2

351 34 15
                                    

Ryujin masuk ke mobil dengan raut muka yang tidak senang, setelah pertemuannya dengan jisoo di gerbang sekolah.

"Wae? Kenapa ekspresimu seperti itu? Apa ada yang menganggumu?" Tanya jinyoung sambil merapikan rambut ryujin yang berantakan.

"Appaa. Aku tidak ingin bersekolah disini lagi"

"Gapjagi? Wae? Apa ada yang mengganggumu? Appa akan sampaikan ke pihak sekolah" Jinyoung menatap bingung ryujin yang masih memasang muka tak senang.

Ryujin menghela napas "Aniya.. amugetdo aniya"

"Waee? Lalu kenapa kau cemberut seperti ini?"

Ryujin menghadap jinyoung dan menatap ayahnya itu dengan seksama.

"Appa kenapa kau tidak menikah saja dengan nayeon ahjumma?"

"Hug hug hug!!..." jinyoung tersedak atas pertanyaan tiba-tiba dari ryujin.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Appa dan nayeon ahjumma hanya berteman untuk urusan bisnis." Jinyoung menjentik kepala ryujin dengan gemas.

"Aaawww"

"Appa payah. Nayeon ahjumma menyukaimu kau tidak tau?" Ucap ryujin memegang kepalanya.

"Hahahha kau ini ada-ada saja"

"Aku akan sangat senang jika memiliki saudara perempuan seperti yuna"

"Meogo meogo.." jinyoung memberikan vitamin kepada ryujin sebelum anak itu mulai berbicara yang tidak-tidak.


♡♡♡

Hyunjin masuk kedalam mobil dengan perasaan campur aduk. Setelah bertahun-tahun terpisah ryujin yang sangat dia rindukan itu berubah menjadi perempuan yang tak dia kenal. Dia sangat senang mengingat setelah sekian lama dia akhirnya bertemu dengan saudaranya itu. Di sisi lain hatinya sakit begitu ryujin tak menganggapnya saudara. Dan yang lebih menyakitkan adalah perlakuan ryujin yang kasar pada ibu mereka sendiri. Ibu yang melahirkan mereka berdua di hari yang sama, bahkan ryujin tak menganggap jisoo ibunya.

"Eommaa.."

"Hmm?" Jisoo menatap hyunjin.

"..gwencanha?"

Jisoo tersenyum menatap hyunjin dan memegang tangannya, "eomma gwencanha"

Hyunjin hanya membalas sekilas senyum dari ibunya. Dia mengalihkan pandangannya ke jendela. Dia sangat tau ibunya ini sedang tidak baik-baik saja.

Dari kecil hyunjin sangat tau apa yang ibunya rasakan. Sebagai anak laki-laki, dia berusaha melindungi ibunya apapun situasinya, pesan itu disampaikan sang ayah setelah perpisahan mereka. Dia selalu ingat akan pesan itu, dia harus bertanggung jawab sepenuhnya atas ibunya. Apapun keadaan dia akan melindungi ibunya itu.

Dia paham ibunya selalu menyembunyikan sesuatu yang tidak perlu dia ketahui agar dia tidak khawatir. Dia tidak menyalahkan jika ibunya berbohong, dia hanya perlu meyakinkan bahwa itu adalah yang terbaik untuknya.

"Bagaimana sekolahmu? Apa kau menyukainya?" Tanya jisoo pada hyunjin.

Hyunjin hanya mengangguk.

"Jal haess-eo" Jisoo mengelus kepala hyunjin.

"Aahh, tadi appa menelpon, dia menanyakan apa kau menginginkan sesuatu? Besok dia akan pulang dari kanada"

"Appa?"

Jisoo mengangguk.

Hyunjin menggeleng.

"Wae? Kau tidak menginginkan apa-apa?"

Piece By Piece [JINJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang