14

333 44 10
                                    

Jisoo berjalan disepanjang koridor rumah sakit sambil membawa kotak-kotak makanan di tangannya. Dalam hatinya berdebar-debar membayangkan pertemuannya dengan ryujin. Dia perlu menguatkan mentalnya jika nanti ryujin akan menolak untuk bertemu dengannya.

Begitu sampai di depan ruangan ryujin, jisoo menghela napas dalam, mencoba menenangkan dirinya yang gugup setengah mati ini.

Perlahan dia membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati. Setelah pintu itu terbuka dengan lebar, dia tidak menemukan ryujin bahkan semua keadaan di ruangan ini bersih seperti baru saja dirapikan. Jisoo pun bertanya ke meja informasi tentang pasien atas nama ryujin, namun ternyata ryujin sudah pulang malam tadi.

Jisoo melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit dan menginstruksikan kepada supirnya untuk pergi ke kediaman jinyoung yang tentu saja dia tidak tau dimana. Sehingga supirnya harus mencari tahu terlebih dahulu letak kediaman jinyoung lalu melanjutkan perjalanan mereka.

Sesampainya di rumah besar ini, Jisoo benar-benar terkesima dengan apa yang dia lihat. 'Jinyoung pasti sangat bekerja keras untuk mencapai ini semua' batinnya.
Lalu dia berjalan masuk dan disambut oleh beberapa pelayan rumah ini, dan menanyakan keberadaan ryujin, karena tujuan utamanya untuk bertemu ryujin.

Tidak sampai menunggu lama, dia lalu melihat jinyoung keluar menatapnya terkejut, seolah melihat hal yang tidak pernah dia sangka akan terjadi.

Mereka diam cukup lama tanpa mengatakan apa-apa. Hingga akhirnya jisoo memulai percakapan ini.

"Hmm aku membawakan makanan untuk ryujin, ku kira ryujin masih di rumah sakit, ternyata sudah pulang. Jadi aku kesini ingin mengantarkan ini dan melihat kondisinya" jisoo mengangkat kotak makanan yang dia bawa.

"Aaa nee, hmm baiklah lewat sini" jinyoung mengajak jisoo untuk bertemu langsung dengan ryujin.

Jisoo pun mengikuti langkah jinyoung dengan perasaan berdebar-debar, dia sudah sangat siap apabila ryujin tidak menerima kedatangannya.

Mereka berhenti di ruang makan, dia melihat ryujin yang sedang makan dengan seorang perempuan yang sangat dia kenal.

"Appa, siapa yang datang? Apa itu halmeoni?"

"Halmeoni anniya, neo eomma" ucap jinyoung. Sontak membuat ryujin cukup terkejut melihat kedatangan jisoo yang tidak disangka-sangka.

Suasana tanpa suara kembali terjadi di ruangan ini. Cukup lama mereka semua mencerma apa yang terjadi.

"Eoh?? Bukankah ahjumma yang bertemu denganku di depan ruangan ryujin eonnie waktu itu? Ryujin eonnie eomma?" Ucap yuna spontan.

Jisoo merutuki dirinya yang datang diwaktu yang tidak tepat.

"Wah kebetulan sekali hyunjin eommonie datang, ryujin masih sangat lapar setelah menghabiskan makanan ini. Tapi sayang aku harus pergi segera karena ada pertemuan mendadak. Yuna gajja. Ryujin-aa cepat sembuh" ucap nayeon mencium ryujin.

"Kapjaggi-" ucap yuna yang belum sempat membela diri karena ibunya yang menariknya cepat.

"Gumawo" ucap jinyoung begitu nayeon akan pergi.

Nayeon tersenyum "Kembalikan kotak-kotak makananku secepatnya" ucap nayeon menepuk lengan jinyoung dan berlalu pergi.

Sementara ryujin masih diam di tempatnya mencerna apa yang baru saja terjadi. Baik jinyoung ataupun jisoo sama-sama tidak berani bersuara. Mereka hanya melihat reaksi ryujin terlebih dahulu.

Ryujin menghela napas dalam. "Ada apa eomma kemari?" Tanya ryujin pelan.

"Eomma mu membawakan makanan untukmu, dan ingin mengetahui kondisimu saat ini" jawab jinyoung.

Piece By Piece [JINJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang