Bagian 14

4.7K 283 1
                                    

     "Aku mau cium kamu, tapi syaratnya harus tutup mata.."

    "Mm oke, gak masalah.."

     Setelah Rangga menutup matanya, aku berdiri dari dudukku, dan mengubah posisi sedikit membungkuk, agar bisa menjangkau wajahnya Rangga.

    Tetap tenang jangan salah tingkah, apa salahnya kan mencium suami terlebih dulu.

   Aku perlahan mendekati pipi Rangga, saat aku hendak menciumnya, tiba-tiba saja tangan Rangga menekan pelan kepalaku, sampai bibir kami saling menempel satu sama lain.

   Sontak aku kaget dan langsung berdiri dari posisi ku, jujur saja baru pertama kali aku berciuman se intim ini, walaupun aku tau ini hal wajar yang biasa dilakukan oleh suami istri.

   "Muka kamu merah..."Kata Rangga sembari menatap wajahku yang merona.

   "I....ini pasti karena belum mandi, kalo gitu a..aku mau mandi dulu.."

    Tanpa menunggu perkataan Rangga yang selanjutnya, aku bergegas ke kamar mandi yang menyatu dengan kamar, untuk menghindari tatapan Rangga, yang semakin membuat ku merona.

    Sesampainya di dalam kamar mandi, aku menatap wajahku di pantulan cermin sejenak, apa benar wajahku memerah? Kurasa tidak. Tapi lagi-lagi detak jantungku berdegup dengan kencang, setiap kali aku di dekat Rangga.

    Perasaan apa ini? Jika ini yang di namakan cinta, ku harap tidak ada cinta yang lain, di dalam hidupku.

     Selesai mandi aku tidak melihat keberadaan Rangga di kamar, kemana dia pergi?

     Saat aku hendak ke dapur, aku mendengar suara Rangga sedang berbincang dengan seseorang di ruang tamu, aku yang penasaran memberanikan diri untuk menguping pembicaraan Rangga dengan seseorang itu.

    "Kalo begitu, atur waktu pertemuan nya..."

    "Baik tuan, lalu bagaimana dengan istri tuan, apakah tuan akan membawanya?"

     "Tidak perlu, ini urusan pribadi ku, tidak boleh melibatkan orang lain.."

      "Baik tuan saya mengerti, kalo begitu saya akan kembali ke hotel sekarang..."

      "Silahkan.."

      Urusan pribadi apa yang membuat Rangga tidak ingin melibatkan orang lain, termasuk aku istrinya.

****
    Sore ini, tidak biasanya Rangga mengajak ku menikmati sore di taman rumah kami, dengan di temani secangkir teh lemon tea.

   "Na, ada yang mau aku omongin ke kamu.."

    "Ngomong aja, gak usah sungkan." Bisa ku tebak, pasti berkaitan dengan yang tadi...

    Sempat terdiam sejenak, sebelum Rangga kembali melanjutkan ucapannya.

    "Tiba-tiba aja tadi sekertaris aku datang, dia bilang ada klien aku yang dari Bali, minta di bikinin jadwal temu pribadi, untuk diskusi masalah hotel."

    "Jadi, kapan jadwal temunya?"

    "Besok aku punya waktu, aku gak mau nunda-nunda pekerjaan, sekertaris aku juga udah nyiapin tiket pesawat.."

    "Apa kamu gak papah, sama kondisi kamu?"

    "Insyaallah gak papah, kan ada sekertaris aku yang jagain.."

   Apa laki-laki tadi sekertaris nya?

   "Mmm sekertaris kamu perempuan.."

   "Bukan, sekertaris aku laki-laki, kenapa? Kamu cemburu?" Ucap Rangga sembari tersenyum.

Suamiku Berkursi Roda {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang