Ryujin menghentakkan sumpitnya ke meje.
"Appa masih menganggapku anak kecil yang tidak perlu tau apapun?"
Jinyoung menghela napas.
"Bukan seperti itu""Lalu apa? Kau bahkan tak ingin memberitahuku apapun tentang pertemuanmu tadi. Itu sama saja membuatku berpikir bahwa kalian memiliki hu-"
"Itu bukan seperti yang kau pikirkan" ucap jinyoung.
Ryujin berdiri
"Anjaa" ucap jinyoung.
"Aku sudah kenyang" Ryujin membungkuk dan pergi meninggalkan jinyoung yang masih terdiam di meja makan.
"Eodigaa?" Melihat ryujin berjalan keluar.
Ryujin tidak menjawab pertanyaan jinyoung. Membuat jinyoung hanya menghela napas. Dia memilih diam dan tak akan mengusik ryujin karena dia tau ryujin butuh waktu untuk menenangkan dirinya.
Ryujin berjalan menuju kedai ramem favoritnya dan menelpon yeji untuk menemaninya karena dia benci makan sendiri. Kedai itu berada di pinggir jalan dan hanya buka pada malam hari. Maka dari itu dia menyuruh yeji cepat datang karena dia tidak ingin makan tergesa-gesa hanya karena terpotong jam malam mereka.
Ketika sedang menunggu yeji, ryujin melihat seekor anjing yang berada di tepi jalan. Anjing itu terlihat sangat gelisah, membuat ryujin menghampirinya. Dia melihat seokor anjing putih tua. Ryujin membungkuk dan mengelus anjing itu. Anjing itu terlihat sedih dan cemas.
"Aigoo kenapa kau sendiri disini?" Ryujin mengelus kepala anjing itu dan melihat kalung hitam dengan bandul emas yang tidak asing dia lihat. Lalu ryujin pun melihat seksama tulisan di bandul itu.
"Dalgom???" Ucapnya tak percaya.
"Kenapa kau sendiri disini dalgomie?" Tanya ryujin panik. Dia tetap mengelus kepala dalgom lembut.
"Kau sudah tua dalgomie" ucap ryujin sambil memeluk dalgom dengan sayang, dia sangat merindukan dalgom yang dulu sering menghabiskan waktu bermain bersama saat keduanya masih kecil."Dalgomaaa!!" Teriak jisoo panik mencari dalgom. Langkahnya terhenti setelah melihat anjing kesayangannya bersama seseorang yang sangat dia tak sangka adalah ryujin.
Jisoo berjalan menghampiri dalgom dan ryujin. Dia mengelus kepada dalgom "Kemana saja? Aku mencarimu, kau membuatku khawatir dalgoma" Tanyanya pada anjing itu.
"Ryujin-aa gumawo, eomma neun-"
"Seharusnya kau menjaga anjing ini dengan baik"
Jisoo terdiam
"Kau tau betapa sangat berbahaya anjing seperti dalgom berada di jalan sendiri seperti tadi? Bahkan dia terlihat sedih dan tak tau arah"
Jisoo menghela napas. "Maka dari itu eomma berterima kasih padamu yang sudah menyelamatkan dalgom"
Ryujin tidak membalas ucapan terima kasih jisoo. Dia berjalan meninggalkan jisoo, namun jisoo cepat menahan tangannya "Eodiaa? Apa kau ingin makan ramyeon? Eomma gachi kajja"
Ryujin melepaskan tangan itu.
"Aku sudah tidak nafsu"Ryujin berbalik dan berjalan dengan suasana hati yang buruk kearah zebracross hendak menyebrang jalan. Dia tidak menyadari lampu merah akan segera berganti menjadi hijau.
"RYUJIN-AA ANDWE!!"
Seorang pengendara motor tak sengaja menabrak ryujin di pinggir jalan karena kejadian begitu cepat, sehingga membuat ryujin terjatuh ke aspal dan pingsan.
"RYUJIN-AAA!!!" Jisoo menghampiri ryujin. Beberapa orang menolong untuk membantu jisoo membawa jisoo ke taksi karena segera dia bawa ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece By Piece [JINJI]
Fanfiction[On Going] 'BAAM!!' Ryujin menutup pintu itu dengan kencang. Jinyoung masuk menyusul Ryujin yang menangis di bawah selimutnya. "Ryujin-aa. Appa mianhe" Ryujin tak membalas ucapan jinyoung. "Appa tau apa yang kau rasakan, tapi kau tidak seharusnya be...