Bagian 9

5.1K 316 2
                                    

     Wajah ku seketika memerah mendengar perkataan Rangga,aku tidak menyangka dia akan mengatakan hal itu, tanpa menoleh aku meninggalkan Rangga ke dapur dengan perasaan campur aduk,aku yakin dia tersenyum saat aku meninggalkannya.

     Sesampainya di dapur aku hanya terdiam sambil memikirkan perkataan nya Rangga tadi,apa kepala Rangga terbentur saat dia mandi? kenapa dia tiba-tiba berubah dan banyak bicara seperti hari ini.

     Cukup lama aku terdiam di dapur, sampai akhirnya Handphone yang ada di saku celanaku berbunyi.

      Drrrrt drrrrt drrrrt...  

     Setelah aku lihat,nomor ini tidak ada di kontak ku,yang berarti ini nomor tidak di kenal.

     Sempat berpikir sesaat sampai akhirnya aku mengangkat panggilan telpon tersebut.

     "Asalamualaikum...maaf ini siapa ya?"

     "Walaikumsalam,,,ini aku masa lupa sih."

      Suara laki-laki,tapi tidak asing bagiku,jadi ini......

      "Abang..ini bang Novan kan."Saking senang nya aku bahkan hampir berteriak karena tau yang menelpon itu Bang Novan.

      "Iya ini Abang Ana......"

       "Bang Novan kenapa baru nagabarin Ana?Ana kangen sama Bang Novan."

       "Aduh maaf ya, Abang pake kartu baru yang lama ke riset semua nomer nya."

       "Terus Abang kapan mau pulang ke Bogor,udah dua tahun kuliah di luar negeri masa gak pulang juga."

       "Besok Abang pulang."

        "Besok?Ana gak bisa ketemu sama Abang dong."

        "Nanti biar Abang yang jenguk kamu ke Jakarta,ouh ya suami kamu baik gak sama kamu?kerja apa dia?kamu gak kelaparan kan tinggal di sana?"

        "Abang nih ngomong apa sih,Ana baik-baik aja ko di sini,suami Ana juga baik ko."

       "Sukur deh kalo kamu baik-baik aja, yaudah ya Abang mau telpon mamah dulu, Asalamualaikum..."

       "Walaikumsalam.."

        Aku tidak berhenti tersenyum karena senang,Abang ku sudah menyelesaikan studi nya di luar negeri.

       Abang ku itu namanya Novan Alaludin,Umurnya yang sekarang itu 24 tahun,dia memiliki wajah tampan hidung mancung dan juga kulit yang tidak terlalu putih,tingginya sekitar 170cm dan tentunya berotot,satu lagi dia juga singel.Sebenarnya Abang ku itu bukan Abang kandung melainkan anak angkat Ibu dan Ayahku,Dia di adopsi saat berusia enam tahun di mana saat itu aku baru berusia tiga tahun,tapi walaupun Abang angkat, bang Novan itu orangnya sangat baik dan penyayang, makannya aku sangat kesepian saat dia melanjutkan studi nya ke luar negeri.

****
     Setelah selesai mengangkat panggilan telpon,aku kembali ke kamar untuk melihat Rangga.

      Sesampainya di kamar,aku lihat Rangga sedang duduk bersandar di ranjang sambil memejamkan matanya,tapi dia membuka matanya saat tau kehadiran ku yang berdiri di depan pintu,sembari menatap wajahnya.

       "Ngapain berdiri di situ?sini..."

       "Mmm iya.."

        Aku menghampiri Rangga dan duduk di sampingnya, sedangkan Rangga hanya menatap ku dengan senyuman tipisnya.

      "Udah baikan belum?"Tanyaku setelah beberapa saat terdiam.

      "Alhamdulilah udah.."

      "Sukur kalo kamu udah baikan,apa gak sebaiknya kita manggil dokter biar mastiin kondisi kamu?"

      "Gak perlu,kan ada kamu yang jadi dokter aku.."

     "T...tapi kan."

      "Aku udah baikan Na,gak perlu cemas."

      "Hmmm iya."

     "Ngomong-ngomong jadi gak ganti celananya?gak betah nih."

     "Rangga...."Teriakku seraya berdiri karena malu.

     Rangga  hanya tertawa kecil,saat melihat tingkahku.

    "Bercanda doang...tolong ambilin celana boxer sama celana dalem aku di lemari."

~Bersambung

     

     

Suamiku Berkursi Roda {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang