkung itu berbicara di telefon mengatakan bahwa ia akan segera datang menjemput gadis Bae. Ada hal yang ingin dibicarakan.

Suzy sendiri berharap banyak pada pertemuan ini. Seperti yang sering terjadi pada kisah cinta didalam drama, Suzy berharap Joohyuk akan melakukan perjanjian dengannya. Mungkin perjanjian yang isinya seperti setelah pernikahan, keduanya takkan saling mencampuri urusan pribadi. Ya, semacam kontrak pernikahan gitu!

"Oppa, aku berjanji padamu akan menyelesaikan dengan baik. Lalu akan kembali padamu. Tunggu aku." Suzy tersenyum bahagia membayangkan bagaimana ia akan kembali bersama kekasih tercintanya.

Sampai saat suara ketukan pintu terdengar.

Tok.. Tok..

"Masuklah!"

"Nona muda, calon suami nona sudah menunggu dibawah. Tuan dan nyonya meminta saya untuk menyampaikan pada nona agar segera bersiap dan turun."

"Ehm, arraso."

Pintu kembali ditutup dari arah luar.

Kembali Suzy melihat pantulan dirinya di cermin. Setelah kembali memastikan penampilannya. Suzy melangkah keluar dari kamar pribadi.

Menuruni anak tangga dan membuka pintu utama. Gadis itu bahkan tidak memberi sapaan pada ayah dan ibunya. Suzy masih terlalu kesal pada kedua orang tua-nya. Mengenai paksaan menikah dengan Joohyuk termasuk juga beberapa hari ini Suzy tidak diijinkan keluar rumah.

Suzy boleh keluar, hanya kalau Joohyuk yang menjemputnya. Kedua orang tuanya beranggapan bahwa hal ini dilakukan untuk mencegah hal yang tak diinginkan. Misalnya saja, Suzy melarikan diri sebelum pernikahan terlaksana.

Kedua orang tua Suzy tampak menahan rasa malu. Betapa tak dihargainya mereka oleh putri mereka dan hal ini harus disaksikan oleh calon menantu. Suzy sungguh sangat tidak terdidik.

"Pergilah nak, Suzy sudah menunggumu." akhirnya kalimat itulah yang terucap dari bibir wanita paruh baya setelah mengesampingkan perasaan malu.

"Hm. Kalau begitu, aku mohon diri ahbonim, eomonim." memberi hormat, Joohyuk berlalu.

"Kenapa lama sekali? Kakiku pegal." Suzy menendang kerikil-kerikil kecil dengan sneakers.

Tak ada jawaban dari Joohyuk. Pria itu memilih acuh dan menekan benda hitam kecil yang ada ditangannya. Menimbulkan bunyi tuit_tuit dan pintu mobil pun terbuka dengan sendirinya.

"Masuklah!" tanpa ekspresi Joohyuk mengatakannya.

Usai itu, dengan kecepatan sedang, Joohyuk menjalankan mobil sportnya. Membelah jalanan kota Seoul. Jemarinya sedikit bermain diatas stir kemudi, kepalanya juga sedikit bergoyang saat mendengarkan musik yang ia putar. Bts, Dope.

_

Joohyuk dan Suzy memesan beberapa makanan dan minuman sebelum memulai pembicaraan. Setelahnya pria itu mulai fokus pada tujuan dirinya meminta bertemu.

Dari saku jas yang ia kenakan, pria itu
Tampak membawa keluar secarik kertas dan pulpen. Suzy yang menatapnya tampak menyeringai. "Assa, ternyata perkiraanku benar." begitulah pikir gadis itu.

"Mari kita buat perjanjian!"

Tak ada jawaban yang Suzy berikan. Gadis itu bergaya sok cool. Padahal saat ini, dirinyalah yang paling antusias.

"Bacalah, lalu tandatangani!" titahnya.

Pria sinting. Dia bahkan sudah menuliskan isinya? Bukankah setidaknya dia harus merundingkannya denganku, batin Suzy.

I'm fine [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang