Bagian 2

8.6K 418 2
                                    

Hana

      Aku terbangun dari tidurku saat mendengar suara azan subuh,ku bersihkan kotoran yang ada di mataku,dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

      Aku lihat Rangga masih tertidur lelap di sampingku.Ternyata semalam itu bukan mimpi,aku dan Rangga tidur bersama di ranjang yang sama.

       Sebelum membangunkan Rangga,aku memilih mandi terlebih dahulu.

****

      Selesai mandi aku hanya mengenakan handuk pendek yang membalut tubuh ku,dengan rambut panjang sepinggang yang terurai.

      Saat keluar dari kamar mandi yang menyatu dengan ruangan kamar itu,aku mendapati Rangga sedang duduk di ranjang menatap ku dengan tatapan aneh.

      Aku lupa kalau aku dan Rangga sudah tidur satu kamar, harusnya aku bawa baju ganti tadi, bodohnya diriku.

      Suasana canggung kembali menerpa ku.Aku hanya berdiri kaku di depan pintu kamar mandi,sampai akhirnya Rangga mengalihkan pandangannya dariku dan memejamkan matanya.

     "Jangan khawatir aku akan memejamkan mataku,sampai kamu selesai mengambil pakaian."

      "Maaf aku gak bermaksud...."Belum selesai aku berbicara, tiba-tiba Rangga memotong perkataan ku.

       "Aku paham Na."

        Entah kenapa aku merasa tidak enak pada Rangga,dia berhak melihat tubuhku,dia adalah suamiku.Tapi hatiku belum siap menyerahkan sepenuhnya diriku kepada suamiku sendiri.Maaf.....

****

         Aku keluar dari kamar mandi setelah mengenakan pakaian,dan mengambil wudhu,Aku tidak melihat Rangga-suamiku, mungkin dia ada di kamarnya?

       Ku kenakan mukena yang ada di lemari, tidak lupa membawa sajadah.Ku susul Rangga kekamarnya yang bersebelahan dengan kamarku.

       Ku dapati pintu kamar yang tidak dikunci,dan masuk ke dalam tanpa meminta izin terlebih dulu.

****
       "Na kenapa kamu kesini?"Suara Rangga terdengar dari pintu kamar mandi, rupanya Rangga habis mengambil wudhu.

      Ku lihat suamiku sudah memakai baju koko berwarna putih dan kain sarung berwarna hitam bercorak,tidak lupa kopiah yang melengkapi ketampanan nya.

      "Na kenapa diam?"Suara Rangga kembali terdengar,membuat ku tersadar kalau aku sudah menatap nya terlalu lama.

       "Mm..gak papah."Aku mengalihkan pandangan ku dari Rangga-suamiku, menatap nya terlalu lama membuat ku salah tingkah.

       "Ayo sholat bareng."

       "Iya"

       Tidak sampai tiga puluh menit aku dan Rangga melaksanakan shalat subuh berjamaah,dan diakhiri dengan salam.

****

        Setelah selesai shalat aku bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan kami, sementara Rangga menunggu di meja makan sambil memainkan handphone nya.

         Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam, sarapan pagi berupa nasi goreng kecap dan telur ceplok sudah selesai kubuat, tidak lupa dua gelas teh manis untuk minuman penghangat.

****

         "Nasi goreng buatan kamu enak Na."

          Rangga memuji masakan ku di suapan pertama nya,jujur saja ini pertama kali aku memasakkan sarapan untuknya, biasanya saat pagi dia hanya memakan roti dengan selai coklat, saat waktunya makan siang dia lebih memilih makanan cepat saji, seperti mie instan,tiba waktu makan malam dia hanya minum segelas susu hangat.

          Aku merasa bersalah pada diriku sendiri, harusnya jika Rangga bersikap dingin,aku harus sebaliknya bukan sama-sama diam,untung saja hanya satu bulan kami saling diam,kalau satu tahun bisa kurus Rangga.

          Aku akan berusaha menjadi istri yang baik mulai sekarang......

          "Na"Suara Rangga kembali terdengar, membuyarkan lamunanku.

          "Hmm"

          "Masakan kamu enak"

          "Makasih..."

           "Kenapa ngelamun"

            "Gak papah.."

             Kami menghabiskan sarapan bersama.Setelah itu Rangga pamit kekamarnya untuk menyelesaikan pekerjaan nya.

             Rangga memang tidak bisa kemana-mana dengan keadaan nya yang sekarang,tapi dia tetap bertanggung jawab pada pekerjaannya, sebagai pemilik hotel bintang lima di Jakarta, Rangga bekerja melalui komputer yang sudah di pasang alat agar dia tau berapa banyak pengeluaran dan pemasukan setiap bulannya,juga berapa banyak pengunjung yang datang ke hotel, sesekali ada bawahannya yang datang ke rumah untuk membicarakan tentang pekerjaan.

          Aku tidak terlalu paham mengenai pengelolaan hotel,kami beda pesawat tentang pekerjaan,aku lebih menekuni menggambar desain baju untuk butik busana muslim ibuku.Tapi semenjak menikah aku jarang menggambar, karena lebih fokus pada pekerjaan rumah dan suami.

****

         Setelah selesai beres-beres aku kembali ke kamar untuk beristirahat, meregangkan otot-otot yang kelelahan.

         Sebelum aku membaringkan diri di ranjang,aku melihat ponsel terlebih dahulu,siapa tau ibu mengirimi pesan untuk menanyai kabarku.

         Dugaan ku benar,ibu sudah mengirimi pesan kepadaku.Ibu menanyai keadaan ku dan juga Rangga,Aku langsung membalas pesan singkat dari ibu.{Alhamdulilah Ana dan Rangga baik-baik saja disini, Bunda dan ayah juga jaga kesehatan di sana,jangan lupa makan yang teratur,Ana sayang Bunda.}

           Sejujurnya aku sangat rindu kepada ayah dan ibuku,tapi aku tidak enak hati jika harus meninggalkan Rangga sendirian di rumah, mengingat dia sangat sulit untuk beraktivitas di kursi roda.

           Setelah selesai membalas pesan dari Ibu,aku juga melihat ada satu pesan lagi.{Ana gimana kabar kamu setelah menikah,sudah lupa sama butik ya sekarang mah, Aku mau ketemu sama kamu boleh gak, kebetulan aku lagi ada di Jakarta nih}. Ternyata itu pesan dari Aan sahabat ku, yang sama-sama bekerja di butik dengan ku.

          {Alhamdulilah baik, insyaallah kalo ada kesempatan nanti aku berkunjunglah ke butik,kalo untuk ketemu aku harus minta izin dari suamiku dulu}Balasku.

            Aku dan Rangga tinggal di Jakarta, tujuan utama nya adalah supaya Rangga lebih mudah mengawasi hotel, sementara orang tua kami tinggal di Bogor, tidak berdekatan tapi sama-sama di wilayah Bogor.

****
        Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang,entah kapan aku tertidur selama ini,apa karena kasurnya yang nyaman?Hana Hana tidur ko kaya kebo.

        Setelah selesai mengumpulkan kesadaran,aku bergegas ke kamar Rangga,tapi sebelum itu aku juga membuatkan teh hangat untuknya.

         Seperti biasa, Rangga tidak mengunci pintu kamarnya.Aku masuk ke kamarnya sambil membawa secangkir teh hangat dan camilan.

          Ku dapati Rangga sedang tertidur di meja kerjanya,dia kelelahan.

          "Ga"Ku tepuk pundaknya dengan pelan niat hati untuk membangunkannya.

          "Hmmmm"

           "Bangun dulu,aku buatin teh buat kamu.."

           Rangga terbangun dan menatap ku dengan senyum tipis di bibirnya, lagi-lagi jantungku berdegup kencang hanya karena suamiku tersenyum.

~Bersambung

Suamiku Berkursi Roda {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang