Lama mereka terdiam menunggu wali dari ryujin. Jisoo tak bisa melepaskan pandangannya dari ryujin. Hatinya sangat senang melihat ryujin yang tumbuh menjadi gadis cantik dan sehat ini.
Ryujin pun memilih untuk membaca majalah yang terletak di meja, dari pada dia harus memandang jisoo dan hyunjin.
'Tok tok tok'
'Ceklek' pintu terbuka. Memperlihatkan seorang wanita cantik yang juga sama cemasnya dengan jisoo tadi.
"Ahjumma,," ryujin berdiri dan memeluk nayeon yang masih terengah-engah.
"Ryujin-ie wae? Gwenchana?"
Ryujin tersenyum. "Nan gwenchana"
"Wali ryujin?" Tanya kepala sekolah.
Nayeon menatap ryujin. "Appa-neun?"
"Aku tidak memberitahunya" ryujin berbisik pada nayeon.
"Aah nee seonsaengnim"
"Baiklah, aku akan menjelaskan sedikit permasalah ini. Hyunjin dan ryujin terlibat perselisihan pendapat sehingga membuat mereka bertengkar dan hyunjin tidak sengaja berjalan mundur dan tidak menyadari tangga dibelakangnya"
"Jinjja? Omo" nayeon memperhatikan hyunjin dengan balutan perbannya. Dia kemudian menatap jisoo dan membungkuk ramah.
"Jadi kami disini ingin menyelesaikan permasalahan yang ada agar kedepan tidak terjadi hal yang seperti ini lagi" ucap kepala sekolah.
"Hyunjin-aa ryujin-aa, jadi kudengar permasalahan kalian karena makanan. Apa itu benar?"
Baik ryujin ataupun hyunjin sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari kepala sekolah mereka.
"Nee karena kalian tidak menjawab, kuanggap benar"
"Baiklah, aku akan mengatakan perkelahian adalah hal yang sangat tidak bisa dibiarkan, apalagi perkelahian yang dikarenakan makanan itu adalah hal--" kepala sekolah menjelaskan dampak dari suatu perkelahian, tak lupa dia menjelaskan tentang hal hal yang dapat memicu perkelahian serta cara mencegah agar tidak terjadi perkelahian antara anak sekolah.
"...jadi aku harap sekarang kalian berbaikan dan saling memaafkan atas hal yang terjadi dan berjanji tidak akan mengulanginya"
Hyunjin dan ryujin masih diam. Tak merespon ucapan kepala sekolah.
"Hyunji-aa ucapkan maaf pada ryujin" ucap jisoo.
"Aku tidak salah eommmaa" hyunjin menatap jisoo dingin.
Jisoo seketika terdiam atas jawaban hyunjin.
"Aahh nee ryujin-aa ucapkan maaf padanya, kasihan dia suda-"
"Ahjumma aku tidak salah apa-apa. Kenapa aku harus minta maaf?" Ucap ryujin.
Nayeon sama terdiam. Dia tidak tahu harus seperti apa sekarang. Ryujin bukan anaknya, jadi dia tidak bisa memaksanya untuk melakukan apapun perkataannya. Jika dalam situasi ini adalah yuna, mungkin nayeon sudah menyuruhnya meminta maaf, karena bagi nayeon salah atau tidaknya kita permintaan maaf jauh lebih berguna untuk menyelesaikan masalah seperti sekarang.
"Seonsaengnim.. kurasa permasalahan ini tidak perlu diperbesar. Kami tau mungkin anak-anak sekarang masih sensitif, jadi mungkin berdampak pada pertemanan mereka. Aku yakin dan percaya mereka berdua adalah anak yang baik, jadi mari kita sudahi saja" ucap jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece By Piece [JINJI]
Fanfiction[On Going] 'BAAM!!' Ryujin menutup pintu itu dengan kencang. Jinyoung masuk menyusul Ryujin yang menangis di bawah selimutnya. "Ryujin-aa. Appa mianhe" Ryujin tak membalas ucapan jinyoung. "Appa tau apa yang kau rasakan, tapi kau tidak seharusnya be...