20. Siapa Yang Merawat Siapa?

1.6K 320 56
                                    

Sepertinya Rasya memang tipe orang yang tidak mau rugi. Pria itu benar-benar memanfaatkan tenaga Cinta dengan optimal sesuai banyak uang yang dikeluarkan pria itu untuk membantu Cinta. Sejak pagi memang Rasya terlihat kurang sehat, saat keributan di kantor Cinta terlalu sibuk untuk menyadari jika wajah Rasya terlihat semakin sakit. Dia juga tidak menyadari jika suhu tubuh Rasya tinggi saat pria itu menggandeng tangannya. Saat memapah pria itu barulah dia menyadari jika suhu tubuh Rasya sangat panas.

Rasya tiba-tiba kehilangan kesadarannya, beruntung di sebrang apartemen ada klinik, dengan bantuan satpam, Cinta membawa Rasya ke UGD klinik itu. Beruntung sekali Rasya kehilangan kesadarannya setelah mereka sampai tujuan, Cinta tidak bisa membayangkan jika pria itu kolaps saat masih menyetir. Selamat dari pergulatan dengan wanita gila itu, malah berakhir menjadi pasien rumah sakit, atau mungkin penghuni kamar mayat. Cinta langsung menggelengkan kepala membuang pikiran buruk yang tiba-tiba mampir di kepalanya.

Penampilan Cinta yang seperti seorang wanita korban KDRT menarik perhatian sesisi UGD yang hanya diisi beberapa orang saja. Mungkin mereka berpikir jika Cinta dan Rasya adalah pasangan yang sedang bertengkar hingga saling siksa dan si prialah yang kalah hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

"Pak Rasya hanya kelelahan, dehidrasi dan gejala influenza. Dengan istirahat yang cukup dan mengkonsumsi vitamin C yang cukup, beliau akan baik-baik saja. Setelah infusnya habis, pak Rasya bisa segera pulang" Ucap dokter yang memeriksa Rasya.

Rasya sudah sadar dan hanya pingsan beberapa menit saja, dan sekarang sedang istirahat. Pria itu melarang dia menghubungi siapapun, dan hanya memintanya mengirim pesan pada Akbar untuk menyelesaikan pekerjaannya, jika sudah selesai menenangkan Hera.

"Apa tidak sebaiknya anda juga diobati bu?" tanya suster hati-hati pada Cinta.

"Lebam-lebam di pipi anda akan terasa sangat sakit nanti, jika dibiarkan begitu saja." Ucap suster itu lagi, dengan mata penuh simpatik.

Cinta memilih untuk menuruti suster itu, karena dia juga tidak ingin menanggung sakitnya. Dia juga tidak ingin lebam-lebam wajahnya menjadi bengkak dan menarik segerentet pertanyaan dari Marlina, yang berakhir dengan penghinaan wanita itu padanya karena tidak bisa menjaga diri sendiri.

Sepertinya meskipun wanita gila itu dari penampilannya adalah golongan orang kaya, tapi tenaga wanita itu setara dengan kuli. Saat diliputi kemarahan dan kekesalan tadi, Cinta tidak merasakan apa-apa, setelah tenang dia baru merasa kedua pipinya dan juga kulit kepalanya berdenyut sakit akibat tindakan bar-bar wanita gila tadi.

"Terkadang pria memang suka main tangan jika kesabaran mereka habis." Ucap si suster bername tag Siska itu.

"Tapi, pria yang baik seharusnya seburuk apapun emosi mereka tidak sampai memukuli perempuan. Pria yang sudah melayangkan tangannya pada perempuan, bukanlah pria yang dapat dipercaya. Sekalipun mereka minta maaf sampai memohon-mohon, kenyataannya mereka akan mengulang lagi perbuatan mereka." Ucap si suster terdengar seperti menceritakan pengalaman pribadi.

Cinta tidak banyak berkomentar dan hanya menanggapi ucapan wanita itu dengan senyuman. Karena Rasya melarang Cinta menelpon Akbar maupun keluarganya, dengan terpaksa setelah infus pria itu habis, Cinta lah yang membawa pria itu pulang ke apartemennya. Meskipun memasuki apartemen pria asing terasa horror untuk Cinta, karena keadaan Rasya saat ini, membuatnya menganggap tindakannya adalah tindakan kemanusiaan. Tidak mungkin dia tega meninggalkan Rasya yang sakit sendirian, setidaknya sampai pria itu cukup sehat dan tidak terlihat pucat lagi.

Rasya masih terlihat pucat meskipun demamnya sudah turun, pria itu langsung membaringkan diri setelah perdebatan kecil dengan Cinta karena pasal membuka kunci apartemennya. Kepalanya masih terasa pusing, dan yang paling mengganggu adalah badannya yang sakit semua karena gejala flunya.

"Dokter bilang bapak harus makan sebelum minum obatnya, tadi bapak sih rewel banget gak mau makan di klinik, sekarang bapak mau makan apa?" tanya Cinta melihat sekeliling apartemen milik Rasya. Apartemen dengan konsep minimalis milik Rasya ini mirip-mirip apartemen yang dilihatnya di drama korea. Dia hanya berputar di sekeliling rumahnya saja, dan baru pertama kali memasuki apartemen dan baru tahu jika apartemen di Indonesia juga ternyata mirip-mirip apartemen di drama.

"Saya tidak lapar." Ucap Rasya menutup matanya, pria itu mencari posisi nyaman di sofa bed yang menjadi alas tidurnya.

"Tapi, meskipun tidak lapar tetap harus makan pak, mau saya belikan ketoprak yang saya makan tadi?" tanya Cinta mengarah pada ketoprak yang tadi dimakannya di depan klinik tadi.

"Atau mau saya carikan bubur?" tanya Cinta lagi karena Rasya tidak merespon pertanyaan darinya.

"Saya mau kamu jangan bersik bisa?" tanya Rasya kesal.

"Okay kalau gitu saya carikan bubur, bapak pasti butuh makan bubur sekarang." Ucap Cinta memutuskan sepihak.

"Mau apa kamu?" tanya Rasya ketika Cinta menengadahkan tangan di hadapannya.

"Minta uang untuk membeli bubur untuk bapak, karena bapak membawa saya tiba-tiba jadi saya sama sekali tidak membawa ponsel dan dompet saya. Beruntung ada uang sepuluh ribu yang nyelip dikantong saya saat tadi makan siang. Sekarang, saya tidak punya uang sepeserpun." Ucap Cinta.

"Pesan delivery saja." Ucap Rasya menyerahkan ponsel pintarnya yang mahal nan mengkilat itu pada Cinta.

"Sekarang, antarkan saya ke kamar dulu." Pinta Rasya lagi.

"Antar ke kamar?" tanya Cinta kembali menatap horror ke arah Rasya.

"Jika saya bisa melakukannya sendiri, saya tidak mungkin meminta tolong padamu." Ucap Rasya kesal karena lagi-lagi Cinta menatapnya seolah dirinya adalah seorang pria maniak.

Cinta dengan cepat membantu Rasya untuk bangkit dari posisinya dan mengantarkan pria itu untuk memasuki kamar yang ditunjuk oleh pria itu. Cinta membantu Rasya berbaring di tempat tidurnya yang bernunsa sangat gelap. Warna hitam lebih mendominasi ruangan itu, dengan atap putih dan beberapa perabotan warna putih. Melihat kamar Rasya mengingatkan Cinta pada gambar kartun hitam putih. Tapi bukan itu yang menarik perhatian Cinta setelah membantu Rasya berbaring. Sebuah foto yang sepertinya diambil dihari pernikahan, berukuran cukup besar yang dipajang di dindinglah yang menarik perhatian.

"Rama." Ucap Cinta tanpa sadar ketika melihat satu dari 4 orang dalam foto itu adalah orang yang dia kenal yang sekarang menghilang entah kemana. Cinta focus menatap foto Rama sampai suara Rasya kembali terdengar menyuruhnya untuk memesan buburnya dari restoran favoritenya.

Sementara menunggu buburnya datang, Rasya kembali tertidur, sedangkan Cinta mati kutu karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Sepanjang hidupnya mungkin ini kali pertama Cinta hanya bengong tanpa pekerjaan apapun. Dia tidak mungkin menyalakan televise untuk menghilangkan kebosanannya dan hanya bisa duduk memperhatikan kuku-kukunya yang tidak ada menarik-nariknya.

Butuh 10 menit hingga bubur yang dipesan datang, saat Cinta akan menghidangkannya untuk Rasya, pria itu masih menutup matanya. Cinta tidak berani membangunkannya dan memilih untuk kembali keluar dari kamar Rasya. Kembali Cinta tenggelam dengan kebosanan menunggu Rasya, hingga tanpa sadar dia tertidur. Cinta selalu bekerja setiap harinya dan baru akan tidur setelah semua cucian pesanan selesai. Tidur di siang menjelang sore seperti sekarang adalah hal yang baru sekaligus luar biasa untuknya hingga dia tertidur sangat pulas.

Saking pulasnya, Cinta bahkan tidak sadar orang yang dia jaga sudah bangun dan makan buburnya sampai meminum obatnya. Wanita itu juga tidak sadar jika matahari sudah berhenti bertugas dan digantikan oleh bulan.

Rasya yang tubuhnya sudah lebih baik setelah tidur tidak habis pikir pada Cinta yang tertidur pulas meringkuk di atas sofa. Wanita itu bahkan tidak memakai bantal ataupun selimut dan masih mengenakan baju kantornya, yang pasti cukup membuatnya sesak.

Tidur pulas Cinta terganggu karena dia mendengar keributan di sekelilingnya. Cinta membuka matanya dan melihat sekeliling, wanita itu membulatkan matanya ketika melihat apa yang tertangkap matanya.

Siapa yang kangen kisah Cinta?

Maaf update lama... dan mungkin makin kesini akan semakin jarang update...

Terima kasih pada yang masih setia menunggu dan membaca karya-karyaku...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinderella, Adakah Cinta Tanpa Air Mata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang