9. Sebenarnya Apa Yang Terjadi Disini?

1.1K 315 17
                                    

Mendengarkan omelan secara mendadak, siapapun akan tiba-tiba membeku apalagi jika omelan itu keluar dari orangtua. Sebagai anak penurut, Rasya hanya diam mendengar muntahan omelan ibunya, bahkan pria itu setia dengan posisi berdirinya. Dia melupakan apa yang tadinya akan dia lakukan dan focus mendengarkan muntahan omelan dari wanita yang telah melahirkannya itu.

"Tunggu, siapa dia?" tanya Chyntia setelah selesai dengan omelannya dan baru menyadari ada orang asing di ruangan itu,

"Saya?" tanya Cinta, menyadari dialah yang ditunjuk oleh wanita paruh baya yang baru saja berceramah soal pentingnya sikap gentle seorang pria pada wanita. Cinta sebagai pendengar bahkan tidak bisa menemukan dimana kepala dan buntut omelan panjang kali lebar dari omelan wanita paruh baya itu.

Rasya yang baru menyadari jika dia tidak sendirian saat ibunya datang langsung menatap horror pada Cinta. Pria itu melihat ibunya dan Cinta bergantian juga dua wanita muda pasukan ibunya yang menatap sama penasarannya pada Cinta.

"Saya..." ucap Cinta ragu, kehadirannya di kantor CEO adalah sebuah kejadian yang tidak biasa, dan Cinta bingung sendiri bagaimana menjelaskannya. Tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya bukan? Cinta menatap ragu ke arah wanita paruh baya yang memperhatikannya kelewat detail itu. Tanpa sadar Cinta mundur ketika wanita paruh baya itu berjalan mendekatinya.

"Dia... dia pacar aku ma." Ucap Rasya tiba-tiba ketika tubuh Cinta yang mundur menjauh dari Chyntia dan menabrak tubuhnya.

"Yah?" tanya Cinta heran, wanita menatap heran ke arah Rasya yang tiba-tiba merangkul bahunya

Chyntia langsung melotot mendengar ucapan putranya, sedangkan Hera yang berada disana juga langsung mengamuk tidak terima mendengar ucapan Rasya. Wanita itu hampir saja menyerang ke arah Cinta jika Rania yang sama kagetnya mendengar ucapan Rasya itu tidak sigap menahan bahu wanita itu.

"Bohong... kamu pasti bohongkan Rasya... aku sudah membuat gaun cantik untuk pesta pertunangan kita. Kamu gak mungkin punya pacar... gak mungkin." Ucap Hera histeris. Cinta hanya bisa menatap kebingungan drama yang tiba-tiba tersaji dihadapannya. Dia hendak membuka suara untuk menyanggah ucapan Rasya, tapi remasan tangan Rasya dibahunya membuatnya mengurungkan niatnya dan diam saja melihat drama yang sedang dilakoni oleh gadis muda yang histeris didepannya.

"Ada apa ini?" tanya Akbar yang baru datang dan melihat kekacauan di ruang kerja bosnya.

"Akbar bantu aku bawa nih cewek." Ucap Rania meminta Akbar untuk menahan Hera yang histeris di pelukananya.

"Yah?" tanya Akbar tidak paham, tapi pria itu tetap menuruti keinginan Rania.

"Akbar, bawa Hera keluar, bungkam mulutnya kalau perlu, biar gak berisik." Ucap Chyntia merasa terganggu dengan amukan Hera. Wanita elegan itu sangat tidak suka pada wanita yang tidak bisa menjaga sikapnya apalagi hingga kehilangan kendali seperti Hera.

"Sekarang jelaskan pada mama semuanya, apa maksud semua ini?" tanya Chyntia beralih pada Rasya setelah Akbar membawa Hera pergi.

Rasya membawa atau lebih pantas disebut menyeret Cinta agar duduk di sofa panjang yang berhadapan dengan sofa yang diduduki oleh ibu dan adik perempuannya. Cinta tidak punya pilihan selain menurut, kepalanya sudah pusing bukan main karena parfum Rasya yang luar biasa menyengat tepat tercium di depan hidungnya. Gadis itu sudah tidak peduli dengan tatapan menyelidik dari dua orang wanita berkelas itu. Jika mereka terus berada di posisi sedekat ini dalam waktu lebih lama lagi, Cinta mungkin akan pingsan. Dia dipanggil ke kantor CEO karena insiden di kamar mandi, tapi kenapa tiba-tiba jalan ceritanya berubah seperti ini?

"Tunggu..." ucap Rania tiba-tiba, membuat Cinta yang baru saja duduk dan berhasil menggeser posisinya sedikit menjauh, ditarik kembali oleh Rasya supaya mendekat.

"Dia... dia bukannya respsionis di lobi?" tanya Rania mengenali Cinta, karena dia sering melihat Cinta berada di balik meja respsionis jika dia datang ke kantor menemui ayahnya.

"Benar, non Rania saya respsionis di gedung ini." Ucap Cinta membenarkan. Rania terbilang bukan muka asing di gedung ini, dibandingkan nyonya Chyntia, Rania lebih sering datang ke kantor untuk menemui pak Mahad. Meskipun putri dari pemilik gedung itu, tidak pernah memperkenalkan diri, tapi hampir semua pekerja tahu Rania, termasuk Cinta. Meskipun sebenarnya mereka belum pernah bertukar sapa, selama 2 tahun Cinta bekerja di M entertainment.

"BANG RASYA... gimana bisa abang jatuh cinta sama resepsionis biasa macam dia." Ucap Rania dengan suara cemprengnya yang berhasil membuat Cinta kaget.

Rania terlihat tidak terima melihat kakak laki-lakinya mengencani respsionis biasa, sedangkan Chyntia, wanita itu belum bicara apapun dan masih meneliti wajah Cinta dengan seksama.

"Jadi, sejak kapan kalian berhubungan?" tanya Chyntia dengan nada tenang yang penuh intimidasi.

Cinta melirik ke arah Rasya karena tidak tahu harus menjawab apa. Ini sekenario dadakan yang dibuat Rasya, jadi dia tidak tahu apapun. Sebenarnya dia bisa saja mengungkapkan kejujuran, tapi siapa yang tahu akan nasibnya jika dia bicara jujur dan mengatakan apa yang Rasya katakan hanya kebohongan. Meskipun sebenarnya dia juga tidak bisa menjamin dia akan selamat jika mengikuti scenario sesuai keinginan Rasya. Cinta ingat bagaimana orang kaya menyingkirkan pacar miskin anaknya dalam drama.

Mata Cinta tiba-tiba membulat, mengingat bagaimana orang kaya menyingkirkan kekasih miskin putra mereka. Kita bicara tentang keluarga pemilik M entertainment yang memiliki banyak usaha, mereka orang yang kaya raya, mungkin mereka tidak akan keberatan memberikan uang lebih dari 100 juta untuk kompensasi dia meninggalkan anaknya. Otaknya sungguh brilliant memang, dia bisa mendapatkan uang untuk membayar hutang jika mengikuti sekenario yang Rasya buat, dan nyonya Chintya mengikuti langkah yang biasa dilakukan ibu-ibu kaya dalam drama.

Sepertinya Cinta harus kecewa, karena ibu Chyntia tidak beraksi seperti ibu-ibu orang kaya dalam drama. Wanita paruh baya yang tentu saja masih cantik karena perawatan mahalnya, hanya memperhatikannya dengan seksama. Wanita itu tidak berapi-api seperti ibu kaya yang melihat putranya berkencan dengan seorang wanita miskin. Cinta jadi malu sendiri karena tatapan Chyntia yang terlalu instens padanya.

"Angkat wajahmu." Ucap Chyntia pada Cinta yang sejak tadi memilih untuk menunduk.

"Apa kalian saling mencintai?" tanya Chyntia yang membuat Cina membulatkan matanya karena pertanyaan dari Chyntia sungguh diluar prediksi.

"Kalau kalian saling mencintai aku tidak bisa menghalangi kalian." Ucap Chyntia lagi, karena Cinta tak kunjung menjawabnya.

"Dia bekerja disinikan? Suruh dia kembali bekerja, kita perlu bicara penting." Ucap Chyntia pada Rasya. Wanita paruh baya itu juga menahan tangan putrinya yang sejak tadi tidak bisa menutup mulutnya. Rania sangat berniat untuk menjodohkan Rasya dengan temannya, jika Rasya punya pacar, tentu saja dia harus membatalkan niatnya.

Cinta langsung bangkit dari posisi duduknya, tanpa menunggu instruksi lanjutan dia langsung berpamitan untuk bekerja. Wanita muda itu menghela napas lega setelah memasuki lift yang akan membawanya ke lobi. Apa yang baru saja terjadi padanya lebih horror daripada film terhoror yang pernah dia tonton. Kenapa juga dia harus terlibat dengan drama yang dibuat bos besarnya itu.

Cinta menggelengkan kepalanya mengusir pikiran-pikiran yang berseliweran dikepalanya tentang apa yang mungkin terjadi. Mari lupakan semuanya, dan focus untuk bekerja untuk saat ini. Cinta memasang senyumnya ketika mendekati meja respsionis dan mengucapkan terima kasih pada wanita yang tadi menggantikan posisinya untuk sementara.

"Apa yang terjadi? Kenapa bos besar memanggilmu?" tanya Mina kepo ketika Cinta baru menempati posisinya.

"Kamu pasti tidak akan mau tahu kalau aku ceritakan kejadiannya." Jawab Cinta diplomatis yang membuat Mina justru semakin penasaran. Beruntung ada tamu yang datang membuat perhatian mereka teralih pada tamu, dan menghentikan obrolan diantara mereka. Untuk saat ini mari focus bekerja saja, dan berhenti memikirkan apa yang akan terjadi nanti.

"Ehm..." deheman seseorang mengagetkan Cinta yang baru saja selesai mengganti kostumnya untuk mengendarai motor.

Cinta berbalik ke arah suara dan hampir saja dia terjerembab saking kagetnya melihat orang yang tiba-tiba berada di belakangnya.

"Kita harus bicara..." ucap orang itu membuat Cinta langsung kicep.

Cinderella, Adakah Cinta Tanpa Air Mata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang