Bagian 8

5.3K 340 4
                                    

Aku mulai mengusapkan sedikit minyak urut dan mulai menggosokkan koin pada punggung Rangga,sensasi saat menyentuh kulit Rangga membuat ku merasakan sesuatu yang sulit untuk di ungkapkan.

Aku tidak sengaja menggosok terlalu kencang sehingga membuat Rangga sedikit meringis kesakitan,aku yang kaget hanya bisa mengusap bagian punggung yang aku gosok terlalu kencang.Jika di pikir-pikir tubuh Rangga ini tidak terlihat seperti orang sakit, bagaimana mungkin orang yang tidak bisa berjalan memiliki ABS.

Aku tidak boleh berburuk sangka kepada suamiku sendiri, mungkin sebelum Rangga tidak bisa berjalan dia sering olahraga.

Setelah selesai mengerok,aku mulai mengurut punggung Rangga agar dia lebih rileks.Tapi sedari tadi Rangga tidak bicara,dan hanya memeluk bantal yang ia pegang,apa dia tertidur?

"Ga kamu tidur?"Tanyaku sambil menepuk bahunya pelan.

"Enggak tidur ko,cuman merem aja."

"Aku udah selesai ngerok nya, sekarang kamu tidur ya,aku mau ke dapur naro piringnya."

"Iya,,,"

****
Pagi ini setelah sarapan aku bergegas ke kamar untuk mengantarkan sarapan pada Rangga,dia tidak bangun awal hari ini, mungkin masih kurang sehat.

Benar saja saat aku masuk ke kamar, Rangga masih tertidur dengan selimut yang masih menempel di seluruh tubuhnya.Aku menaruh nampan yang berisi sarapan Rangga di meja kecil di samping kasur ku.

"Rangga bangun sarapan dulu."

"Nanti aja Na,belum laper."

"Tapi aku udah bawa sarapan nya ke sini,makan ya sedikit juga gak papah,yang penting perut nya gak kosong."

"Suapin."

Apa aku tidak salah dengar.

"Yaudah aku gak mau makan."

"Eh i...iya aku suapin,tapi sarapan nya di abisin ya."

Rangga yang mendengar perkataan ku hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum seperti anak kecil,tapi ini terlihat sangat imut.

"Aaaa.."Kataku sambil membuka mulut dan menyodorkan sendok yang sudah berisi.

"Ammm."Balas Rangga dengan suara gemas nya,ya ampun apa semua laki-laki saat sakit bisa menjadi manja.

"Na muka kamu merah,sakit?"

"Ah enggak ko,i..ini cuman kegerahan aja."

"Gerah?apa AC nya rusak?aku rasa tidak,tapi kenapa kamu kegerahan?"

"I...itu makan lagi sarapannya."

Sangat canggung,aku tidak biasa dengan Rangga yang seperti ini.

.........

Akhirnya habis juga sarapannya,apa lagi yang harus dilakukan?

"Na.."

"Iya"

"Badan aku bau minyak urut."

"Jadi.."

"Elapin,aku gak bisa pergi ke kamar mandi."

"Apa?"

"Elapin..."

"T...tapi kan."

"Yaudah kalo gak mau gak papah, biarin badan aku bau minyak juga."

Apa dia marah? benar-benar deh.

"Aku ngambil air hangat sama handuk nya dulu."

Dia hanya tersenyum melihat ku menuruti kemauannya,ku mohon jangan tersenyum seperti itu,aku tidak tahan dengan ke imutan nya, bagaimana bisa laki-laki memiliki wajah imut dan tampan seperti itu.

........

Lagi-lagi aku dihadapkan dengan Rangga yang tidak memakai baju,huh sabar ini ujian.

Aku mulai mengelap wajah Rangga terlebih dulu.Jujur saja jantungku ini seperti ingin meledak,kami sangat dekat sangat dekat sampai aku bisa mendengar detak jantungnya, wajahnya sangat mulus bahkan saat aku mengelap nya,aku tidak bisa berhenti menatap wajahnya.

Sekarang bagian perut dan punggung,aku pasti bisa.

Sensasi saat menyentuh tubuh nya membuat jantungku berdegup kencang,tapi aku harus bisa mengendalikannya.

Cukup lama aku bergulat dengan ujian ini, akhirnya selesai juga.Sekarang tinggal mengambil baju ganti nya Rangga.

"Pake bajunya."Kataku sambil menyodorkan kaos oblong hitam yang polos.

"Pakein."

"Apa?"

"Pakein bajunya,aku gak punya tenaga."

Astaga dia ini sengaja atau bagaimana,aku benar-benar sangat tidak tahan,kau ini terlalu imut.

"A...angkat tangannya."

Rangga menuruti perkataan ku dan mengangkat tangannya.

Aku pelan-pelan memakaikan bajunya Rangga,tidak butuh waktu lama akhirnya selesai juga.

"Aku ke dapur dulu."

Aku beranjak dari ranjang dan hendak meninggalkan Rangga,tapi langkahku terhenti saat Rangga mengatakan...

"Celananya gak sekalian di ganti?"

~Bersambung

Suamiku Berkursi Roda {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang