12. Telat Pulang

30K 3.6K 34
                                    

Update 🎉

INFO : Hari ini close PO buku Conquer dream with bos! Ya! Yang belum ikutan pre-ordernya bisa langsung chat mamak ke nomor yang tersedia di lapak Deka Chayla. Hanya cetak sekali dan stok sedikit.

Dan buat yang gak sabar nunggu kalian bisa baca di KBM App aplikasi berbayar. Sudah update sampai Bab 19.

 Sudah update sampai Bab 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca. Jangan lupa vote dan komentarnya 💕

🍁🍁

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama aku tidak menginjakkan kaki di tempat ini. Gedung di mana aku selalu menghabiskan waktuku di sini. Gedung yang kami beli bersama dan memulai usaha Wedding organizer bersama Hanin dan Ruri. Setelah kabar Dias meninggal aku tidak pernah kemari, sampai akhirnya aku menikah. Dan sekarang aku kembali ke tempat ini, tempat penuh momen kebersamaan aku dengan dua temanku yang sekarang sudah tidak bisa lagi dilakukan.

"Nad, Mbak Hanin ada di dalam?" tanyaku kepada Nadira, Asisten Hanin.

Nadira menangguk. "Mbak Han sudah menunggu di dalam," balasnya,

Aku mengangguk. "Kalau begitu aku masuk dulu."

Membuka pintu ruangan. Aku langsung disuguhi pemandangan yang membingungkan. Tentu saja aku bingung, aku masih mengingat dengan jelas nada suara Hanin yang terdengar sedih di telepon tadi. Lalu kenapa aku malah melihat dua perempuan sedang tertawa tanpa rasa berdosa ketika melihat kedatanganku.

"Ada apa? Kok kalian malah tertawa?" tanyaku, menatap bingung Hanin dan Ruri.

"Memang kenapa kalau kami tertawa?" tanya Ruri.

Aku mendengus, menaruh tasku di atas meja lalu duduk di samping Hanin.

"Pakai tanya segala. Sudah jelas tadi Mbak Hanin telepon aku. Katanya ada sesuatu yang terjadi sampai membuat aku buru-buru datang kemari. Lihat, yang dicemaskan malah tertawa tanpa rasa bersalah di sini," omelku.

Hanin dan Ruri kembali tertawa. Sepertinya aku baru saja dikerjai dua orang ini.

"Maaf kalau ucapanku tadi membuat kamu cemas. Tidak ada yang terjadi, hanya saja aku ingin tahu kabar kamu, Yiska. Aku dan Ruri sangat ingin bertemu dengan kamu. Karena sekarang kamu sudah menikah, kami jadi tidak bisa leluasa bermain ke tempat kamu," jelas Hanin panjang lebar.

Aku berdecak. "Tidak usah berlebihan, Mbak. Ke rumah orang tua yang jelas selalu ditatap benci Mama saja kalian berani. Lantas kenapa tidak berani datang ke rumah Ivander? Lagi pula kami menikah karena perjodohan sialan itu."

"Wah, Yiska sudah berani mengumpat sekarang. Apa karena sekarang dia lebih dewasa dari kita, Han?" tanya Ruri mengolokku.

"Sudah pasti. Meski Yiska paling muda, dia sudah sangat berpengalaman karena sudah dipersunting dan menjadi istri Ivander," sahut Hanin.

ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang