Bagian 29

8K 206 6
                                    

Rekaman cctv

     Pagi menjelang siang aku dan Rangga sudah bersiap-siap untuk membersihkan gudang dan mencari laptop lama Rangga, sebenernya aku rasa tidak ada yang perlu di bersihkan, karena gudang ini sudah terlihat rapih dengan beberapa kardus besar dan beberapa kardus kecil yang berisikan barang-barang Rangga.

    "Sayang..kamu bukain kardus kecil aja ya, seinget aku ada beberapa barang elektronik yang aku taruh di sana.." Kata Rangga sembari membuka kardus yang berukuran cukup besar.

    Aku hanya mengangguk menanggapi perkataan Rangga, setelah itu aku mulai membuka salah satu kardus yang berukuran sedang. Setelah di buka, kardus ini berisikan beberapa buku yang cukup tebal, dan setelah di lihat lagi, ternyata buku-buku ini adalah buku untuk pengusaha, sepertinya buku ini tidak terlalu cocok dengan ku, walaupun aku sangat suka membaca, tapi buku ini memang cocok untuk Rangga. Tidak semua orang mau membaca buku seperti ini.

    Setelah cukup lama aku mencari, tidak ada laptop yang Rangga cari, begitupun dengan Rangga yang masih belum juga menemukan nya. Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11.45, Rangga memutuskan untuk menghentikan aktivitas nya, begitu juga dengan aku. Sebelum kami pergi, aku sempat melihat ke sekeliling dan pandangan ku tertuju pada sebuah kotak kayu berukuran sedang yang terletak di pojok ruangan.

    "Sayang, itu kotak apa?" Tanya ku sambil menunjuk ke pojok ruangan. Jangan heran, aku sekarang mulai membiasakan diri untuk panggilan romantis ini.

    "Astaga kenapa aku bisa lupa, itu kan kotak tempat aku nyimpen laptop lama aku.." Jawab Rangga sambil bergegas menghampiri kotak itu.

   "Kayaknya kekunci." Kataku sembari memperhatikan kotak itu yang kini berada di tangan Rangga.

   "Iya ini kekunci, kalo gitu aku simpen dulu kotak nya, sambil mikirin gimana cara bukannya nanti.." Ucap Rangga sambil bergegas menuju keluar dengan sebuah kotak di tangannya.

****
   Sesampainya di ruang kerja Rangga, kami hanya fokus kepada kotak itu, bagaimana cara membukanya. Jika Rangga membukanya dengan paksa, ada kemungkinan barang di dalam kotak itu akan rusak.

    Saat kami sedang di sibukkan dengan sebuah kotak, tiba-tiba saja ketukan pintu menghentikan aktivitas kami. Seperti biasa, Rangga akan bergegas lebih cepat dari ku untuk membuka pintu.

    "Selamat siang, dengan saudara Rangga?" Ucap seseorang yang mengenakan seragam berwarna coklat, dan dua orang di belakangnya yang juga berseragam coklat. Bisa di tebak bukan siapa mereka?

   "Iya saya sendiri, ada apa bapak mencari saya?"

    "Apakah saudara Nanda Olivia adalah orang yang bersangkutan dengan anda?"

   "Iya betul pak.."

    "Malam tadi pukul sepuluh malam, kami menemukan saudara Nanda meninggal dalam keadaan tergantung di kamar mandi tempat para narapidana, kami sudah memakamkan saudara Nanda di pemakaman umum tadi pagi sekitar pukul tujuh, mungkin itu saja yang ingin saya sampaikan, dengan meninggalnya tahanan, maka kasus ini dianggap selesai."

    Setelah pembicaraan itu, beberapa polisi yang datang ke rumah kami langsung pergi, begitupun dengan Rangga yang kini sudah terduduk di ruang tamu, raut wajah nya terlihat sangat datar, apa dia merasa sedih?

   "Sayang, apa kamu merasa kehilangan?" Tanyaku sambil menepuk bahunya pelan.

   "Aku gak merasa kehilangan sama sekali, aku malah merasa ini semua gak adil buat temen aku, Nanda mengakhiri hidupnya untuk mengindari hukuman.." Kata Rangga sambil menatap ku.

   Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, ketika Rangga menginginkan kasus ini cepat selesai, kasus ini benar-benar selesai dengan pergi nya Nanda.

Suamiku Berkursi Roda {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang