Jisoo mengetuk kamar hyunjin, lalu dia membuka perlahan pintu itu dan melihat hyunjin sedang membaca di meja belajarnya. Jisoo berjalan menghampiri hyunjin yang sedang fokus membaca, kemudian mengelus kepala hyunjin lembut.
"Hyunjin-aa,, mianhae"
Hyunjin lalu berhenti membaca dan menatap ibunya.
"Eomma tidak bermaksud menyalahkanmu, hanya saja eomma tidak ingin kalian bertengkar"
Hyunjin masih diam mendengarkan perkataan jisoo.
"Tidak ada satu orang tua pun di bumi ini yang senang melihat anak-anaknya bertengkar. Itu akan membuat mereka sedih"
Hyunjin berdiri dan memeluk ibunya.
"Mianhae eomma, aku hanya tidak suka dengan perkataan ryujin"Jisoo mengangguk cepat, menandakan dia paham apa yang hyunjin maksud. Tak susah membujuk hyunjin yang sedang kesal atau marah. Dia tau betul hyunjin sangat menyayanginya sehingga tidak butuh waktu lama untuk membujuk anak itu untuk tidak marah lagi.
Sekarang dia hanya ingin memastikan anak ini baik-baik saja, tidak seperti dirinya sekarang yang masih sedih membayangkan kejadian siang tadi.
Disisi lain jinyoung berusaha membujuk ryujin yang tidak ingin berbicara dengannya pasca kejadian siang tadi. Hingga malam hari ketika ryujin sudah dipulangkan untuk melanjutkan perawatan di rumah.
"Apa kau ingin makan ? Bagaimana dengan hobakjuk?" Tanya jinyoung. Sementara ryujin hanya diam dan sibuk sendiri.
"Ryujin-aa" jinyoung memegang tangan ryujin, untuk membuat ryujin menatapnya.
"Appa mianhae. Eoh?? Hmm appa hanya tak suka melihat kalian bertengkar"
"Dia yang memulai duluan" ucap ryujin akhirnya.
Jinyoung mengangguk paham "Neee, hyunjin memang yang memulai, tapi kau jangan bersikap atau bertindak seperti itu lagi, oke? Appa tidak pernah mengajarkan kalian seperti itu"
Ryujin kembali diam, dia tidak akan berjanji hal yang seperti itu. Dia hanya bersikap seharusnya kepada saudaranya itu, apa yang salah pikirnya.
"Dan juga Appa tau kau membenci eomma mu, tapi bersikap baiklah padanya. Bagaimanapun juga dia ibu yang melahirkanmu. Kau tau betapa sangat kesakitannya dia saat melahirkan kalian, yang dia lahirkan tidak 1 bayi, tapi 2 bayi. Kau bisa bayangkan betapa sedihnya dia saat melihat anaknya tak menyukainya?"
Ryujin memalingkan wajahnya begitu jinyoung menyinggung tentang jisoo.
"Apa kau mau hobakjuk?" Tanya jinyoung begitu dia melihat ekspresi tak suka ryujin begitu dia menyinggung tentang jisoo.
Ryujin mengangguk. Tidak baik dia menolak tawaran ayahnya ini, ketika perutnya juga menjerit minta diisi.
"Baiklah, kau istirahat saja disini, appa akan membuatkan hobakjuk untukmu" jinyoung mengecup kepala ryujin dan pergi keluar.
♡♡♡
"Lihat siapa yang datang!" Seru sehun girang ketika melihat jisoo akhirnya datang mengunjunginya di penjara.
Jisoo diam dan memasang wajah datar menatap sehun."Ada apa dengan wajahmu? Kau sedih aku berada disini?"
Jisoo memutar bola matanya mendengar perkataan sehun yang tak masuk akal. Ia lalu mengeluarkan kertas dari tasnya dan memperlihatkan kepada sehun.
"Surat cerai? Hahahaha" sehun sejenak tertawa dan berhenti lalu berkata "Jangan harap".
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece By Piece [JINJI]
Fanfic[On Going] 'BAAM!!' Ryujin menutup pintu itu dengan kencang. Jinyoung masuk menyusul Ryujin yang menangis di bawah selimutnya. "Ryujin-aa. Appa mianhe" Ryujin tak membalas ucapan jinyoung. "Appa tau apa yang kau rasakan, tapi kau tidak seharusnya be...