Bagian 23

3.6K 188 0
                                    

     Setelah beberapa langkah aku berjalan, aku mulai merasakan ada seseorang yang menyentuh tangan ku, dia seperti sedang meraba tanganku untuk memastikan apakah aku pasangannya atau bukan. Aku tidak langsung membalas sentuhan tangannya, yang ada di pikiran ku saat ini, bagaimana jika laki-laki di depan ku ini bukan Rangga, dan juga wanita mana yang akan Rangga sentuh nantinya.

     Sentuhan tangannya semakin lama semakin lembut, dia seperti ingin mendekat namun aku sedikit menjauh, aku takut dia bukan Rangga. Tapi, ada aroma parfum yang tidak asing dari laki-laki di hadapan ku ini. Setelah beberapa saat terdiam, aku meyakinkan diriku bahwa laki-laki yang ada di hadapanku ini adalah Rangga.

     Masih di posisi yang sama, kami masih saling berpegangan tangan menunggu aba-aba dari pembawa acara, untuk melepas penutup mata yang menghalangi ini.

    Entah kenapa aku merasakan kehangatan saat tangannya menyentuh tangan ku, bukannya menolak aku malah membalas sentuhannya, ada perasaan senang dan ragu datang secara bersamaan.

    "Sepertinya semua pasangan sudah yakin dengan pilihannya masing-masing, kalo begitu kita akan hitung mundur untuk membuka penutup matanya. Hitung mundur di mulai, TIGA....DUA....SATU...."

   Aku siap...

   "Aku seneng gak salah pilih..." Kata Rangga setelah membuka penutup matanya.

   "Aku juga..." Jawab ku sembari menatap Rangga dengan senyuman.

   Setelah itu kami duduk ke tempat semula untuk mengetahui siapa pemenang nya. Tapi, lagi-lagi tangan ku tidak pernah lepas dari genggaman nya.

   "Pasangan yang memenangkan permainan kali ini, di menangkan oleh Rangga dan Hana. Selamat untuk mas Rangga dan juga Mbak Hana, untuk hadiah akan di bagikan setelah acara selesai.."

   Aku dan Rangga hanya saling tatap, masih tidak percaya dengan apa yang di beritahukan oleh pembawa acara. Sementara itu, pandangan semua orang tertuju kepada kami, mereka semua melihat kami dengan senyuman ramah, begitupun dengan aku dan Rangga yang kembali membalas dengan senyuman.

   Jam sudah menunjukkan pukul 15.10, acara akan di lanjutkan lagi setelah sholat ashar, Kini aku dan Rangga kembali ke kamar kami untuk beristirahat. Setelah memasuki kamar, yang terlintas di pikiran ku saat ini adalah ketika Rangga hampir mencium ku, ekspresi wajah nya saat itu sangat serius, membuat ku sedikit takut, namun sepertinya rasa penasaran ku lebih besar.

   "Mau mandi lagi?" Tanya Rangga sembari membuka kancing kemejanya satu persatu.

   Aku yang menyadari nya langsung berpaling dan menuju ke kamar mandi tanpa menghiraukan perkataan Rangga. Aku rasa Rangga sedikit bingung dengan sikapku ini.

   Selesai mandi aku hendak memakai handuk. Tapi, karena terburu-buru mengindari Rangga, aku jadi lupa membawa handuk ke kamar mandi.

   Aku hanya terdiam di dalam kamar mandi memikirkan bagaimana caranya aku mengambil handuk dalam keadaan seperti ini, sedangkan di luar ada Rangga. Aku benar-benar bingung.

   "Sayang, coba kamu buka pintu kamar mandi nya sedikit aja, biar bisa ngambil handuknya.." Kata Rangga sembari mengetuk pintu kamar mandi.

   "Tapi jangan ngintip ya.." Jawab ku sedikit ragu untuk membukakan pintu.

   "Iya tenang aja.."

   Akhirnya yang di butuhkan dapat juga, Rangga benar-benar menepati perkataan nya, dia tidak mengintip ku sedikit pun.

   Setelah selesai mandi, aku dan Rangga melaksanakan sholat ashar terlebih dulu sebelum mengikuti acara selanjutnya.

****
   "Permainan kedua yang akan di mainkan oleh para pasangan adalah, permainan cari potongan hati, kali ini para pasangan akan sedikit berkeliling di sekitar Vila untuk mencari potongan hati yang tersembunyi. Setelah mendapatkan kedua potongan hati, pasangan boleh kembali dan mengumpulkan nya kepada saya selaku pembawa acara, terimakasih.."

   Di mana aku harus mencari potongan hati yang tersembunyi.

   "Sayang, kayaknya kita harus cari di sekitar taman deh.." Kata Rangga sembari melihat sekeliling.

   "Yaudah, kita cari di taman.." Jawabku langsung menuju ke halaman taman.

    Sesampainya di halaman taman, aku dan Rangga mulai mencari potongan hati yang tersembunyi di balik dedaunan. Usaha kami tidak sia-sia, setelah cukup lama mencari, akhirnya potongan hati bisa kami temukan, beberapa pasangan yang lain juga sudah mendapatkan apa yang harus mereka cari. Setelah itu kami kembali dan duduk di tempat semula.

   "Sepertinya di permainan kali ini, semua pasangan berhasil menemukan potongan hati. Sebetulnya permainan ini tidak akan ada pemenang nya, tapi hanya untuk mengabadikan momen keromantisan para pasangan yang ikut dalam permainan kali ini. Mengingat jam sudah menunjukkan pukul 16.15, saya undur diri terlebih dulu sebelum ke acara selanjutnya, terimakasih.."

   "A' Rangga sama teh Hana mau gak liat pemandangan di belakang Vila, di sana ada kebun teh.." Kata David setelah menghampiri ku dan Rangga.

   "Sayang kamu mau gak liat kebun teh?" Tanya Rangga sebelum menjawab ajakan David.

   "Mau..." Jawab ku singkat

   "Yaudah ayo atuh, para tamu yang lain teh udah pada ke sana.." kata David lagi, lalu dia pergi mendahului kami.

   "Indah ya pemandangan nya.." Kataku setelah sampai di kebun teh yang cukup luas.

   "Iya indah kaya kamu..."

   "Maksudnya..."

   "Kamu sama kaya pemandangan ini, selalu indah ketika di lihat.."

   Aku hanya tersenyum mendengar perkataan Rangga, aku rasa dia akan sering menggombal nantinya.

   Cukup lama kami berkeliling di kebun teh, sampai akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke kamar.

    "Sayang, kamu ganti baju dulu aja, acaranya masih lama, sekitar jam delapan baru mulai lagi.." Kata Rangga sembari mencari sebuah kaos di lemari.

   "Yaudah, kalo gitu aku ganti baju dulu ya..." Jawabku sambil menuju kamar mandi.

    Tapi lagi-lagi tangan Rangga menghentikan langkahku, tanpa berbicara Rangga langsung mencium bibir ku, ada rasa ingin memberontak, tapi tiba-tiba seluruh tubuhku lemas, semakin lama Rangga semakin kasar membuat ku tidak bisa bernafas.

   "Kalo ciuman jangan lupa napas.." Kata Rangga sembari mengusap pipiku.

   "Maaf.."

   "Gak papah nanti juga terbiasa, masih ada banyak waktu buat latihan.."

    Masih banyak waktu, itu artinya...

    Entah apa yang sedang Rangga mimpikan di dalam tidurnya sekarang ini, aku rasa Rangga benar-benar akan meminta hak nya malam ini. Aku tidak boleh takut, lagi pula Rangga adalah suamiku.

****
   Tidak terasa waktu terus berjalan, kini aku dan Rangga sedang menyaksikan api unggun sambil menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Tetap Di sini bersama para tamu yang lainnya.

   Saat aku sedang asik bernyanyi tiba-tiba saja tangan Rangga sudah berada di bahuku, dengan perlahan Rangga menyandar kan aku di bahunya. Suhu tubuh Rangga benar-benar hangat.

   "Sebelumnya saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih, untuk temen-temen semua yang berkenan hadir di acara saya yang sederhana ini, dan ikut memeriahkan acara satu tahun pernikahan saya dan juga istri saya, sekali lagi terimakasih, mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, mengingat waktu semakin malam, kita akhiri saja acara ini, selamat malam dan selamat beristirahat.."

   Dugaan ku benar, malam ini Rangga benar-benar akan meminta haknya, dia sangat agresif kali ini, Rangga mendorong ku ke tepi tembok sambil terus menciumi ku. Entah berapa lama Rangga mencium ku, sampai akhirnya dia benar-benar melakukannya, Rangga benar-benar melakukan hal yang selama ini dia tunggu sebagai seorang suami, aku tidak bisa menolak atas apa yang dia lakukan padaku, sentuhan nya, napas memburu nya, semuanya, aku tidak bisa menolak.

~Bersambung

   

  

 

 

Suamiku Berkursi Roda {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang