14. Lebih Cepat Memulai, Lebih Cepat Mengakhiri

1.3K 296 26
                                    

"Apa bapak sudah gila? Kenapa mengatakan hal itu di depan Rama, saya juga belum sepakat untuk membantu bapak. Kenapa bapak seenaknya seperti tadi? Sekarang bagaimana saya harus menghadapi Rama?" tanya Cinta bertubi-tubi. Wanita itu sangat kesal sekali atas apa yang Rasya lakukan di depan Rama dan kedua saudaranya. Cinta nyerocos memprotes apa yang telah Rasya lakukan dan sejenak lupa jika Rasya adalah atasan yang harus dia hormati.

Davin yang merupakan teman Rasya langsung mengucapkan selamat seolah kabar yang Rasya sampaikan adalah kabar baik yang ditunggu-tunggu seorang ibu dari anak bujangnya. Reva, wanita itu mungkin pada dasarnya memang kalem, dia hanya tersenyum dan mengucapkan selamat dengan suara pelan. Sedangkan Rama, Cinta tidak bisa menggabarkan bagaimana reaksi Rama mendengar bom yang Rasya berikan, karena ekspresi itu terasa asing untuk Cinta. Rama pergi begitu saja dan meninggalkannya bersama 3 orang asing yang bahkan tidak lebih dari 3 kali dia temui. Mereka datang bersama, entah kenapa Rama meninggalkannya sendirian, padahal sepanjang mereka saling mengenal Rama tidak pernah meninggalkannya sendirian seperti yang tadi dia lakukan.

Setenang apapun makhluk bernama perempuan, tetap saja mereka memiliki cadangan kata yang siap dimuntahkan kapan saja. Rasya sudah terbiasa dengan dua orang wanita yang memiliki kapasitas berbicara lebih banyak dari orang normalnya, melihat Cinta yang biasanya duduk manis di ruangannya, tiba-tiba memuntahkan kata-kata dari mulutnya, sama sekali bukan gangguan besar untuk Rasya.

Rasya melempar sedikit keras sebuah map ke hadapan Cinta membuat Cinta yang sedang bicara sendiri menghentikan ucapannya. Wanita itu melirik pada map yang baru saja di lempar Rasya. Cinta melihat ke arah Rasya, dengan matanya Rasya menyuruh Cinta untuk melihat map itu.

"Apa ini?" tanya Cinta membuka map itu dan langsung membulatkan matanya.

"Akbar sudah mengurusnya, ibumu dipindahkan ke bangsal VVIP, saya sudah membayar biayanya hingga nanti ibumu keluar dari rumah sakit. Ini sebagai Dp dari perjanjian kita, kedepannya mungkin aku akan lebih sering membutuhkanmu. Davin dan Reva adalah temanku sejak kecil, sedangkan Rama, dia adik Davin yang sudah seperti adikku sendiri. Mereka orang pertama yang harus dibohongi, selanjutnya orangtuaku yang harus kita bohongi." Ucap Rasya dengan begitu lancarnya, padahal dia sedang bicara tentang membohongi orang.

Untuk beberapa menit Cinta hanya kicep melihat isi map itu, dia merasa baru saja pecah bisul sekarang, karena satu kekhawtirannya telah teratasi. Setelah membuka lembaran kedua dari map itu, sekarang dia merasa benar-benar terlepas dari penyakit bisul karena hal yang paling dia risaukan ternyata sudah diatasai juga oleh Rasya.

"Ini?" tanya Cinta dengan suara bergetar.

"Seperti yang kita bahas sebelumnya, kita akan menjalin hubungan yang saling menguntungkan. Saya akan membantu mengurus masalah yang tidak bisa kamu selesaikan, dan kamu akan membantu saya menyelesaikan masalah saya." Ucap Rasya diplomatis, melihat Cinta terlihat tersentuh membuat Rasya merasa diatas angin.

"Tapi pak, ehm... bohong itu dosakan?" tanya Cinta tiba-tiba menyakana sesuatu yang sama sekali tidak terprediksi oleh Rasya.

"Maksudmu?" tanya Rasya balik.

"Saya berterima kasih karena bapak membantu saya, untuk itu saya juga akan siap membantu bapak. Tapi... anggap saja kita ini sedang acting saja mirip artis-artis gitu, daripada berpikir jika kita sedang membohongi orang lain. Bohong itukan dosa pak, kalau Cuma aktingkan gak dosakan,pak?" tanya Cinta yang membuat Rasya mengerutkan keningnya dalam-dalam, tidak paham dengan isi pikiran wanita di hadapannya. Mungkin memang tuhan itu sangat adil, Rasya harus akui Cinta sangat cantik untuk ukuran wanita dari kelas menengah ke bawah dengan perawatan yang mungkin tidak seekspert wanita kalangan kelas menengah keatas yang harganya wow. Tapi, isi pikiran Cinta sepertinya sedikit aneh dan tidak terprediksi oleh otak pintar Rasya.

Cinderella, Adakah Cinta Tanpa Air Mata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang