Sakitnya dia sakit'ku juga
"kau sudah bangun? Mari makan! Aku sudah menyiapkan sup ini untukmu."
Seunggi menepikan alas tidur dan juga selimut yang sebelumnya Suzy gunakan. Meletakkan meja kecil pada tengah ruangan. "Sebentar!"
Pria itu menuju ruangan yang lebih kecil lagi yang menjadi dapur. Membawa sepanci kecil sup panas, asap bahkan masih mengepul.
"Ini ku siapkan khusus untukmu." Senyuman yang ditunjukkan Seunggi padanya semakin mengiris relung jiwanya.
"Terimakasih, oppa. Aku akan menikmatinya." Gadis itu berusaha menahan tangis. Seulas senyum juga kini ia perlihatkan pada sang kekasih. "Oppa sendiri? Mari kita makan bersama."
Kedua insan yang sedang dilanda cinta itu tampak saling menyuapkan nasi dan sup. Sesekali mereka bahkan menyempatkan diri menggoda pasangan dengan bertingkah seolah akan memberikan suapan pada yang lain. Ternyata malah menyuapkan pada dirinya sendiri.
Kekehan terdengar dari mulut mereka, menandakan betapa mereka saling mencintai dan saling melengkapi.
Sembari makan, Suzy terus memperhatikan wajah sang kekasih yang tampak begitu bahagia. Memikirkan ia akan mengucapkan kata pisah pada pria satu ini, Suzy sungguh merasa tidak tega.
"Oppa, aku ke kamar mandi sebentar." Meletakkan sumpit yang ada di tangannya. Berlari cepat menuju kamar kecil yang ada disamping ruangan. Menghidupkan keran air, Suzy menangis keras. Ia sungguh tak ingin mengucapkan perpisahan pada sang kekasih. Berulang kali Suzy terus menepuk_nepuk kuat dada sebelah kiri. Ia merasa sesak pada bagian sana.
Beberapa saat berada didalam, Suzy sungguh menuntaskan perasaannya. Menyeka sisa airmata. Gadis cantik itu membasahi wajahnya dengan air keran. Setelah dirasa wajahnya sudah lebih baik, Suzy pun keluar dari kamar kecil.
"Apa sudah selesai urusanmu didalam? Kenapa dengan matamu? Kau menangis?"
Seunggi menyentuh wajah sang kekasih. Pria ini kini curiga bahwa sesuatu yang buruk mungkin sudah terjadi. Suzy sering bercerita padanya tentang kehidupannya yang tak seindah dugaan orang luar. Seunggi hanya bisa berharap semoga itu bukan sesuatu yang benar-benar buruk walau ia agak meragukannya. Melihat betapa bengkaknya mata dan bibir Suzy. Wanita ini pasti banyak menangis."Oppa.." Suzy menatap Seunggi dengan wajahnya yang sembab.
"Eoh, wae?"
"Mari kita putus!"
"Ne? Pu_putus katamu?"
"Ya, mari kita putus. Akhiri hubungan kita sampai di sini."
"Tapi kenapa? Apa aku melakukan sesuatu yang salah?"
Sembari mengelengkan kepala, kembali airmata Suzy jatuh tak terbendung. Tangan sang kekasih yang kini berusaha mendekat pada wajahnya ditepis begitu saja.
"Hiduplah dengan baik, oppa! Maaf aku sudah sangat mengecewakanmu."
Seunggi seperti mendapat kejutan yang amat besar. Pria itu membeku ditempat. Ia bahkan tidak mampu mengerakkan tubuh untuk menahan langkah sang kekasih yang pergi meninggalkannya. Tidak ada airmata yang keluar dari sudut mata pria itu.
Mungkin saja saat ini Seunggi masih terlalu shock hingga membuatnya tak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya.
Suzy terus saja berlari sembari mengucap cairan yang terus turun membasahi wajah mulusnya. Sesekali gadis itu menoleh kearah belakang, takut mungkin saja sang kekasih menyusulnya. Tapi pria itu tidak mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm fine [Completed] ✓
RomanceTidak pernah terpikirkan oleh Suzy sama sekali untuk menikah dengan pria yang tidak ia cintai dan juga tidak mencintainya. menjalin hubungan selama enam tahun dengan pria yang kurang mampu'lah yang membuat kedua orang tua Suzy memaksa menikahkan Suz...