6. Sang CEO

1.3K 333 7
                                    

"Yah? Kamu ngomong sesuatu Cinta?" tanya Rama sekilas mendengar Cinta bergumam.

"Ah tidak chef, aku tidak bicara apa-apa." Jawab Cinta cepat. Cinta sempat beradu pandang dengan si pangeran toilet itu, dan mata pria itu langsung melebar ketika melihanya. Mengingat apa yang dia lakukan pada pria itu, Cinta pikir mungkin pria itu marah. Meskipun pria itu yang salah karena masuk ke toilet perempuan dan membekap mulutnya, tapi dia mendorong pria itu cukup keras hingga pria itu jatuh. Ide terbaik saat ini tentu saja pura-pura tidak mengenal.

"Ow... ternyata anak bawang kita bawa cewek kesini." Ucap pria itu menyadari Rama ternyata tidak sendiri.

"Perkenalkan saya Davin, kakak dari Rama." Ucap pria itu memperkenalkan namanya dan mengulurkan tangannya ke arah Cinta.

"Cinta." Ucap Cinta sungkan membalas uluran tangan dari Davin.

"Ini Reva istri saya, dan itu Rasya sahabat kami," ucap Davin lagi memperkenalkan dua orang lainnya yang datang bersamanya.

"Kita sudah pernah bertemu sebelumnya bukan?" tanya Reva setelah mereka bertukar pandang sesaat.

"Oh? Jangan bilang kamu sudah memperkenalkannya pada Reva, tapi belum padaku?" tanya Davin pada Rama yang membuat Rama hanya meringis saja. Rama sadar pasti kakaknya berpikiran kemana-mana melihatnya makan malam bersama seorang wanita, karena memang dia jarang melakukannya.

"Dia resepsionis di kantormu, apa kamu belum pernah bertemu dengannya sebelum ini?" tanya Reva.

"Ah, benarkah?" tanya Davin ke arah Cinta, yang diangguki ragu oleh Cinta. Meskipun mereka bekerja di gedung yang sama tapi, mereka memang belum pernah bertemu satu sama lain secara langsung sebelumnya.

"Oh maaf yah, aku jarang lewat lobi, jadi aku tidak memperhatikan para pekerja disana." Ucap Davin terdengar menyesal. Pria itu memperhatikan Cinta dengan seksama hingga Cinta malu sendiri dibuatnya.

"Kalau kamu kerja di M entertainment juga,kamu pasti tahu Rasya adalah CEO disanakan?" tanya Davin lagi.

Mendadak Cinta tersedak oleh ludahnya sendiri mendengar pertanyaan dari Davin. Cinta tidak bisa menghentikan batuk-batuknya, beruntung Rama cukup peka dan membawanya segera keluar setelah berpamitan tergesa-gesa pada kakaknya. Cinta sedikit syok mengetahui kenyataan jika pria yang dia temui di toilet tempo hari adalah CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Bagaimana ini? CEO Itu tidak berpikiran sempitkan? Apa yang terjadi di toilet tempo hari tidak mungkin mempengaruhi pekerjaannya bukan? Matilah dia jika dia sampai dipecat karena kejadian konyol di toilet itu? Sebelum itu, apa mungkin dia akan mati karena batuknya tak juga berhenti padahal tenggorokannya sudah panas.

*************

Cinta tidak tahu apa yang akan terjadi padanya hari ini, semalaman dia tidak bisa tidur karena takut pikiran buruknya benar-benar terjadi. Hari ini dia berangkat lebih pagi dari biasanya, meskipun harus mendapat omelan dulu dari Marlina karena dia menolak mengantarkan cucian sebelum berangkat kerja. Tapi, omelan Marlina tidak ada apa-apanya dibanding nasibnya yang entah bagaimana hari ini. Dia bingung sendiri, haruskah dia minta maaf atas kejadian di toilet itu? Tapi, dia sendiri tidak yakin jika dia bersalah atas apa yang terjadi, Dia mendorong pria itu karena reaksi spontannya, dan sudah jelas pria itu yang salah karena masuk toilet perempuan.

Karena suasana masih pagi, belum banyak motor yang terparkir di parkiran. Cinta menengok kesana kemari, merasa tidak ada orang dia melepaskan celana trainingnya di sana, lalu memasukan celana itu ke bagasi motornya. Wanita muda itu merapihkan pakaiannya, rambutnya juga sedikit riasaannya di kaca spion motornya dengan santai. Dia tidak menyadari seseorang yang juga berangkat lebih pagi melihat tingkah lakunya.

Cinderella, Adakah Cinta Tanpa Air Mata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang