"Selamat datang pimpinan park" sapa sehun menjabat tangan jinyoung.
"Selamat atas terpilihnya anda menjadi pimpinan baru YoungSang Group Park Jinyoung Hoejangnim" sehun sedikit membungkuk memberi hormat pada jinyoung karena telah terpilih menjadi penerus sang ayah di perusahaan besar yang bahkan tak pernah dia bayangkan akan memimpinnya.
Jinyoung tersenyum.
"Kamsahammida""Baik saya akan memperkenalkan pimpinan Cz Sky yang saya tunjuk, park chanyeol isanim, dan kang seung yoon daepyonim" sehun memperkenalkan direktur dan wakil direktur yang dia percaya untuk memegang proyek Cz Sky yang dia dirikan ini.
Baik chanyeol dan seungyoon sama-sama membungkuk memberi hormat pada jinyoung. Jinyoung membalas dengan menjabat tangan keduanya.
"Mohon kerja samanya" ucap jinyoung begitu menyalami mereka berdua."Yeobo..." sehun memanggil jisoo yang terlihat sedang melamun.
"Dan perkenalkan ini istri saya. Kim Jisoo" sehun memperkenalkan jinyoung pada jisoo.
Jinyoung dan jisoo sama-sama menundukkan kepala menyapa satu sama lain. Entah bagaimana menggambarkan perasaan mereka berdua setelah perpisahan mereka bertahun- tahun silam.
"Baik mari kita mulai saja acara ini" sehun memberi kode kepada karyawannya untuk memulai peresmian perusahaan ini.
Acara peresmian dimulai, jinyoung menjadi salah satu orang untuk menggunting pita peresmian. Setelah itu, dia bercengkrama dengan banyak pimpinan-pimpinan perusahaan besar yang datang pada acara tersebut. Namun dia tidak menyadari seseorang yang tengah memperhatikannya sejak tadi.
Sangat banyak pertanyaan yang bermunculan di kepala Jisoo. Semua pertanyaan tersebut berpusat, bagaimana jinyoung bisa berada pada posisinya sekarang? Jinyoung bahkan sangat disegani oleh berbagai kalangan yang menjelaskan posisinya sekarang merupakan orang yang penting di jajaran pembisnis.
Dibalik rasa penasaran yang memenuhi kepalanya, jisoo merasa senang jinyoung bisa berada pada tahap ini. Dia senang jinyoung yang sukses. Dia senang baik jinyoung ataupun ryujin terlihat baik-baik sangat bahagia.
Jisoo memberanikan diri untuk datang menghampiri jinyoung yang sedang berbicara dengan salah satu rekan yang dia kenal juga yaitu jackson wang pimpinan perusahaan besar korea-china.
"Aku yakin peluang untuk mendapatkan pasar global akan lebih tinggi.." ucap jackson.
Sementara jinyoung hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"....jadi ku harap kau bisa membaca proposal yang sudah...." jackson mendapat telpon dari seseorang dan pergi menjawab panggilan itu.
Jisoo mengambil kesempatan dengan mengambil gelas wine di meja dekat jinyoung dan datang menghampirinya.
"Olaenmanieyo.." sapa jisoo.
Jinyoung terkejut dan kemudian tersenyum menganggukkan kepalanya.
"Olaenmanieyo" jawab jinyoung.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya jinyoung.
"Seperti yang kau lihat"
Jinyoung menganggukkan kepalanya, memahami perkataan jisoo.
"Neo?"
"Aku baik-baik saja"
Kini jisoo yang menganggukkan kepalanya.
Mereka kembali terdiam, rasa canggung menguasai mereka. Baik keduanya memikirkan pertanyaan yang sangat banyak yang ingin ditanyakan. Tapi semua itu tertahan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa mereka menahan rasa rindu selama ini. Jinyoung berusaha mengontrol perasaannya terhadap jisoo. Setelah perpisahan mereka, jinyoung tak sedikitpun berniat untuk mencari atau bertemu dengan jisoo dan hyunjin. Karena dia takut. Dia takut jika dia akan memberi dampak buruk bagi kehidupan jisoo dan hyunjin kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece By Piece [JINJI]
Fanfiction[On Going] 'BAAM!!' Ryujin menutup pintu itu dengan kencang. Jinyoung masuk menyusul Ryujin yang menangis di bawah selimutnya. "Ryujin-aa. Appa mianhe" Ryujin tak membalas ucapan jinyoung. "Appa tau apa yang kau rasakan, tapi kau tidak seharusnya be...