6. Pernikahan

39.1K 4.9K 207
                                    

Update! Maaf ya baru update, baru ada ide nih. Alhamdulillah dikasih ide juga 🤭

Btw mau kasih tahu kalau buku Revenge Hanin udah ready ya dengan cover baru. Buat yang mau beli bisa beli via shoppe di detiyulia4

Selamat membaca, jangan lupa cek typo dan vote komentarnya ya💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca, jangan lupa cek typo dan vote komentarnya ya💕

🍁🍁

Aku tahu keputusanku yang akhirnya memilih menerima Ivander sebagai suamiku dan menggantikan posisi Dias, satu hal yang sangat ditunggu oleh orang tuaku, lebih tepatnya mama. Sudah pasti mama tidak akan menyia-nyiakan kesempatan di mana anak tidak tahu diri dan tidak mudah diatur ini dengan tiba-tiba menerima begitu saja keinginannya.

Sehari setelah aku menerima perjodohan itu. Aku masih berpikir apa keputusanku benar? Apa aku memilih jalan yang benar? Seandainya aku tidak tahu soal perselingkuhan Ivander dan Hera, aku tidak akan mau menikahi suami Dias, Kakakku. Dan jika bukan karena Dias, aku tidak sudi menikah dengan Ivander. Sebesar apa pun Dias memuji suaminya itu.

Ketika aku sibuk berdebat dengan hati dan logika. Dengan tiba-tiba mama memutuskan untuk segera mempercepat pernikahanku dengan Ivander. Aku tidak tahu kenapa orang tuaku harus terburu-buru seperti itu. Padahal aku sudah berjanji tidak akan kabur. Atau berubah pikiran.

Dan sekarang, aku sudah resmi menjadi istri Ivander. Secepat itu? Ya. Aku bahkan seperti manusia paling bodoh karena tidak tahu sama sekali soal pernikahan tiba-tiba ini. Mama memang mengatakan kalau aku akan menikah dalam waktu dekat dengan Ivander. Tapi aku tidak menyangka akan secepat ini. Bahkan pesta kecil yang mengundang beberapa orang seakan sudah direncanakan sejak lama. Apa mama dan orang tua Ivander memang sudah merencanakan ini sebelum aku menerima perjodohannya?

Ini terjadi begitu saja. Aku tergagap karena bingung. Sekarang aku tidak bisa lagi bertingkah sesuka hatiku. Sekarang aku sudah menjadi istri seorang laki-laki.

Hanin dan Ruri tentu saja aku beri tahu. Mereka bahkan tidak bisa berkata-kata ketika aku menceritakan apa yang sedang terjadi di hidupku selepas peninggalan Dias. Mereka awalnya menganggapku hanya bercanda. Tapi setelah datang di pernikahanku mereka semua kehilangan kata-kata.

"Yis, aku masih tidak percaya kalau ucapan kamu di telepon itu benar. Astaga Han, tolong cubit tanganku. Bilang kalau ini mimpi," kata Ruri, dramatis.

Hanin mendengus. "Ini bukan mimpi, ini nyata Ri. Yiska sudah menikah, Yiska kita sudah menjadi istri orang."

"Tidak mungkin. Bagaimana bisa anak ini.... Oh Tuhan." Ruri masih bertingkah dramatis.

Aku tahu Ruri masih tidak percaya. Apa lagi selama aku bersama Ruri dan Hanin, aku satu-satunya yang tidak pernah membicarakan soal laki-laki. Itu benar, aku tidak pernah mengungkit mantan-mantanku karena tidak ada yang spesial di hidupku. Aku bahkan tidak mengingat kapan terakhir kali aku berkencan. Selama ini aku menikmati hidup sendiriku dengan kamera kesayanganku.

ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang