Hyunjin mengajak ryujin turun di sebuah rumah. Yang tentu saja ryujin mengenal baik rumah ini. Rumah yang dulu dia tempati di masa yang paling menyenangkan di hidupnya.
Hati ryujin berdetak, dia sangat merindukan rumah ini. Langkah hyunjin menyadarkannya.
Mereka memasuki rumah itu. Masih rapi, sangat terawat, semua barang masih sama seperti ryujin lihat terakhir. Hyunjin duduk di sofa.
"Semua dugaanmu tentang eomma itu salah" hyunjin membuka suara.
"Tidak ada ibu yang bisa memilih anaknya yang akan tinggal bersamanya atau yang harus dia tinggalkan. Appa lah yang menyuruhku untuk tinggal bersama eomma dan bertanggung jawab untuk menjaga eomma"
Ryujin mengikuti hyunjin yang duduk di sofa. Sofa yang dulu juga masih sangat terjaga.
"Setelah meninggalkan rumah ini, jangan dikira hidup kami bahagia seperti yang kau bayangkan"
Hyunjin menghela napas "justru sebaliknya..."
"Aku bisa melihat eomma selalu berpura-pura semuanya baik-baik saja padahal aku tau itu tidak"
"Setelah melewati berbagai halangan untuk melihat rumah ini, betapa terkejutnya dia mengetahui kalian tidak di rumah ini lagi"
"Jangan berpikir eomma tidak mencarimu dan appa. Begitu melihat rumah ini sudah tidak kalian huni, dia sangat terpukul, dia seperti orang gila yang mencari kalian kemana-mana"
"Beberapa hari eomma hanya menangis di rumah ini walaupun di rumah seperti tidak terjadi apa-apa. Eomma juga setiap hari mencari kalian walaupun hasilnya sia-sia."
Hyunjin mengajak ke sebuah kamar, kamar ryujin.
Begitu di buka, ryujin bisa melihat kamarnya yang masih rapi dan tertata dengan baik dengan begitu banyak kotak hadiah di atas meja.
Hyunjin membiarkan ryujin melihat kamarnya. Dia meninggalkan ryujin sendiri di dalam kamar, memberi ruang untuk ryujin kembali mengingat masa lalu dan berharap ryujin mengerti apa yang dia jelaskan tadi.
Ryujin berjalan ke tempat tidur yang dipenuhi dengan kotak hadiah. Dia membuka salah satu kotak hadiah itu. Sepaket mainan masak-masakan anak-anak yang terdiri dari kompor, wajan, spatula, daging, sayur dan lain-lain. Dia membuka surat yang ada di dalam kotak itu.
Ryujin
Selamat ulang tahun putriku ryujin... apa kabar sayang? Ryujin dimana? Eomma dan hyunjin merindukanmu, apa kamu sehat? Eomma belikan mainan ini karena kamu ingin menjadi koki kekeke.
Semoga ryujin tumbuh menjadi gadis yang cantik, pintar dan baik hati.
Sekali lagi selamat ulang tahun, jangan lupa jaga kesehatan
♡ Eomma
Ryujin membuka satu persatu hadiah yang ada di atas kasurnya. Membaca satu persatu surat yang ada di dalam kotak-kotak hadiah itu. Hadiah dari ibunya dan hyunjin.
Pandangan ryujin tertuju pada sebuah lukisan bulan di canvas. Dia mengambil surat yang diselipkan di belakang lukisan itu.
Untuk ryujin
Selamat ulang tahun ke-10
Ryujin-naa aku membuat lukisan bulan ini untukmu. Aku tau kau sering takut jika terbangun malam hari. Aku berharap bulan ini bisa mengusir ketakutanmu.Aku melukis ini sendiri, tidak dibantu eomma ya. Semoga kau menyukainya.
Hyunjin
Ryujin tersenyum membaca surat dari hyunjin. Dia lalu membuka hadiah lainnya. Satu per satu surat dia baca. Air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi. Dia menangisi setiap kenangan yang dibuat oleh ibunya dan kembarannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece By Piece [JINJI]
Фанфик[On Going] 'BAAM!!' Ryujin menutup pintu itu dengan kencang. Jinyoung masuk menyusul Ryujin yang menangis di bawah selimutnya. "Ryujin-aa. Appa mianhe" Ryujin tak membalas ucapan jinyoung. "Appa tau apa yang kau rasakan, tapi kau tidak seharusnya be...