1. Cinta Yang Kekurangan Cinta

2.9K 439 16
                                    

"CINTA...." Teriakan itu terdengar sepenjuru rumah yang tidak terlalu besar itu. Mungkin tetangga juga bisa mendengar suara teriakan itu, karena jarak satu rumah dengan rumah yang lainnya berdempetan. Sekedar informasi, kata 'Cinta' disini bukan sebuah pernyataan, melainkan panggilan nama seseorang. Lara Cinta Anindya, itulah nama lengkap pemilik panggilan Cinta itu. Sebenarnya si pemilik nama juga tidak terlalu suka dengan panggilan namanya. Nama Cinta sering dijadikan bercandaan sejak dia berada di bangku sekolah. Tapi, dibandingkan dengan panggilan Lara, panggilan Cinta terdengar lebih baik. Sebenarnya dia akan senang hati dipanggil Anindya, tapi tidak ada yang mau memanggilnya dengan nama panggilan itu.

"CINTA..." teriakan itu kembali terdengar, tapi si pemilik nama sama sekali tidak terpengaruh dengan suara yang menjadi makanan sehari-harinya itu. Dia sibuk bermake up ria di depan cermin, mempoles wajahnya yang memang sudah cantik dari sananya menjadi semakin cantik.

Cinta, wanita itu beruntung berkulit putih dan berbadan langsing dengan tinggi badan lebih dari 160. Meskipun kulit putihnya tidak glowing bak kulit aktris Korea, tapi kulit putihnya yang bersih dari jerawat dan noda hitam memudahkannya mengaflikasikan make up tipis-tipis diwajahnya. Maklum, pekerjaannya mengharuskannya berpenampilan menarik, karena harga make up yang tidak murah tentu saja dia harus pandai-pandai menggunakannya secara efektif dan efisien.

"CINTA,,," Teriakan kembali terdengar, lagi-lagi si pemilik nama bersikap acuh tak acuh menanggapinya. Wanita berambut kecoklatan itu sibuk menyanggul rambutnya agar rapi, jenis rambutnya bukan jenis rambut lurus yang sangat cantik meskipun hanya digeraikan. Cinta memiliki jenis rambut sedikit ikal yang mengembang, jangan lupakan struktur rambutnya yang kering, sehingga menyanggul rapi rambutnya adalah pilihan teraman untuk menjaga penampilannya tetap rapi hingga sore nanti.

Wanita itu mengenakan seragam resepsionis kebangsaannya, dia memakai training sebagai dalaman karena dia harus mengendari motor matic hasil kreditnya selama 15 menit sebelum sampai ke tempat kerjanya. Setelah memastikan penampilannya rapi, wanita itu menenteng sepatu high hells dan tote bagnya keluar dari kamar.

"Kenapa? Kangen sama aku, manggil-manggil mulu dari tadi." Ucap Cinta santai pada dua anak perempuan berwajah sama persis yang memandang nyalang ke arahnya.

"Kenapa kalian belum berangkat sekolah? Inikan sudah hampir setengah 8." Tanya Cinta.

Kedua perempuan yang berwajah sama persis tapi berbody berbeda itu mendelik mendengar pertanyaan Cinta, padahal Cinta sendiri tidak tahu dimana letak kesalahan dari pernyataannya.

"Kamu tahu berapa kali kita manggil kamu?" tanya salah satu dari dua perempuan itu, Lulu, dia adalah adik pertama Cinta, meskipun wajah mereka sama sekali tidak mirip satu sama lain. Jika Cinta berwajah tirus mirip garis wajah eropa, maka Lulu dan Lala kembarannya memiliki garis wajah bulat khas asia. Lulu memiliki tubuh aduhai yang menonjol dimana-mana, sehingga meskipun usianya masih 18 tahun, anak itu sudah terlihat seperti wanita dewasa yang matang. Sedangkan Lala, tubuhnya setipis triplek mirip anak kurang gizi. Meskipun wajah keduanya mirip karena kembar, tapi mereka bisa dibedakan dengan jelas.

"Iya nih, kamu tuh budek atau apa, dari tadi aku sama Lulu teriak-teriak tapi gak dijawab-jawab." Omel Lala dengan gaya sok imutnya yang minta ditampol.

Cinta memindai keduanya yang mengenakan pakaian bebas, Cinta mengerenyitkan keningnya ketika melihat cara berpaikaian Lulu yang seperti memaksakan diri mengenakan pakaian milik Lala. Belum lagi rok yang mereka kenakan bahkan lebih pendek dari seragam resepsionis yang Cinta kenakan.

"Kalian mau ngapain pake baju gituan?" tanya Cinta ngeri.

"Sekolah kita sedang pensi, mana kunci motor kita mau pake motor." Ucap Lulu menengadahkan tangannya meminta kunci motor pada Cinta.

Cinderella, Adakah Cinta Tanpa Air Mata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang