Update 🎉🎉🎉
Jangan lupa vote dan komentarnya ya gaes 🥰🥰 selamat membaca ❤️
🍁🍁
Cerita yang baru saja aku dengar dari ibu Ivander membuat semuanya semakin rumit dan memusingkan. Aku tidak tahu jika ada konflik lain yang akhirnya harus melibatkan aku di dalamnya. Tentang Ivander dan kekasih kembarnya. Hara yang meninggal dan menggantikannya dengan Hera. Sial, drama komedi macam apa ini. Kenapa aku mendadak harus menjadi seorang detektif dan pemeran utama yang mengganggu kebahagiaan mereka.
"Kenapa cerita laki-laki itu mendadak seperti drama? Hubungannya tidak di restui orang tua. Pasangannya mati dan digantikan dengan perempuan yang mirip kekasihnya? Dan hubungan mereka masih saja tidak bahagia, sial!"
Ada banyak pertanyaan di benakku. Tentang Hera dan pekerjaan perempuan itu. Karena yang aku tahu ketika pertama kali bertemu, Hera bukan seperti anak yang sederhana. Dia terlihat angkuh, sombong dan glamor. Jika benar kekayaan Hera dari Ivander, aku tidak bisa menyangkalnya mengingat Ivander memang kaya raya. Tapi kenapa Hera harus memfitnah Ibu Ivander dan membuat Ibu Ivander semakin dibenci laki-laki itu? Karena dendam Hara meninggal karena Ibu Ivander? Aish, aku lupa menanyakan kenapa Hara meninggal.
Ibu sudah pulang. Aku yang menyuruhnya pulang karena ibu terlihat tampak lelah. Mungkin syok juga dengan apa yang baru saja terjadi kepadanya. Aku tidak bisa mengelak, aku sendiri mungkin akan gelisah sendiri jika ada di posisi ibu.
Apa dulu Dias juga di suruh bertahan oleh Ibu? Apa Dias bertahan karena paksaan Ibu Ivander? Tapi aku bisa merasakan kata memuja Dias kepada Ivander begitu tulus. Entah apa yang Dias lihat dari sosok laki-laki yang semasa hidup bersamanya terus memberi luka di hatinya. Jika Dias benar bertahan karena permintaan Ibu, jadi apa sekarang aku salah membalas dendamku kepada Ivander? Tidak, yang benar saja. Aku suda sampai titik ini dan semuanya salah paham? Gila! Tapi meski begitu, Ivander tetap salah sudah membuat Dias terluka di dalam pernikahannya.
Aku mengacak-acak rambutku gusar, "Sialan! Kenapa semuanya harus seperti ini? Hah?"
"Kenapa kamu menggila sendiri seperti itu, Kakak Ipar."
Aku langsung menghentikan gerakanku. Kedua tanganku masih ada di atas kepala. Tanpa melepaskannya, aku mendongak dengan mata melotot. Orang yang sedari tadi aku cari akhirnya muncul batang hidungnya.
"Ardhani! Sialan, kamu habis dari mana?" tanyaku, kesal. Berjalan ke arah Ardhani dengan wajah marah.
"Tunggu, ada apa ini? Kenapa kamu mencariku? Kenapa kamu tampak terlihat sedang marah."
"Memang aku sedang marah. Dari mana saja kamu hah?"
"Kenapa? Ah. Kamu rindu kepadaku?"
Aku memutarkan kedua bola mataku malas. "Omong kosong. Kemari, ada yang ingin aku tanyakan kepada kamu," kataku, menarik kerah baju Ardhani.
"Tunggu, tunggu sebentar, ada apa ini? Apa salahku?"
"Jangan banyak tanya."
"Ada apa ini?"
Aku langsung menghentikan langkah kakiku yang sedang menyeret Ardhani untuk mengikutiku. Suara sialan ini. Aku memejamkan mataku sebentar, kenapa dia juga harus ada di sini.
"Kemari." Mengabaikan pertanyaan Ivander, aku menarik Ardhani untuk mengikutiku.
"Aku tidak tahu apa yang ingin kamu tanyakan Kakak Ipar. Tapi bisakah kamu menarikku lebih manusiawi? Kenapa harus menarikku dari kerah baju sampai membuatku berjalan membungkuk mengikuti langkah kaki kamu," protes Ardhani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Replace
RomanceHanya dengan satu suara, Yiska Ayunindya berhasil mendapatkan gambar yang sempurna. Orang lain menjulukinya perempuan dengan potret yang menakjubkan. Photografer yang hasil fotonya selalu mendapatkan perhatian. Berkecimpung dibidang fotografi adalah...